MEWASPADAI PENIPUAN BERMODUS BISNIS, MARKETING DAN INVESTASI (1 TIMOTIUS 6:9-10)
Pdt.Samuel T. Gunawan, SE., M.Th.
MEWASPADAI PENIPUAN BERMODUS BISNIS, MARKETING DAN INVESTASI. “(1 Timotius 6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang (φιλαργυρια - philarguria). Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1 Timotius 6:9-10)
PENDAHULUAN
Istilah kaya dalam bahasa Yunani adalah “plousios” yang berarti “kaya akan harta atau materi”, merupakan lawan dari kata Yunani “ptookhis” yang berarti “meminta-minta, mengemis atau miskin secara materi”. Keinginan untuk menjadi kaya telah menyebabkan banyak orang terjatuh ke dalam pencobaan dan jerat, bahkan kebinasaan (bandingkan 1 Timotius 6:9).
Paulus mengatakan bahwa beberapa orang karena memburu uang “apeplanêthêsan apo tês pisteôs (telah disesatkan dari ajaran yang benar yang diimani)”. Segala cara dihalalkan untuk mendapatkan uang dan atau meraup keuntungan besar, termasuk dengan cara menipu. Motivasi dibalik keinginan untuk menjadi kaya dengan melegalkan segala secara ini adalah “cinta uang”, yang oleh Paulus disebut sebagai “riza gar pantôn tôn kakôn ( akar dari segala yang jahat)”.
Kata Yunani “cinta uang” adalah “φιλαργυρια-philarguria” yang berasal dari kata “φιλαργυρος-philarguros”. Kata “philarguros” ini merupakan gabungan dari kata Yunani “φιλος-philos”, yang berarti “teman yang dikasihi atau sahabat”, dan “αργυρος-arguros” yang berarti “perak atau uang”. Kata "cinta uang ini sama dengan kata “hamba uang” di dalam Lukas 16:14 dan 2 Timotius 3:2 yaitu “philarguroi” yang lebih tepat diterjemahkan dengan “yang mencintai uang”.
Sebenarnya, uang (harta) adalah alat yang netral dan yang dapat dipakai oleh manusia untuk tujuan yang baik ataupun jahat. Orang yang mencintai uang adalah orang yang ingin kaya dengan berbagai cara, termasuk dengan cara menipu.
Saat ini beberapa bentuk penipuan yang marak dilakukan untuk meraup keuntungan besar adalah melalui bisnis pemasaran (marketing business) yang dikenal dengan istilah Multi Level Marketing (Pemasaran Bertingkat), Network Marketing (Pemasaran Berbasis Jaringan), dan Bisnis Investasi Saham (Investasi uang atau emas), dengan berbagai bentuk variasi dan dimodifikasi yang semakin canggih dan menggiurkan, termasuk juga bisnis Money Game.
Walaupun variannya banyak, namun pola (modus) tetap sama, yaitu merupakan warisan dari Tipuan Piramida (Pyramid Scheme). Pola ini menenpatkan sedikit orang diposisi atas (upline) dengan penghasilan atau keuntungan besar, dan banyak member (anggota) di posisi bawah (downline).
Penipuan dengan modus piramida ini juga dikenal dengan sebutan “Penipuan Ponzi”, yang diambil dari nama belakang Charles Ponzi, seorang yang melakukan tipuan dengan modus arisan berantai pada sekitar 90 tahun yang lalu. Ia berhasil menipu ribuan nasabah dan mengumpulkan $20 juta.
KEKAYAAN: SEBUAH TITIK AWAL YANG PENTING
Hasil pengamatan saya menunjukkan bahwa orang tersesat karena memulai dari titik awal yang salah. Karena itu, saat membahas tentang ajaran apapun, kita perlu memiliki titik awal yang tepat. Dan titik awal yang tepat ini adalah Alkitab. Alkitab adalah buku panduan utama bagi iman dan praktek hidup Kristen. Alkitab berisi rencana dan kehendak Tuhan bagi hidup kita (Mazmur 1:1-3).
