Eksposisi 1 Yohanes 2:1-2
Eksposisi 1 Yohanes 2:1-2 . 1 Yohanes 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.
Orang Arminian menafsirkan bahwa:
1. Kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang percaya’.
2. Kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘semua orang’.
Adam Clarke (tentang 1Yohanes 2:2): “‘And not for ours only.’ It is not for us apostles that he has died, nor exclusively for the Jewish people, but peri holou tou kosmou, for the whole world, Gentiles as well as Jews, all the descendants of Adam. The apostle does not say that he died for any select part of the inhabitants of the earth, or for some out of every nation, tribe, or kindred; but for ALL MANKIND: and the attempt to limit this is a violent outrage against God and his word” (= ‘Dan bukan untuk dosa kita saja’. Bukan hanya untuk kita rasul-rasul bahwa Ia telah mati, juga tidak secara exklusif untuk bangsa Yahudi, tetapi peri holou tou kosmou, ‘untuk seluruh dunia’, non Yahudi maupun Yahudi, semua keturunan Adam. Sang rasul tidak mengatakan bahwa Ia mati untuk bagian pilihan manapun dari penduduk bumi, atau untuk sebagian dari setiap bangsa, suku bangsa, atau kaum; tetapi untuk semua umat manusia: dan usaha untuk membatasi ini merupakan suatu penghinaan / perkosaan yang hebat terhadap Allah dan firmanNya).
Lenski: “We understand κόσμος in the light of John 3:16 and think that it includes all men, us among them, ... see 2 Pet. 2:1: the Lord bought even those who go to hell. ‘The whole world’ includes all men who ever lived or will live” (= Kita mengerti KOSMOS dalam terang dari Yoh 3:16 dan berpikir / menganggap bahwa itu mencakup semua manusia, ‘kita’ di antara mereka, ... lihat 2Pet 2:1: Tuhan membeli bahkan mereka yang pergi ke neraka. ‘Seluruh dunia’ mencakup semua manusia yang pernah hidup atau akan hidup).
2Petrus 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka”.
Catatan: 2Pet 2:1 ini akan dijelaskan di belakang.
Tetapi orang Calvinist / Reformed menafsirkan bahwa:
1. Kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang percaya dari bangsa Yahudi / orang Yahudi Kristen’.
2. Kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘orang percaya di seluruh dunia (= elect)’.
R. C. Sproul: “The biggest problem with definite or limited atonement is found in the passage that the Scriptures use concerning Christ’s death ‘for all’ or for the ‘whole world.’ The world for whom Christ died cannot mean the entire human family. It must refer to the universality of the elect (people from every tribe and nation) or the inclusion of Gentiles in addition to the world of the Jews. It was a Jew who wrote that Jesus did not die merely for our sins but for the sins of the whole world. Does the word ‘our’ refer to ‘believers’ or to ‘believing Jews’?” [= Problem terbesar dengan penebusan tertentu atau terbatas ditemukan dalam text yang digunakan Kitab Suci mengenai kematian Kristus ‘untuk semua orang’ atau untuk ‘seluruh dunia’. ‘Dunia’ untuk siapa Kristus mati tidak bisa berarti ‘seluruh umat manusia’. Itu harus menunjuk pada ‘keuniversalan dari orang pilihan’ (orang-orang dari setiap suku dan bangsa) atau pemasukan dari orang-orang non Yahudi sebagai tambahan kepada dunia orang-orang Yahudi. Adalah seorang Yahudi yang menulis bahwa Yesus tidak mati semata-mata untuk dosa-dosa kita, tetapi untuk dosa-dosa seluruh dunia. Apakah kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang-orang percaya’ atau ‘orang-orang Yahudi yang percaya’?] - ‘Chosen by God’, hal 206-207.
Apa dasarnya untuk mempercayai penafsiran Reformed tentang bagian ini?
1. Kita perlu tahu kepada siapa surat Yohanes ini ditujukan.
Owen (hal 331) mengatakan bahwa sekalipun seluruh Kitab Suci ditujukan dan berguna bagi seluruh gereja, tetapi ada bagian-bagian dari Kitab Suci yang ditujukan secara khusus kepada orang-orang tertentu atau gereja-gereja tertentu, dan dengan demikian mempunyai tujuan khusus berkenaan dengan orang-orang atau gereja-gereja tersebut.
