Predestinasi:Pemilihan Tanpa Syarat
Doktrin pemilihan yang tidak bersyarat ini lebih lazim dikenal dengan sebutan Predestinasi.
I) Definisi Predestinasi.
· Sejak semula (sebelum penciptaan segala sesuatu) Allah sudah me-netapkan orang-orang tertentu untuk diselamatkan / masuk ke surga. Sisanya ditetapkan untuk binasa / masuk ke neraka.
· Allah menentukan semua ini semata-mata berdasarkan kehendakNya sendiri, dan sama sekali bukan karena apapun yang ada atau yang akan ada dalam diri orang-orang itu.
· Penetapan Allah ini pasti terjadi / tidak mungkin gagal.
Kalau saudara menginginkan definisi Predestinasi yang lebih terperinci, yang betul-betul disusun dengan kata-kata ilmu hukum, saudara bisa melihat ‘Westminster Confession of Faith’, Chapter III, no 3,4,5,6,7 di bawah ini:
¨
“By the decree of God, for the manifestation of His glory, some men and angels are predestinated unto everlasting life; and others foreordained to everlasting death” (= Oleh ketetapan Allah, bagi perwujudan kemuliaanNya, sebagian manusia dan malaikat telah dipredestinasikan untuk hidup yang kekal; sedangkan yang lain ditetapkan untuk kebinasaan yang kekal).
Penekanan bagian ini: baik manusia maupun malaikat, sebagian ditetapkan untuk selamat, sebagian lainnya ditetapkan untuk binasa.
¨ “These angels and men, thus predestinated, and foreordained, are particularly and unchangeably designed, and their number so certain and definite, that it cannot be either increased or diminished” (= Para malaikat dan manusia yang sudah dipredestinasikan dan ditetapkan lebih dahulu ini, direncanakan secara khusus dan tak bisa berubah, dan jumlah mereka adalah begitu pasti dan tertentu, sehingga tidak dapat bertambah atau berkurang).
Penekanan bagian ini: Predestinasi itu tidak bisa berubah / gagal.
¨
“Those of mankind that are predestinated unto life, God, before the foundation of the world was laid, according to His eternal and immutable purpose, and the secret counsel and good pleasure of His will, hath chosen, in Christ, unto everlasting glory, out of His mere free grace and love, without any foresight of faith, or good works, or perseverance in either of them, or any other thing in the creature, as conditions, or causes moving Him thereunto: and all to the praise of His glorious grace” (= Sebagian dari umat manusia yang telah dipredestinasikan untuk memperoleh hidup kekal, sebelum dunia dijadikan, sesuai rencanaNya yang kekal dan tidak bisa berubah, serta rencana rahasia dan kerelaan kehendakNya, oleh Allah telah dipilih di dalam Kristus untuk mendapatkan kemuliaan kekal, semata-mata karena kasih karunia dan cintaNya yang cuma-cuma, tanpa lebih dulu melihat akan adanya iman, perbuatan baik, atau ketekunan di dalam diri mereka, atau hal-hal lain apapun dalam ciptaan tersebut, sebagai syarat atau penyebab yang dapat menggerakkanNya ke sana, dan semuanya ini bagi pujian kasih karuniaNya yang mulia). Penekanan bagian ini: pemilihan Allah itu sama sekali tidak didasarkan pada adanya iman, perbuatan baik ataupun ketekunan yang akan ada dalam diri orang pilihan, tetapi semata-mata didasarkan pada kehendak Allah yang berdaulat.
¨
“As God hath appointed the elect unto glory, so hath He, by the eternal and most free purpose of His will, foreordained all the means thereunto. Wherefore, they who are elected, being fallen in Adam, are redeemed by Christ, are effectually called unto faith in Christ by His Spirit working in due season, are justified, adopted, sanctified, and kept by His power, through faith, unto salvation. Neither are any other redeemed by Christ, effectually called, justified, adopted, sanctified, and saved, but the elect only” (= Sebagaimana Allah telah menetapkan orang-orang pilihanNya kepada kemuliaan, Dia juga, oleh kehendakNya yang kekal dan bebas, telah menentukan caranya / jalannya untuk mencapai hal itu. Karena itu, mereka yang dipilih, yang telah jatuh di dalam Adam, ditebus oleh Kristus, dipanggil secara efektif ke dalam iman di dalam Kristus oleh RohNya yang bekerja pada saatnya, dibenarkan, diangkat menjadi anak, dikuduskan, dan dipelihara oleh kuasaNya, melalui iman, kepada keselamatan. Tidak ada yang lain yang ditebus oleh Kristus, dipanggil secara efektif, dibenarkan, diangkat menjadi anak, dikuduskan, dan diselamatkan, kecuali orang-orang pilihan saja).