Alkitab ibarat peta yang menunjukkan kepada kita jalan yang harus kita lewati hingga sampai ke tujuan. Contoh: Alkitab tidak secara langusng dapat menyelamatkan kita, tetapi berisi petunjuk supaya kita selamat.
Bandingkan dengan perkataan Yesus kepada orang Yahudi di dalam Yohanes5:39-40 “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu”.
Hal yang sama dijelaskan rasul Paulus kepada Timotius, “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus” (2 Timotius 3:15).
Jadi apa yang saya bagikan kepada saudara ini adalah peta akan menuntun kita pada jalan Alkitabiah menuju berkat.
Pertama, Tuhan Menginginkan Kita Hidup Dalam Berkatnya. Mulailah dengan langkah awal ini, yaitu mengetahui bahwa Tuhan menginginkan kita diberkati! Ia benar-benar menginginkan kehidupan kita berhasil menurut kehendakNya (Yosua 1:8). Dua hal yang menyakinkan kita bahwa Tuhan menginginkan hidup kita diberkati dan berhasil, yaitu:
(1) Tuhan memberikan kekuatan untuk berhasil. Tuhan tidak memberikan kita harta, tetapi kekuatan untuk memperoleh harta kekayaan, “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini” (Ulangan 8:18).
Paulus mengingatkan bahwa “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya” (2 Korintus 8:9).
(2) Tuhan menjanjikan masa depan yang penuh harapan, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11).
Kedua, Tuhan Memberikan Prinsip-Prinsip Untuk Hidup Dalam Berkatnya. Alkitab mencatat didalam Mazmur 103:7 bahwa “Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel”. Allah menunjukkan jalan-jalanNya, yaitu kehendakNya kepada Musa, tetapi kepada orang Israel Dia hanya menunjukkan perbuatan-perbuatanNya. Banyak orang ingin melihat mujizat-mujizat yang spektakuler, tetapi tidak rindu mengetahui isi hatiNya.
Itulah sebabnya walaupun bangsa Israel telah melihat perbuatan Tuhan yang ajaib dan berkat-berkatNya, mereka masih sempat memberontak kepadaNya. Mereka tidak mengenal kehendak Tuhan. Pengenalan akan Tuhan dan kehendakNya tidak terjadi dalam satu hari. Ini merupakan proses dan semuanya diawali dengan penyerahan dan ketaatan kepada Tuhan.
Harus disadari bahwa hidup kita bergantung kepada Tuhan bukan pada harta dan kekayaaan (Lukas 12:15). Karena itu, jangan sampaikan kita meragukan firman Tuhan dengan menginjikan kekuatiran, tipu daya kekayaan, dan keinginan-keinginan menghimpit firman itu (Markus 4:18-19).
Ketiga, Kita harus melibatkan Tuhan dalam segala apa yang kita kerjakan(Yeremia 17:7-8; Yakobus 4:13-15). Keberhasilan yang tidak mengikutsertakan Tuhan merupakan suatu penghinaan terhadap Tuhan. Tuhan adalah pencipta dari semua. Tuhan adalah pemilik segalanya. Alkitab menyatakan “Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya” (Mazmur 24:1 bandingkan Mazmur 50:10, 12).
Dengan demikian keberhasilanbukan semata-mata masalah sekuler tetapi menyangkut masalah spiritual yang berdampak kekal. Kekayaan tidak bisa disebut sekuler karena pemilik segala sesuatu adalah Tuhan. Kita tidak bisa membicarakan kekayaan, tanpa menaruh perspektif Tuhan lebih dulu. Keberhasilan dalam hidup yang dari Tuhan itu bernilai kekal.
Tuhan memberikan berkat-berkatNya bagi kita supaya digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuanNya. Jika kita bisa menunjukkan bagaimana berkat-berkat Tuhan dalam kehidupan kita mengalir kepada orang lain dan memenuhi tujuan Tuhan, maka Tuhan punya alasan untuk memberi kita keberhasilan.