Surat Yohanes yang pertama ini ditujukan kepada orang Yahudi Kristen.
John Owen: “though we have nothing written expressly denominating them to whom this epistle was primarily directed, ... by clear and evident deduction, it may be made more than probable that it was intended to the Jews, or believers of the circumcision” (= sekalipun kami tidak mempunyai apa-apa yang menyatakan bagi siapa surat ini terutama ditujukan, ... melalui deduksi yang jelas dan nyata bisa terlihat dengan jelas bahwa surat ini dimaksudkan untuk orang-orang Yahudi, atau orang-orang percaya dari golongan orang yang bersunat) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 331.
Alasannya:
a. Yohanes adalah rasul untuk orang Yahudi.
Gal 2:9 - “Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas (Petrus) dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku (Paulus) dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat”.
Karena itu baik Yakobus (Yak 1:1) maupun Petrus (1Pet 1:1) menuliskan suratnya kepada orang-orang Yahudi dalam perantauan / penyebaran (dispersion); sedangkan Paulus menuliskan surat-suratnya kepada orang-orang non Yahudi (Gentiles). Karena itu sangat besar kemungkinannya bahwa rasul Yohanes menuliskan suratnya dengan orang-orang Yahudi Kristen sebagai tujuan utama.
b. 1Yohanes 2:7 - kata-kata ‘perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya’ tidak memungkinkan surat ini untuk non Yahudi, karena orang non Yahudi tidak mempunyai perintah lama.
Kalau memang Yohanes menujukan suratnya kepada orang Yahudi Kristen, maka jelas bahwa kata ‘kita’ dalam 1Yoh 2:2 adalah rasul Yohanes bersama orang-orang Yahudi Kristen tersebut.
1 Yohanes 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.
John Owen: “The opposition that the apostle makes between us and the world in this very place is sufficient to manifest unto whom he wrote. As a Jew, he reckoneth himself with and among the believing Jews to whom he wrote, and sets himself with them in opposition to the residue of believers in the world; and this is usual with this apostle, wherein how he is to be understood, he declares in his Gospel, chap. 11:51,52” (= Pertentangan yang dibuat oleh sang Rasul antara ‘kita’ dan ‘dunia’ di tempat ini adalah cukup untuk menunjukkan bagi siapa ia menulis. Sebagai seorang Yahudi, ia menganggap dirinya sendiri bersama dan di antara orang-orang Yahudi yang percaya, kepada siapa ia menulis, dan mempertentangkan ‘dirinya sendiri bersama mereka’ dengan ‘sisa orang-orang percaya di dunia ini’; dan ini merupakan sesuatu yang biasa bagi sang rasul, dimana ia harus dimengerti sebagaimana yang ia nyatakan dalam Injilnya, pasal 11:51-52) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 331-332.
Yoh 11:51-52 - “(51) Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai”.
John Owen: “‘He,’ saith he, ‘is the propitiation for our sins,’ - that is, our sins who are believers of the Jews; and lest by this assertion they should take occasion to confirm themselves in their former error, he adds, ‘And not for ours only, but for the sins of the whole world,’ or, ‘The children of God scattered abroad,’ as John 11:51-52, of what nation, kindred, tongue, or language soever they were” (= ‘Ia’, katanya, ‘adalah pendamaian untuk dosa-dosa kita’, - yaitu, dosa-dosa kita yang adalah orang-orang percaya dari bangsa Yahudi; dan supaya penegasan ini tidak menyebabkan mereka meneguhkan diri mereka sendiri dalam kesalahan mereka yang semula, ia menambahkan, ‘Dan bukan untuk dosa-dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa-dosa seluruh dunia’, atau, ‘Anak-anak Allah yang tercerai-berai’ seperti dalam Yoh 11:51-52, dari bangsa, keluarga / kaum, bahasa apapun mereka itu) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332.
Catatan: yang dimaksudkan dengan ‘kesalahan mereka yang semula’, adalah pandangan Yahudi / Yudaisme yang mengatakan bahwa keselamatan hanyalah untuk bangsa Yahudi saja.