Penekanan bagian ini: bagi orang pilihanNya, Allah tidak hanya menentukan tujuan akhirnya, tetapi juga saat dan cara / jalan untuk mencapai tujuan akhir itu, yaitu melalui Kristus, pekerjaan Roh Kudus, iman dsb.
¨
“The rest of mankind God was pleased, according to the unsearchable counsel of His own will, whereby He extendeth or withholdeth mercy, as He pleaseth, for the glory of His sovereign power over His creatures, to pass by; and to ordain them to dishonour and wrath for their sin, to the praise of His glorious justice” (= Sisa dari umat manusia lainnya, Allah berkenan, sesuai dengan rencana yang tak terselami dari kehendakNya sendiri, dengan mana Dia memberikan atau menahan belas kasihanNya, sesuai kerelaanNya, untuk kemuliaan dari kuasaNya yang berdaulat atas makhluk ciptaanNya, untuk melewati; dan menentukan mereka kepada kehinaan dan murka untuk dosa-dosa mereka, bagi pujian terhadap keadilanNya yang mulia).
Penekanan bagian ini: selain dari orang pilihan, maka Allah melewati (tidak menyelamatkan) umat manusia yang lain, dan menetapkan mereka untuk dihukum karena dosa-dosa mereka. Dengan demikian terlihat keadilan Allah.
II) Dasar Kitab Suci Predestinasi.
A) Ayat-ayat Kitab Suci tanpa penjelasan / tafsiran / komentar.
Pdt. Jusuf B. S. menganggap bahwa orang-orang Calvinist memang mempunyai dasar ayat Kitab Suci untuk ajarannya, tetapi semua itu sudah diputarbalikkan, ditafsirkan dengan akal dsb, sehingga menjadi ajaran yang salah / sesat. Ini terlihat dari kutipan-kutipan di bawah ini:
· “Teori2 manusiawi ini seolah-olah didasarkan atas ayat2 Alkitab, tetapi ayat-ayat ini diputarbalikkan atau diartikan dengan akal, sehingga artinya menyesatkan 2Pet 3:16” - ‘Diktat PD’ (keluaran Gereja Bukit Zaitun), hal 6.
· “Teori-teori manusiawi inilah yang memojokkan Allah menjadi pembohong, tetapi sebetulnya, merekalah yang memutarbalikkan kebenaran ini” - ‘Keselamatan Tidak Bisa Hilang?’, hal 25.
· “Ada beberapa ayat-ayat dan fakta-fakta yang sulit dimengerti oleh beberapa orang, tetapi dengan akalnya mereka memaksa untuk mengerti, diartikan menurut pengertiannya sendiri, menurut teori-teorinya sendiri, dan diputarbalikkan sedemikian rupa sehingga keluar teori-teori manusiawi yang mendatangkan kebinasaan atas dirinya sendiri dan orang-orang yang mau percaya kepadanya” - ‘Keselamatan Tidak Bisa Hilang?’, hal 26.
Ayat-ayat Kitab Suci tanpa penjelasan / tafsiran / komentar di bawah ini saya berikan untuk menunjukkan:
1. Bahwa di sini tidak ada pemutar-balikan, penafsiran salah, ataupun penafsiran menurut akal sendiri. Ini betul-betul hanyalah ayat Kitab Suci tanpa penjelasan / penafsiran / komentar, sehingga jelas tidak ada pemutar-balikan, penafsiran menurut akal sendiri, dsb!
2. Bahwa Predestinasi bukanlah sekedar merupakan ajaran saya / golongan Reformed / Calvinist / John Calvin, ataupun merupakan penafsiran saya / golongan Reformed / Calvinist / John Calvin tentang Kitab Suci, tetapi betul-betul merupakan ajaran Kitab Suci sendiri!
Dan saya memberikan berpuluh-puluh ayat untuk menunjukkan bahwa ayat dasar untuk Predestinasi bukanlah hanya satu atau dua ayat saja, tetapi sangat banyak!
