MANFAAT DOKTRIN BAGI KITA
Pdt.Budi Asali, M.Div.
MANFAAT DOKTRIN BAGI KITA. Doktrin mempunyai banyak manfaat yang penting dalam hidup kita, seperti:
1) Pada saat kita mengalami penderitaan, kesedihan, bahkan penganiayaan dan kejahatan orang lain terhadap diri kita, dsb, kita harus ingat bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak / Rencana Allah, dan kita juga harus percaya bahwa semua itu terjadi untuk kebaikan kita yang adalah anak-anakNya / orang pilihanNya (Roma 8:28). Ini akan merupakan penghiburan yang luar biasa di tengah-tengah segala penderitaan / kesedihan.
Charles Haddon Spurgeon: “All events are under the control of Providence; consequently all the trials of our outward life are traceable at once to the great First Cause” Semua peristiwa ada di bawah kontrol dari Providensia; dan karenanya semua pencobaan dari kehidupan luar / lahiriah kita bisa segera diikuti jejaknya sampai kepada sang Penyebab Pertama yang agung) - ‘Morning and Evening’, September 3, evening.
John Owen: “Amidst all our afflictions and temptations, under whose pressure we should else faint and despair, it is no small comfort to be assured that we do nor can suffer nothing but what his hand and counsel guides unto us, what is open and naked before his eyes, and whose end and issue he knoweth long before; which is a strong motive to patience, a sure anchor of hope, a firm ground of consolation” Di tengah-tengah semua penderitaan dan pencobaan, yang tekanannya bisa membuat kita lemah / takut dan putus asa, bukan penghiburan kecil untuk yakin bahwa kita tidak bisa menderita apapun kecuali apa yang tangan dan rencanaNya pimpin kepada kita, apa yang terbuka dan telanjang di depan mataNya, dan yang akhirnya dan hasilnya Ia ketahui jauh sebelumnya; yang merupakan motivasi yang kuat pada kesabaran, jangkar pengharapan yang pasti, dasar penghiburan yang teguh) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 29.
Dalam tafsirannya tentang Kej 50:20 Calvin mengatakan sebagai berikut: “Let the impious busy themselves as they please, let them rage, let them mingle heaven and earth; yet they shall gain nothing by their ardour; and not only shall their impetuousity prove ineffectual, but shall be turned to an issue the reverse of that which they intended, so that they shall promote our salvation, though they do it reluctantly. So that whatever poison Satan produces, God turns it into medicine for his elect” Biarlah orang jahat menyibukkan diri mereka sendiri semau mereka, biarlah mereka marah, biarlah mereka mencampur-adukk an langit dan bumi; tetapi mereka tidak akan mendapatkan keuntungan apapun oleh semangat mereka; dan bukan hanya gerakan mereka terbukti tidak berhasil, tetapi bahkan akan dibelokkan pada suatu hasil yang berlawanan dengan yang mereka maksudkan, sehingga mereka akan memajukan keselamatan kita, sekalipun mereka melakukan hal itu dengan segan. Sehingga apapun racun yang dihasilkan oleh Setan, Allah membalikkannya menjadi obat untuk orang pilihanNya) - hal 488.
2) Dalam keadaan bahaya / kritis, doktrin ini memberikan ketenangan kepada kita.
Misalnya anak saudara mengalami kecelakaan dan pendarahan yang parah. Ini dengan mudah membuat saudara menjadi kuatir, takut dan bahkan panik. Tetapi kalau pada saat itu saudara bisa mengingat dan mempercayai bahwa Allah toh sudah menetapkan segala sesuatu (termasuk apakah anak itu akan sembuh atau akan mati), dan bahwa Allah mengontrol segala sesuatu sehingga ketetapanNya itu pasti terjadi, maka saudara akan berhenti kuatir. Mengapa?
a) Karena kekuatiran toh tidak akan mengubah ketetapan Allah.
Bandingkan ini dengan Matius 6:27 - “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”.
Bandingkan ini dengan Matius 6:27 - “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”.
b) Karena ketetapan Allah itu pasti ditujukan untuk kebaikan saudara (Ro 8:28). Tetapi ingat bahwa ini hanya berlaku kalau saudara adalah anak Allah.
Saudara memang tetap harus melakukan yang terbaik untuk anak saudara itu, tetapi saudara bisa melakukannya dengan tenang.
Saudara memang tetap harus melakukan yang terbaik untuk anak saudara itu, tetapi saudara bisa melakukannya dengan tenang.
3) Pada saat kita mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain, kita lebih bisa mengampuni dan tidak mendendam, kalau kita mengingat bahwa dibalik semua itu ada Rencana Allah dan Providence of God.
Contoh:
• Yusuf dalam Kejadian 45:5,7,8 Kej 50:20.