John Owen: “So that we have not here an opposition between the effectual salvation of all believers and the ineffectual redemption of all others, but an extending of the same effectualredemption which belonged to the Jewish believers to all other believers, or children of God throughout the whole world” (= Dengan demikian di sini kita tidak mempunyai suatu pertentangan / kontras antara ‘keselamatan yang efektif dari semua orang percaya’ dan ‘penebusan yang tidak efektif dari semua yang lain’, tetapi suatu perluasan dari penebusan yang sama-sama efektif yang dimiliki ‘orang-orang Yahudi yang percaya’ kepada ‘semua orang percaya yang lain’, atau anak-anak Allah di seluruh dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332.
2. Tujuan Yohanes dengan bagian ini.
Tujuan Yohanes dengan 1Yoh 2:2 itu adalah: menghibur orang percaya pada saat mereka jatuh ke dalam dosa atau gagal dalam mentaati Firman Tuhan. Ini terlihat dari dari ayat yang persis mendahuluinya yaitu 1 Yohanes 2:1.
1 Yohanes 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.
Jadi adalah aneh kalau Yohanes tahu-tahu mengatakan bahwa Kristus mati untuk menebus seluruh dunia. Jauh lebih cocok kalau ia berkata bahwa Kristus mati untuk semua orang pilihan.
Dan mengingat bahwa dari ‘seluruh dunia’ yang ditebus Kristus itu ternyata ada banyak yang dibinasakan / dihukum, maka lebih-lebih lagi itu tidak merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kristen yang jatuh ke dalam dosa itu.
John Owen: “the aim and intention of the apostle in these words, it is to give consolation to believers against their sins and failings: .... if he should extend that whereof he speaks, namely, - that Christ was a propitiation to all and every one, - I cannot conceive how this can possibly make any thing to the end proposed, or the consolation of believers; for what comfort can arise from hence to them, by telling them that Christ died for innumerable that shall be damned?” (= tujuan dan maksud dari sang rasul dengan kata-kata ini adalah untuk memberikan penghiburan kepada orang-orang percaya terhadap dosa-dosa dan kegagalan / kejatuhan mereka: ... jika ia memperluas hal tentang mana ia berbicara, yaitu, - bahwa Kristus merupakan pendamaian bagi semua dan setiap orang, - saya tidak bisa mengerti bagaimana ini bisa melakukan sesuatu bagi tujuan yang dimaksudkan, yaitu penghiburan orang-orang percaya; karena penghiburan apa bisa muncul dari sini bagi mereka, dengan memberitahu mereka bahwa Kristus telah mati untuk banyak orang yang akan dihukum?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332-333.
3. Sekarang kita membahas kata ‘pendamaian’ dalam 1Yoh 2:2.
1 Yohanes 2:1-2 - “(1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2) Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.
NASB/KJV: ‘Propitiation’. Artinya lihat catatan di bawah.
NIV: ‘Atoning sacrifice’ (= Korban yang menebus).
RSV: ‘Expiation’. Artinya lihat catatan di bawah.
Catatan:
a. Kata ‘to propitiate’ artinya adalah:
· ‘to cause to become favorably inclined’ (= menyebabkan seseorang jadi mempunyai kecenderungan yang baik).
· ‘to win or regain the good will of’ (= memenangkan atau mendapatkan kembali maksud / kecenderungan yang baik).
· ‘to appease’ (= menenangkan / meredakan amarah, biasanya dengan memenuhi tuntutan).
· ‘to conciliate’ (= mendamaikan).
b. Kata ‘to expiate’ artinya adalah:
· ‘to make satisfaction or atonement’ (= membuat pemuasan atau penebusan).
· ‘to appease’ (= menenangkan / meredakan amarah, biasanya dengan memenuhi tuntutan).
· ‘to propitiate’. Artinya lihat di atas.
· ‘to make amends or reparation for (wrongdoing or guilt)’ [= membayar kerugian atau melakukan perbaikan untuk (tindakan salah atau kesalahan)].
· ‘to atone for’ (= menebus untuk).
· ‘to pay the penalty of’ (= membayar hukuman dari).
Catatan: semua definisi / arti ini saya ambil dari Webster’s New World Dictionary (College Edition).