Janganlah meloncati ayat-ayat Kitab Suci ini, karena tanpa itu saudara tidak akan bisa mengetahui apakah memang Kitab Suci mengajarkan Predestinasi atau tidak! Karena itu, hendaklah saudara, lebih-lebih kalau saudara adalah orang Arminian atau orang yang terpengaruh oleh ajaran Arminian, membaca dan merenungkan ayat-ayat di bawah ini!
1) Ayat-ayat yang menunjukkan / menyebutkan adanya orang pilihan (elect).
Mat 22:14 - “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih”.
Mat 24:22,24 - “(22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. ... (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.
Mat 24:31 - “Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain”.
Luk 18:7a - “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya?”.
Ro 8:33 - “Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?”.
Ro 11:5-8 - “Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia. Jadi bagaimana? Israel tidak memperoleh apa yang dikejarnya, tetapi orang-orang yang terpilih telah memperolehnya. Dan orang-orang yang lain telah tegar hatinya, seperti ada tertulis: ‘Allah membuat mereka tidur nyenyak, memberikan mata untuk tidak melihat dan telinga untuk tidak mendengar, sampai kepada hari sekarang ini.’”.
Ro 16:13 - “Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu”.
Kol 3:12 - “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran”.
1Tes 1:4-5 - “Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu. Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu”.
2Tim 2:10 - “Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal”.
Tit 1:1 - “Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita”.
1Pet 1:1-2 - “Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darahNya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu”.
1Pet 2:8-9 - “Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib”.
1Pet 5:13 - “Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku”.
2Yoh 1 - “Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran”.
2Yoh 13 - “Salam kepada kamu dari anak-anak saudaramu yang terpilih”.
2) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah memilih / menetapkan / menentukan orang-orang tertentu untuk diselamatkan.
Kis 13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya”.
Kis 22:14 - “Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendakNya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulutNya”.
Ro 8:29-30 - “Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka itu juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya”.
Ef 1:4-5 - “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya”.
Ef 1:11 - “Aku katakan ‘di dalam Kristus’, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya”.
1Tes 5:9 - “Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”.
2Tes 2:12-13 - “supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan. Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai”.
Yak 2:5 - “Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikanNya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?”.
3) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa kehendak / rencana Allahlah yang menentukan / menyebabkan keselamatan seseorang.
Mat 11:25-27 - “Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu. Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya”.
Yoh 5:21 - “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya”.
Ro 10:20 - “Dan dengan berani Yesaya mengatakan: ‘Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku’”.
2Tim 1:9 - “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman”.
Yak 1:18 - “Atas kehendakNya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaanNya”.
NIV: “He chose to give us birth through the word of truth, that we might be a kind of firstfruits of all he created” (= Ia memilih untuk melahirkan kita melalui firman kebenaran, supaya kita bisa menjadi buah sulung dari semua ciptaanNya).
bersambung
4) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa orang-orang tertentu diselamatkan karena karunia Tuhan, sedangkan orang-orang lain binasa, karena Tuhan tidak menghendaki keselamatan mereka.
Mat 13:10-15 - “Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka”.
Yoh 12:39-40 - “Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: ‘Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka’”.
5) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah menyediakan Kerajaan surga / tempat di surga untuk orang-orang tertentu.
Mat 20:23 - “Yesus berkata kepada mereka: ‘CawanKu memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa BapaKu telah menyediakannya’”.
Mat 25:34 - “Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan”.
6) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa ada orang-orang yang ditentukan untuk dihukum.
Yoh 17:12 - “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”.
Amsal 16:4 - “TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuatNya untuk hari malapetaka”.
Yudas 4 - “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus”.
7) Text istimewa dari Predestinasi.