• Ayub dalam Ayub 1:21.
• Daud dalam 2Sam 16:5-11.
• Yesus dalam Yohanes 18:11.
Contoh:
• Yusuf dalam Kejadian 45:5,7,8 Kej 50:20.
• Ayub dalam Ayub 1:21.
• Daud dalam 2Sam 16:5-11.
• Yesus dalam Yohanes 18:11.
4) Bisa mencegah kita dari tindakan berbuat dosa dalam ‘keadaan terpaksa’.
Contoh: Yesus sendiri dalam Matius 4:1-4. Ia digoda untuk mengubah batu menjadi roti. Kalau
Contoh: Yesus sendiri dalam Matius 4:1-4. Ia digoda untuk mengubah batu menjadi roti. Kalau
Yesus mau menuruti godaan itu, maka:
• Ia menggunakan kekuatanNya secara egois.
• Ia bersandar pada kekuatanNya dan usahaNya sendiri, bukan kepada BapaNya.
Yesus menolak godaan itu dengan berkata: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4). Ada 2 penafsiran tentang arti dari kata-kata ‘setiap firman yang keluar dari mulut Allah’:
• Ia menggunakan kekuatanNya secara egois.
• Ia bersandar pada kekuatanNya dan usahaNya sendiri, bukan kepada BapaNya.
Yesus menolak godaan itu dengan berkata: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4). Ada 2 penafsiran tentang arti dari kata-kata ‘setiap firman yang keluar dari mulut Allah’:
a) Ini menunjuk pada Firman Allah atau pengajaran Kitab Suci.
Kalau diambil arti ini, maka seluruh jawaban Yesus itu maksudnya adalah: karena manusia terdiri dari tubuh dan jiwa / roh, maka manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi juga dari Firman Allah / pengajaran Kitab Suci.
Kalau diambil arti ini, maka seluruh jawaban Yesus itu maksudnya adalah: karena manusia terdiri dari tubuh dan jiwa / roh, maka manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi juga dari Firman Allah / pengajaran Kitab Suci.
Tetapi penafsiran ini rasanya tidak cocok dengan:
• konteks Mat 4:3-4 / Luk 4:3-4.
Setan menyuruh Yesus mengubah batu menjadi roti, dan Yesus menjawab: manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari pengajaran Kitab Suci. Ini tidak cocok.
• konteks Mat 4:3-4 / Luk 4:3-4.
Setan menyuruh Yesus mengubah batu menjadi roti, dan Yesus menjawab: manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari pengajaran Kitab Suci. Ini tidak cocok.
• Ul 8:3 (dari mana Yesus mengutip kata-kata itu), yang lengkapnya berbunyi: “Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN”.
Kalau kata-kata ‘segala yang diucapkan TUHAN’ itu diartikan pengajaran Kitab Suci, maka Ul 8:3 itu juga menjadi kacau artinya.
b) Ini menunjuk pada kehendak Allah (Calvin).
Jadi maksud Yesus adalah: sekalipun tidak ada roti, kalau Allah menghendaki Ia hidup, Ia akan hidup. Penaf¬siran ini lebih cocok dengan konteks Mat 4:3-4 maupun Ul 8:3!
Jadi maksud Yesus adalah: sekalipun tidak ada roti, kalau Allah menghendaki Ia hidup, Ia akan hidup. Penaf¬siran ini lebih cocok dengan konteks Mat 4:3-4 maupun Ul 8:3!
Calvin: “In like manner, the Apostle says, that he ‘upholdeth all things by his powerful word’ (Heb i. 3); that is, the whole world is preserved, and every part of it keeps its place, by the will and decree of Him, whose power, above and below, is everywhere diffused” [= Dengan cara yang sama, sang rasul berkata bahwa Ia ‘menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan’ (Ibr 1:3); artinya, seluruh dunia / alam semesta dipelihara, dan setiap bagiannya dijaga pada tempatnya, oleh kehendak dan ketetapanNya, yang kuasaNya, di atas dan di bawah, tersebar dimana-mana].
Maksud Calvin adalah: kalau kata ‘firman’ dalam Ibrani 1:3 itu bisa diartikan ‘kehendak Allah’, maka tentu dalam Mat 4:4 ini juga bisa.
Kalau kita menerima penafsiran Calvin ini, maka ini menunjukkan bahwa kepercayaan Yesus terhadap kehendak / rencana Allah itu ternyata berguna untuk mencegah Dia dari berbuat dosa sekalipun keadaan kelihatannya memaksa Dia untuk melakukan hal itu. Karena itu, pada waktu saudara ada dalam keadaan dimana saudara kelihatannya harus berbuat dosa, apakah itu mencuri, berdusta atau apapun juga, renungkan doktrin Providence of God ini!. MANFAAT DOKTRIN BAGI KITA