Kata bahasa Yunaninya adalah HILASMOS yang merupakan suatu kata benda. Kata ini hanya digunakan 2 x dalam Perjanjian Baru yaitu dalam 1Yoh 2:2 ini dan dalam 1Yoh 4:10 - “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”.
Kata kerjanya, yaitu HILASKOMAI, juga digunakan hanya 2 x, yaitu dalam:
¨ Ibr 2:17 - “Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa”.
¨ Luk 18:13 - “Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini”.
Disamping itu, Owen (hal 333) mengatakan bahwa ada suatu kata benda Yunani lain yang mempunyai arti yang sama, yaitu HILASTERION, yang juga digunakan 2 x, yaitu dalam:
* Ro 3:25 - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya”.
* Ibr 9:5 - “dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci”.
Dalam Ibr 9:5 ini kata tersebut diambil dari Kel 25:17 - “Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya”.
KJV/RSV/NASB: ‘a mercy-seat’ (= suatu pusat / kedudukan belas kasihan).
NIV: ‘an atoning cover’ (= tutup pendamaian).
Dalam bahasa Ibrani kata-kata ‘tutup pendamaian’ itu adalah CAPPORETH, yang berasal dari kata dasar CAPHAR, yang artinya ‘to cover’ (= menutupi).
John Owen: “This plate or mercy-seat was so called because it was placed upon the ark, and covered it, as the wings of the cherubim hovered over that; the mystical use hereof being to hide, as it were, the law or rigid tenor of the covenant of works which was in the ark, God thereby declaring himself to be pacified or reconciled, the cause of anger and enmity being hidden” (= Pelat atau ‘pusat / kedudukan belas kasihan’ ini disebut demikian karena itu ditempatkan di atas tabut perjanjian, dan menutupinya, seperti sayap-sayap dari kerub-kerub ada di atasnya; arti simbolis / rohani dari hal ini adalah seakan-akan untuk menyembunyikan hukum Taurat atau arti / kecenderungan yang keras dari perjanjian tentang perbuatan baik yang ada di dalam tabut perjanjian, dengan cara demikian Allah menyatakan bahwa diriNya sendiri ditenangkan atau diperdamaikan, dengan disembunyikannya penyebab kemarahan dan permusuhan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 333.
Bdk. Kel 25:16-17 - “(16) Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. (17) Juga engkau harus membuat tutup pendamaian (CAPPORETH) dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya”.
Jadi loh-loh batu bertuliskan 10 hukum Tuhan dimasukkan ke dalam tabut perjanjian dan lalu ditutup dengan tutup pendamaian (CAPPORETH) itu, menyimbolkan tuntutan hukum Taurat yang ditutup oleh Kristus.
Bdk. Ro 3:25 - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian (HILASTERION)karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya”.
Calvin mempunyai pandangan yang serupa dengan pandangan John Owen. Dalam tafsirannya tentang Kel 25:16-17 ini, Calvin berkata: “Yet I doubt not but that Moses alludes in this word to a metaphorical meaning, for the law requires a covering to conceal our transgressions. And it is probable that, when Paul calls Christ HILASTERION, (Rom. 3:25,) and John HILASMON, (1John 2:2,) they both refer to this figure, because God was propitiated towards believers by the covering of the Law” [= Saya tidak meragukan bahwa dalam kata ini (maksudnya kata CAPPORETH) Musa menunjuk secara tak langsung pada arti kiasan, karena hukum membutuhkan tutup untuk menyembunyikan pelanggaran-pelanggaran kita. Dan adalah mungkin bahwa pada waktu Paulus menyebut Kristus HILASTERION (Ro 3:25), dan Yohanes menyebutNya HILASMON (1Yohanes 2:2), mereka berdua menunjuk pada gambaran ini, karena Allah diperdamaikan dengan orang-orang percaya oleh penutupan hukum Taurat] - hal 156.
Catatan: kata HILASMOS sebetulnya sama dengan HILASMON. Perbedaannya hanya karena letaknya yang berbeda dalam kalimat.