Ro 9:6-29 - “(6) Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, (7) dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: ‘Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu.’ (8) Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar. (9) Sebab firman ini mengandung janji: ‘Pada waktu seperti inilah Aku akan datang dan Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki.’ (10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’ (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.’ (16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendakiNya. (19) Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ (20) Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ (21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? (22) Jadi, kalau untuk menunjukkan murkaNya dan menyatakan kuasaNya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaanNya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan - (23) justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaanNya atas benda-benda belas kasihanNya yang telah dipersiapkanNya untuk kemuliaan, (24) yaitu kita, yang telah dipanggilNya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain, (25) seperti yang difirmankanNya juga dalam kitab nabi Hosea: ‘Yang bukan umatKu akan Kusebut: umatKu dan yang bukan kekasih: kekasih.’ (26) Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka: ‘Kamu ini bukanlah umatKu,’ di sana akan dikatakan kepada mereka: ‘Anak-anak Allah yang hidup.’ (27) Dan Yesaya berseru tentang Israel: ‘Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. (28) Sebab apa yang telah difirmankanNya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera.’ (29) Dan seperti yang dikatakan Yesaya sebelumnya: ‘Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita keturunan, kita sudah menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora.’”.
8) Ayat-ayat lain yang mendukung adanya Predestinasi.
Yoh 15:16 - “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu”.
Yoh 15:19 - “Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu”.
Kis 9:15 - “Tetapi firman Tuhan kepadanya: ‘Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKuuntuk memberitakan namaKu kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel”.
Kis 18:10 - “Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu di kota ini”.
Ro 11:25 - “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk”.
1Kor 1:27-30 - “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita”.
|
BACA JUGA: AJARAN TENTANG INKARNASI YESUS KRISTUS
1) Pada waktu Allah menciptakan segala sesuatu, maka ada yang diciptakan sebagai benda, sebagai tumbuh-tumbuhan, sebagai binatang, sebagai manusia dan sebagai malaikat. Ini semua dilakukan berdasarkan kehendak dan kemurahan hati Allah, bukan karena Ia melihat akan adanya sesuatu yang baik dalam ciptaanNya itu.
Calvin: “Let them answer why they are men rather than oxen or asses. Although it was in God’s power to make them dogs, he formed them to his own image” [= Biarlah mereka (orang-orang yang menolak Predestinasi) menjawab mengapa mereka adalah manusia dan bukannya sapi atau keledai. Sekalipun Allah berkuasa membuat mereka jadi anjing, Ia membentuk mereka sesuai gambarNya] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter XXII, no 1.
Kalau Allah yang berdaulat itu mempunyai hak untuk menciptakan se-bagai benda, binatang, tumbuh-tumbuhan, manusia, ataupun malaikat, mengapa Ia tidak mempunyai hak untuk melakukan Predestinasi?
2) Persoalan bayi yang mati.
Ada pandangan-pandangan yang bertentangan tentang seseorang yang mati pada waktu masih bayi. Tetapi ini tidak jadi soal di sini. Kalau bayi mati itu masuk surga berarti bayi itu ditentukan / dipredestinasikan untuk selamat, karena bayi itu masuk surga tanpa ia beriman kepada Kristus ataupun melakukan perbuatan baik apapun juga. Sedangkan kalau bayi mati itu masuk neraka, maka itu berarti bayi itu ditentukan untuk binasa, karena ia tidak diberi kesempatan apapun untuk bertobat / percaya kepada Yesus ataupun berbuat baik. Jadi, apakah kita percaya bahwa bayi mati itu masuk surga atau neraka, tetap menunjukkan bahwa ada predestinasi terhadap bayi-bayi itu. Juga terlihat bahwa predestinasi terhadap bayi-bayi ini tidak tergantung pada iman maupun perbuatannya, karena ia sudah mati tanpa bisa beriman ataupun berbuat apapun.
Catatan: Arminianisme percaya bahwa bayi mati akan masuk surga.
3) Binasanya orang kafir yang mati tanpa Taurat / Injil / kesempatan untuk bertobat.
Ada orang-orang yang dibiarkan oleh Allah untuk mati tanpa kesempatan untuk bertobat:
a) Dalam Perjanjian Lama, di luar orang Yahudi hampir semuanya binasa tanpa kesempatan.
Ro 2:12a - “Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat”.
Orang-orang non Yahudi yang selamat hanyalah orang seperti Naaman, dsb, yang masuk ke dalam agama Yahudi.
b) Dalam Perjanjian Baru, ada orang-orang yang mati tanpa pernah mendengar Injil, dan ini juga binasa tanpa ada kesempatan untuk percaya kepada Yesus.
Ro 10:13-14 - “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?”.