TINJAUAN TEOLOGIS DAN ETIS TENTANG PENIPUAN
Kata Ibrani “penipuan” adalah “syegar” dan dalam bahasa Yunani adalah “pseudos” yang berarti “kebohongan, berkata tidak benar, atau pernyataan yang menipu”. Penipuan terjadi apabila seseorang, kelompok, atau organisasi melakukan hal-hal sebagai berikut: merekayasa cerita dengan memutarbalikan fakta; tidak memberitahukan yang sebenarnya; bersandiwara untuk mendapat simpati dan meyakinkan; menambah informasi yang tidak ada agar menarik dan meyakinkan; dan memanipulasi data-data yang sebenarnya.
Bagaimanakah pandangan Alkitab tentang penipuan? Berikut ini secara ringkas pandangan Alkitab tentang penipuan, yaitu:
(1) Tuhan melarang orang untuk berbohong atau menipu. Perhatikan perintah Tuhan berikut ini, “Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta seorang kepada sesamanya” (Imamat 19:11; Bandingan Keluaran 20:16;);
(2) Penipuan dibenci oleh Tuhan dan dianggap sebagai suatu kekejian, “Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara” (Amsal 6:16-19; Bandingkan Mazmur 119:29);
(3) Sifat penipu berasal dari Iblis yang adalah bapa segala dusta. Perhatikanlah perkataan Kristus berikut ini, “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta” (Yohanes 8:44; Bandingkan Wahyu 21:27; 22:15); (4) Semua orang pendusta yang tidak mau bertobat akan masuk neraka.
Perhatikan perkataan Kristus seperti yang dituliskan rasul Yohanes berikut ini, “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua” (Wahyu 21:8).
Kata Yunani “lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang” adalah “gehenna” yang berarti “neraka” . Kata ini diterjemahkan sebagai neraka sebanyak dua belas kali (Matius 5:22,29,30; 10:28; 18:9; 23:15,33; Markus 9:43,45,47; Lukas 12:5; Yakobus 3:6) dan lautan api sebanyak lima kali (Wahyu 19:20; 20:10,14,15; 21:8); (5) Sementara di kekekalan nanti para penipu yang tidak bertobat akan dilemparkan ke neraka (Wahyu 21:8), maka di dunia ini mereka mereka akan menerima hukuman. Alkitab memberikan contoh hukuman “di dunia” ini bagi si penipu, misalnya: Gehasi (2 Raja-raja 5:27) dan Ananis/safira (Kisah Para Rasul 5:1-11).
Lalu bagaimana sikap orang Kristen terhadap penipuan? Pertama-tama, orang Kristen perlu bersikap membenci penipuan (Mazmur 119:163; Amsal 13:5), menjauhkan diri dari penipuan (Yesaya 63:8; Zefanya 3:13; 1 Petrus 3:9-10), dan berdoa supaya dihindarkan dari penipuan (Amsal 30:8).
Selanjutnya, orang Kristen diharuskan berbicara dengan jujur (Zakharia 8:16; Efesus 4:25), tidak mengurangi atau menambahi yang sebenarnya untuk meyakinkan orang (Matius 5:37), menjaga lidah dan hati (Amsal 4:23; Matius 15:18); mengandalikan perkataan dan mengontrol lidah (Yakobus 3:3-6); dan meminta agar Tuhan mengawasi perkataan sehingga terhindar dari ucapan-ucapan yang menipu (Mazmur 141:3).
BEBERAPA INDIKASI PENIPUAN BISNIS, PEMASARAN DAN INVESTASI
Penting untuk diketahui, bahwa tidak semua bisnis pemasaran Multi Level Marketing, Network Marketing (Pemasaran Berbasis Jaringan), dan Bisnis Investasi Saham itu palsu, tetapi saat ini memang ada banyak penipu yang menggunakan modus tersebut. Tidaklah mudah mendeteksi tipuan ini, tetapi penipuan ini biasanya menawarkan penghasilan tinggi dan menggiurkan dengan risiko yang rendah, bahkan sepertinya nyaris tanpa risiko.