Calvin melanjutkan: “For as long as the law stands forth before God’s face it subjects us to His wrath and curse; and hence it is necessary that the blotting out of our guilt should be interposed, so that God may be reconciled with us. Nor is it without reason that David exclaims, after he has proclaimed the righteousness of law, ‘Who can understand his errors?’ (Ps. 19:12.) Whence we gather that, without a propitiation, the law does not bring us near to God, but accuses us before Him” [= Karena selama hukum Taurat tampak di hadapan Allah, maka hukum Taurat itu menyebabkan kita menjadi sasaran murka dan kutukNya; dan karena itu adalah perlu bahwa penghapusan kesalahan kita diletakkan di antaranya, sehingga Allah bisa diperdamaikan dengan kita. Juga bukan tanpa alasan bahwa Daud berseru, setelah ia menyatakan kebenaran hukum Taurat, ‘Siapa yang bisa mengerti kesalahan-kesalahannya?’ (Maz 19:13). Dari mana kita mendapatkan bahwa tanpa pendamaian, hukum Taurat tidak membawa kita dekat kepada Allah, tetapi menuduh kita di hadapanNya] - hal 156.
Catatan: Maz 19:13a versi Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.
Maz 19:13a - “Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan?”.
KJV: ‘Who can understand his errors?’ (= Siapa bisa mengerti kesalahan-kesalahannya?).
RSV: ‘But who can discern his errors?’ (= Tetapi siapa bisa mengenali kesalahan-kesalahannya?).
NIV/NASB: ‘Who can discern his errors?’ (= Siapa bisa mengenali kesalahan-kesalahannya?).
Dari semua ini Owen lalu menyimpulkan: “HILASMOS and HILASTERION, both translated ‘a propitiation,’ ... do signify that which was done or typically effected by the mercy-seat, namely, to appease, pacify, and reconcile God in respect of aversation for sin. ... the meaning being, to appease, or pacify, or satisfy God for sin, that it might not be imputed to them towards whom he was so appeased. ... From all which it appeareth that the meaning of the word HILASMOS, or ‘propitiation,’ which Christ is said to be, is that whereby the law is covered, God appeased and reconciled, sin expiated, and the sinner pardoned; whence pardon, and remission of sin is often placed as the product and fruit of his blood-shedding, whereby he was a ‘propitiation,’ Matt. 26:28; Eph. 1:7; Col. 1:14; Heb. 9:22; Rom. 3:25, 5:9; 1John 1:7; 1Pet. 1:2; Revelation 1:5”[= HILASMOS dan HILASTERION, keduanya diterjemahkan ‘pendamaian’, ... menunjukkan apa yang dilakukan atau diakibatkan secara simbolis oleh pusat / kedudukan belas kasihan (tutup pendamaian), yaitu menenangkan, meredakan kemarahan, dan mendamaikan Allah berkenaan dengan penolakan karena dosa. ... artinya adalah menenangkan, atau meredakan kemarahan, atau memuaskan Allah untuk dosa, sehingga dosa itu tidak diperhitungkan kepada mereka terhadap siapa Ia ditenangkan / diredakan kemarahanNya. ... Dari semua ini terlihat bahwa arti dari kata HILASMOS, atau ‘pendamaian’, yang menunjuk kepada Kristus, adalah hal dengan mana hukum ditutup, Allah ditenangkan / diredakan kemarahannya (dengan jalan dipenuhi tuntutanNya) dan diperdamaikan, dosa ditebus / dipuaskan / dibayar hukumannya, dan orang berdosa itu diampuni; dari mana pengampunan dosa sering diperkenalkan sebagai hasil dan buah dari pencurahan darahNya, dengan jalan mana Ia menjadi ‘pendamaian’, Mat 26:28; Ef 1:7; Kol 1:14; Ibr 9:22; Ro 3:25; Ro 5:9; 1Yoh 1:7; 1Pet 1:2; Wah 1:5] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 334.
John Owen: “From that which hath been said, the sense of the place is evident to be, that Christ hath so expiated sin, and reconciled to God, that the sinner is pardoned and received to mercy for his sake, and that the law shall never be produced or brought forth for his condemnation. Now, whether this can be tolerably applied to the whole world (taking it for all and every man in the world), let all the men in the world that are able judge. Are the sins of every one expiated? Is God reconciled to every one? Is every sinner pardoned? Shall no one have the transgression of the law charged on him? Why, then, is not every one saved? Doubtless, all these are true of every believer, and of no one else in the whole world. For them the apostle affirmed that Christ is a propitiation; ... He is also a propitiation only by faith, Rom. 3:25; and surely none have faith but the believers: and, therefore, certainly it is they only throughout the world for whom alone Christ is a propitiation. Unto them alone God says, ... ‘I will be propitious,’ - the great word of the new covenant, Heb. 8:12, they alone being covenanters” [= Dari apa yang telah dikatakan, artinya jelas adalah bahwa Kristus menebus dosa sedemikian rupa, dan memperdamaikan dengan Allah, sehingga orang berdosa diampuni dan diterima pada belas kasihan demi Dia, dan bahwa hukum Taurat tidak akan pernah dibuat atau menimbulkan untuk penghukumannya. Sekarang, apakah ini bisa diterapkan kepada seluruh dunia (diartikan sebagai semua dan setiap manusia dalam dunia), biarlah semua orang pandai / mampu berpikir di dunia ini menilai. Apakah dosa-dosa dari setiap orang ditebus? Apakah Allah didamaikan dengan setiap orang? Apakah setiap orang berdosa diampuni? Apakah tidak seorangpun dituntut karena pelanggaran hukum? Kalau demikian, mengapa tidak setiap orang diselamatkan? Tidak diragukan, semua ini benar untuk setiap orang percaya, dan tidak untuk siapapun yang lain di seluruh dunia. Untuk orang-orang percaya ini sang rasul menegaskan bahwa Kristus adalah pendamaian; ... Ia juga adalah pendamaian oleh / karena iman, Ro 3:25; dan jelas bahwa tidak seorangpun mempunyai iman kecuali orang-orang percaya: dan, karena itu, jelas bahwa hanya mereka sajalah di seluruh dunia untuk siapa Kristus adalah pendamaian. Bagi mereka sajalah Allah berkata: ... ‘Aku akan menaruh belas kasihan’, kata-kata yang agung dari perjanjian yang baru, Ibr 8:12, hanya mereka sajalah orang-orang yang termasuk dalam perjanjian] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 334-335.
Ibr 8:12 - “Sebab Aku akan menaruh belas kasihan (HILEOS) terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka”.
Kesimpulan tentang kata ‘pendamaian’ dalam 1Yoh 2:2 ini:
Dalam HILASMOS / pendamaian ini tercakup:
a. Hukum ditutup / dipuaskan.
b. Allah diperdamaikan dan ditenangkan / dipenuhi tuntutanNya.
c. Dosa ditebus / dibayar hukumannya.
d. Orang berdosa diampuni.
Kalau hal-hal ini ditujukan kepada ‘setiap orang di dunia’ maka akan menimbulkan Universalisme.
4. Sekarang kita membahas kata-kata ‘seluruh dunia’ dalam 1 Yohanes 2:2.
John Owen: “The ‘whole world’ can signify no more than ‘all nations,’ ‘all the families of the earth,’ ‘all flesh,’ ‘all men,’ ‘all the ends of the world.’ These surely are expressions equivalent unto, and as comprehensive of particulars as ‘the whole world;’ but now all these expressions we find frequently to bear out believers only, but as of all sorts, and throughout the world” (= Kata-kata ‘seluruh dunia’ artinya tidak lebih dari pada ‘semua bangsa-bangsa’, ‘semua keluarga-keluarga di bumi’, ‘semua daging’, ‘semua manusia’, ‘segala ujung-ujung bumi / dunia’. Ini jelas merupakan ungkapan yang sama dengan, dan mencakup sama banyaknya orang seperti kata ‘seluruh dunia’; tetapi ungkapan-ungkapan tersebut sering menunjuk kepada orang-orang percaya saja, tetapi dari semua jenis, dan di seluruh dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 336.
Contoh:
a. Maz 98:3 - “Ia mengingat kasih setia dan kesetiaanNya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita”.
b. Maz 22:28 - “Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapanNya”.
c. Maz 72:11b - “dan segala bangsa menjadi hambanya!”.
d. Yoel 2:28a / Kis 2:17a - “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia”.
e. Lukas 3:6 - “dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.’”.
Bandingkan juga dengan Wah 5:9-10 - “(9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.’”.
Owen menambahkan bahwa kata-kata ‘seluruh dunia’ bisa menunjuk pada ‘semua orang yang tidak percaya / reprobate’, seperti dalam:
· Wah 12:9 - “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya”.