Berdasarkan beberapa sumber, berikut ini beberapa ciri yang mengindikasikan bahwa suatu bisnis pemasaran atau bisnis investasi itu merupakan penipuan, yaitu :
(1) Menawarkan keuntungan besar dan cepat, serta menggiurkan. Karena sangat menggiurkan hingga banyak orang tertarik dan tidak mampu menolaknya;
(2) Tidak memiliki bisnis dan usaha yang jelas untuk meningkatkan nilai investasi member (anggota);
(3) Menyetorkan uang dalam jumlah tertentu.
(4) Pada umumnya tidak memiliki produk yang diperjualbelikan. Jika ada produk yang dierjualbelikan, biasanya berupa produk tidak bisa digunakan atau tidak jelas manfaatnya karena tidak dijual dipasaran.
(5) Penghasilan member diperoleh dengan cara merekrut anggota (atau downline, investor, nasabah dll) baru, dan bukan dari hasil menjual produk.
(6) Mengklaim (mengaku) telah memiliki banyak (bahkan jutaan member di seluruh dunia). Sebenarnya ini adalah trik untuk memperdaya calon member atau target agar lebih tertarik dan menjadi member;
(7) Penawar bisnis atau investasi ini biasanya menghubungi calon member (target) berulang-ulang lewat telepon, email, facebook, twitter;
(8) Tawaran bisnis atau investasi ini biasanya teman atau kerabat keluarga yang tidak menyadari bahwa mereka telah dijerat dalam bisnis atau investasi tipuan;
(9) ) Si penawar bisnis atau investasi ini kadang-kadang mendesak dengan mengatakan tawaran ini hanya berlaku sekali, karena itu seseorang diminta untuk segera mengambil keputusan saat itu juga. Jika tidak, “peluang” akan hangus…(dan aneka kalimat membujuk, setengah memaksa lainnya..);
(10) Terkadang mereka membawa nama orang berpengaruh yang telah mereka perdayai bergabung di bisnis mereka untuk menambah kepercayaan calon-calon korban;
(11) Memperlihatkan brosur atau tampilan website atau prospektus yang mengkilap, tebal, rapi serta (biasanya) mereka mati-matian mengklaim bisnisnya sebagai bisnis yang legal dan resmi;
(12) Jika terkait dengan bisnis saham, mereka tidak bisa menjelaskan ke perusahaan mana saja uang Anda akan diinvestasikan; alias alamat investasinya tidak jelas.
PETUNJUK PRAKTIS AGAR TIDAK TERJEBAK DALAM BISNIS PEMASARAN DAN INVESTASI YANG MENIPU
Untuk menghindari penipuan ini, salah satu prinsip yang harus ditanamkan adalah tidak ada usaha atau bisnis yang memiliki kepastian keuntungan yang tinggi. Semua usaha atau peluang bisnis memiliki resiko dan hasil yang tidak bisa diprediksi kecuali investasi berupa tabungan atau obligasi dengan pendapatan tetap.
Akan tetapi bisnis beresiko rendah seperti ini, juga tidak menghasilkan income yang menggiurkan. Apakah bisnis MLM, Network Marketing dan Bisnis Investasi itu semuanya menipu? Tentu saja tidak, karena masih ada yang baik dan dapat dipercayai. Karena itu kita perlu memahami dan bisa membedakan bisnis yang baik dan yang buruk tersebut.
Berdasarkan beberapa sumber, berikut ini beberapa petunjuk yang membantu kita agar tidak terjebak penipuan bermodus bisnis pemasaran atau bisnis investasi, yaitu :
(1) Pahamilah cara kerjanya bisnis atau investasi yang ditawarkan. Jangan terburu-buru mengambil keputusan karena godaan keuntungan yang besar;
(2) Ketahuilah penanggung jawab perusahaan, alamat kantor, nomor telepon, email kantor tersebut. Jika perlu pelajari secara online, menghubungi atau mendatangi kantor perusahaan tersebut. Kalaupun ada, pastikan alamatnya bukan alamat rumahan (kontrakan);
(3) Pelajari perijinan dan legalitas perusahaan. Perusahaan yang baik setidaknya memiliki legalitas yang lengkap misalnya SIUP, NPWP, Akta Notaris dll. Meskipun demikian, ini juga bukan jaminan. Karena hal-hal ini masih bersifat ijin umum. Dokumen-dokumen tersebut hanyalah dokumen standar untuk mendirikan suatu usaha, tetapi bukanlah penentu legal tidaknya operasional usaha tersebut;
(4) Jika perusahaan tersebut berasal dari luar negeri, pastikan mereka memiliki izin operasi di Indonesia. Akan sangat sulit menuntut kerugian jika Anda terlibat dalam bisnis yang beroperasi secara illegal;
(5) Mintalah pendapat teman atau keluarga yang memiliki pemahaman yang baik tentang usaha tersebut;
(6) Jika penawaran tersebut terkait dengan kepemilikan saham, pastikan perusahaan tersebut memperoleh ijin usaha investasi dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal, yang sekarang berubah menjadi OJK - Otoritas Jasa Keuangan);
(7) Ketahuilah seluruh kemungkinan biaya yang akan timbul dari bisnis atau investasi ini. Jangan sampai ada biaya-biaya yang tidak diketahui lebih awal;
(8) Pastikan bahwa kita memiliki kendali penuh atas uang (investasi) kita dan kita bisa mendapatkannya kembali setiap saat atau perjanjian (kontrak). Jangan sampai kita mempercayakan kendali bisnis atau investasi kepada pihak yang tidak kita percayai;
(9) Memiliki produk yang benar-benar unggul dan berbeda dari produk sejenis yang ada di pasaran, sehingga Anda tertarik menjadi distributor, bukan hanya sebagai member;
(10) Harga produknya masuk akal dan memiliki keunggulan (kualitas) sehingga memiliki kemungkinan laku dipasarkan. Karena produk berkualitas kemungkinan akan terus dipesan orang dalam waktu singkat, sehingga volume penjualan Anda akan selalu ada meski tidak merekrut member baru; (10) Memiliki sistim bonus yang jelas dan berimbang, bonus dihasilkan dari penjualan produk, bukan dari hasil rekruitmen member (downline);
(11) Jika perusahaan atau jasa tersebut menawarkan produk yang diklaim sangat bagus dan bermanfaat, serta ditawarkan dengan harga murah bagi member, pastikan lagi hal-hal berikut: Apakah kita sungguh ingin membeli produk tersebut? Apakah kita membutuhkannya? Jika kita ingin bergabung dalam bisnis, apakah kita mampu menjual produk tersebut? Apakah kita memahami produknya dengan baik? Apakah produknya akan laku di pasaran? Jika kita menjawab TIDAK untuk pertanyaan-pertanyaan di atas, maka berarti kita hanya akan mencari downline (nasabah baru), bukan menjual produk.
Jika kita menjalankannya, berarti kita telah ikut dalam bisnis atau investasi tipuan. Karena itu, lebih baik jalankanlah pekerjaan atau bisnis yang bisa kita kerjakan. Jika kita ingin mencoba sebuah peluang baru, pastikan kita mempelajarinya terlebih dahulu secara mendalam, pahami kemungkinan profit serta resikonya. Jaman ini memang jaman wirausaha, tetapi bukan berarti kita akan berbisnis atau berinvestasi tanpa akal dan pengetahuan.
PENUTUP
Perusahaan yang bergerak Multi Level Marketing, Network Marketing (Pemasaran Berbasis Jaringan), dan Bisnis Investasi Saham yang baik dan terpercaya pastilah memiliki kantor dengan alamat yang jelas dan memberikan dukungan pelayanan (customer service) yang baik. Saat ini, banyak dari perusahaan yang bergerak dalam ketiga bidang usaha tersebut memenuhi kriteria yang baik di atas. Namun, kita harus tetap jeli, berpikir logis, dan perlu menganalisa dengan cermat dan pertimbangan yang cukup, sehingga mampu membedakan yang asli (baik) dari yang modus (tipuan).