· 1Yoh 5:19 - “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”.
Owen lalu berkata: kalau demikian, mengapa kata-kata ‘seluruh dunia’ itu tidak bisa dipakai untuk menunjuk pada sebaliknya, yaitu ‘semua orang percaya / pilihan’? Ia lalu memberi contoh Kol 1:6 - “yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya”.
Owen lalu menyimpulkan tentang kata-kata ‘seluruh dunia’ ini sebagai berikut: “there is nothing at all in the words themselves that should enforce any to conceive that all and every man in the world are denoted by them, but rather believers, even all that did or should believe, throughout the whole world, in opposition only to believers of the Jewish nation” (= tidak ada apapun sama sekali dalam kata-kata itu sendiri yang mengharuskan siapapun untuk memahaminya sebagai semua dan setiap orang dalam dunia, tetapi harus dipahami sebagai orang-orang percaya, yaitu mereka yang sudah percaya atau akan percaya, di seluruh dunia, dikontraskan dengan orang-orang percaya dari bangsa Yahudi saja) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 337.
John Owen: “‘The whole world,’ then, in this place, is the whole people of God (opposed to the Jewish nation), scattered abroad throughout the whole world” [= Maka, ‘seluruh dunia’ di tempat ini, adalah seluruh umat Allah (dikontraskan dengan bangsa Yahudi), yang tersebar di seluruh dunia] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 337-338.
Calvin (tentang Yoh 1:29): “And when he says, ‘the sin OF THE WORLD,’ he extends this favor indiscriminately to the whole human race; that the Jews might not think that he had been sent to them alone” (= Dan ketika ia berkata, ‘dosa dunia’, ia memperluas kebaikan ini secara tak pandang bulu kepada seluruh umat manusia; supaya orang-orang Yahudi tidak berpikir bahwa Ia telah diutus kepada mereka saja).
Calvin (tentang 1Yoh 2:2): “Here a question may be raised, how have the sins of the whole world been expiated? I pass by the dotages of the fanatics, who under this pretense extend salvation to all the reprobate, and therefore to Satan himself. Such a monstrous thing deserves no refutation. They who seek to avoid this absurdity, have said that Christ suffered sufficiently for the whole world, but efficiently only for the elect. This solution has commonly prevailed in the schools. Though then I allow that what has been said is true, yet I deny that it is suitable to this passage; for the design of John was no other than to make this benefit common to the whole Church. Then under the word all or whole, he does not include the reprobate, but designates those who should believe as well as those who were then scattered through various parts of the world. For then is really made evident, as it is meet, the grace of Christ, when it is declared to be the only true salvation of the world” (= Di sini bisa ditanyakan, bagaimana dosa dari seluruh dunia telah ditebus? Saya mengabaikan kebodohan dari orang-orang fanatik, yang dengan alasan ini meluaskan keselamatan kepada semua orang reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, dan karena itu kepada Setan sendiri. Hal yang mengerikan seperti itu tidak layak mendapatkan bantahan. Mereka yang berusaha untuk menghindari hal yang menggelikan ini, telah berkata bahwa Kristus menderita secara cukup untuk seluruh dunia, tetapi secara efisien hanya untuk orang pilihan. Penyelesaian / solusi ini telah berlaku secara umum di sekolah-sekolah / aliran-aliran. Sekalipun saya mengakui bahwa apa yang telah dikatakan itu adalah benar, tetapi saya menyangkal bahwa itu cocok untuk text ini; karena tujuan Yohanes tidak lain dari membuat keuntungan / manfaat ini berlaku untuk seluruh Gereja. Jadi dalam kata ‘semua’ atau ‘seluruh’, ia tidak memasukkan orang-orang reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, tetapi menunjuk mereka yang percaya dan mereka yang pada saat itu tersebar di berbagai bagian dunia).
Dari pembahasan 4 point di atas ini terlihat dengan jelas bahwa penafsiran Reformedlah yang benar. Dan dengan penafsiran ini maka 1Yohanes 2:2 tidaklah bertentangan dengan doktrin ‘Limited Atonement’(= Penebusan Terbatas). Eksposisi 1 Yohanes 2:1-2