Tipuan piramida berantai dalam berbagai betuk seperti penawaran bisnis, marketing, dan investasi biasanya menawarkan peluang penghasilan dengan “merekrut orang sebanyak-banyaknya” karena mereka lebih mementingkan rekruitmen anggota dibandingkan penjualan (produk). Mereka terbiasa membujuk dengan mengatakan ‘Bergabunglah di perusahaan kami... Hanya dengan menyetor uang sejumlah ini... pasti akan mendapatkan bonus sebesar... asalkan bersedia mencari sekian orang… dan sebagainya”.
Jika mereka berkata demikian, tidak ada berbicara tentang produk yang berkualitas atau hanya sedikit sekali berbicara tentang produk, dapat dipastikan bahwa mereka sedang menggiring ke suatu bisnis penipuan yang mempraktekkan arisan berantai (Pyramid Scheme).
Karena itu kenali penipuan tersebut sebelum terlambat dan sebelum terlanjur ikut-ikutan menjadi anggota yang mempromosikan dan memperdaya (menipu) orang lain. Alkitab berkata “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat” (1 Petrus 3:10-12).MEWASPADAI PENIPUAN BERMODUS BISNIS, MARKETING DAN INVESTASI.
REFERENSI
Allard, Lioyd., 2005. The Ultimate Selling Guide. Terjemahan, Penerbit PT. Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia: Jakarta.
Bertens, K., 2013. Etika. Edisi Revisi. Penerbit Kanasius: Yogyakarta
Burkett, Larry., 1992. Mengatur Keuangan Dengan Bijak. Terjemahan, Penerbit Yayasan Kalam Hidup: Bandung.
Blomberg, Craig L., 2011. Tidak Miskin Tetapi Juga Tidak Kaya. Terjemahan, Penerbit BPK Gunung Mulia: Jakarta.
Boa, Kenneth, Sid Buzzell & Bill Perkins, 2013. Handbook To Leadership. Terjemahan, Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih: Jakarta.
Conner, Kevin J., 2004. Jemaat Dalam Perjanjian Baru. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Cuny, Paul L., 2012. Rahasia Ekonomi Kerajaan Allah. Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.
Douglas, J.D., ed, 1993. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. Jilid 1 & 2. Terjemahkan Yayasan Komunikasi Bina Kasih : Jakarta.
Ezra, Yakoep., 2006. Succes Througgh Character. Penerbit Andi : Yogyakarta.
Guthrie, Donald, dkk., 1982. Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jilid 1,2,3. Terjemahan. Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF : Jakarta.
Lazarus, Arnold A & Clifford N. Lazarus., 2005. Staying Sane in a Crazy World. Terjemahan, Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer: Jakarta.
Pfeiffer F. Charles & Everett F. Harrison., ed. 1962. The Wycliffe Bible Commentary. Volume 1,2,3. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas Malang.
Sandison, George & Staff., 2013. Bible Answers for 1000 Difficult Questions. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Shapiro, David A., 2005. Choosing The Right Thing. Terjemahan, Penerbit PT. Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia: Jakarta.
Stamps, Donald C., ed, 1995. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Stassen, Glen & David Gushee., 2008. Etika Kerajaan: Mengikut Yesus dalam Konteks Masa Kini, Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.
Susanto, Hasan., 2003. Perjanjian Baru Interlinier Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru, jilid I & II. Penerbit Literatur SAAT : Malang.
Tenney, Merril C., 1985. Survey Perjanjian Baru. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Valentine, James Lee., 2005. MLM Power: Puncak Tertinggi Pemberdayaan Pemasaran Berbasis Jaringan. Terjemahan, Penerbit PT. Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia: Jakarta.
Zuck, Roy B, editor., 2011. A Biblical of Theology The New Testament. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.