Text ini membentuk suatu rantai. Orang yang berseru kepada nama Tuhan akan selamat, tetapi ia tidak akan bisa berseru kepada nama Tuhan kalau ia tidak percaya kepada Tuhan. Dan ia tidak akan bisa percaya kepada Tuhan kalau ia tidak perneh mendengar tentang Dia. Dan ia tidak akan bisa mendengar tentang Dia, kalau tidak ada yang memberitakan Injil kepadaNya.
Jadi, kalau tidak ada orang yang memberitakan Injil kepadanya, ia tidak bisa mendengar tentang Dia, sehingga tidak percaya kepadaNya, sehingga tidak bisa berseru kepadaNya, sehingga tidak bisa diselamatkan.
Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang tidak diinjili / tidak pernah mendengar tentang Yesus, pasti tidak selamat. Fakta Kitab Suci inilah yang mendasari pengutusan misionaris ke tempat-tempat yang belum pernah dijangkau Injil.
Loraine Boettner: “In fact the belief that the heathens without the Gospel are lost has been one of the strongest arguments in favour of foreign missions” (= Kenyataannya kepercayaan bahwa orang kafir tanpa Injil akan terhilang merupakan salah satu argumentasi terkuat yang mendukung misi asing) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 119.
Bandingkan juga dengan Yeh 33:8 yang berbunyi:
“Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! - dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu”.
Loraine Boettner: “When the watchman sees danger coming but does not give the people warning they perish in their iniquity, Ezek. 33:8, - true, the watchman will be held responsible, yet that does not change the fate of the people” (= Pada waktu penjaga melihat bahaya datang tetapi tidak memperingatkan orang-orang, mereka binasa dalam kesalahan mereka, Yeh 33:8, - memang benar bahwa penjaga itu dianggap bertanggung jawab, tetapi itu tidak mengubah nasib orang-orang itu) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 119.
Jelas bahwa orang-orang yang tidak diberi kesempatan untuk bertobat ini, adalah orang-orang yang memang ditetapkan untuk binasa.
Loraine Boettner:
· “The problem of the heathens, who live and die without the Gospel, has always been a thorny one for the Arminians who insist that all men have sufficient grace if they will but make use of it” (= Problem orang kafir, yang hidup dan mati tanpa Injil, selalu menjadi duri bagi orang Arminian, yang berkeras bahwa semua manusia mempunyai kasih karunia yang cukup kalau saja mereka mau menggunakannya) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 118.
· “Only in Calvinism, ... and its doctrine of grace through which some are sovereignly rescued and brought to salvation while others are passed by, do we find an adequate explanation of the phenomenon of the heathen world” (= Hanya dalam Calvinisme, ... dan doktrin kasih karunianya melalui mana beberapa orang secara berdaulat ditolong dan dibawa pada keselamatan sementara yang lain dilewati, bisa kita dapatkan penjelasan yang memadai tentang phenomena dunia kafir) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 121.
4) Pemilihan terhadap Israel dalam Perjanjian Lama.
Ul 7:6 & Ul 32:8-9 menunjukkan pemilihan Tuhan atas Israel.
· Ul 7:6 - “Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayanganNya”.
· Ul 32:8-9 - “Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel. Tetapi bagian TUHAN ialah umatNya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagiNya”.
Alasan pemilihan Israel:
¨ Ul 4:37 - “Karena Ia mengasihi nenek moyangmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatanNya yang besar”.
¨ Ul 10:14-15 - “Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya; tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilihNya dari segala bangsa, seperti sekarang ini”.
¨ Ul 7:7-8 - “Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu - bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? - tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpahNya yang telah diikrarkanNya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir”.
¨ Ul 9:4-6 - “Janganlah engkau berkata dalam hatimu, apabila TUHAN, Allahmu, telah mengusir mereka dari hadapanmu: Karena jasa-jasakulah TUHAN membawa aku masuk menduduki negeri ini; padahal karena kefasikan bangsa-bangsa itulah TUHAN menghalau mereka dari hadapanmu. Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimu engkau masuk menduduki negeri mereka, tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa itulah, TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya TUHAN menepati janji yang diikrarkanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub. Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!”.
Israel diberi tanah Kanaan (ini jelas berhubungan dengan pemilihan terhadap mereka), bukan karena jasa mereka. Bahkan dikatakan secara explicit bahwa mereka adalah ‘bangsa yang tegar tengkuk’(Ul 9:6b bdk. Kel 32:9).
¨ Bandingkan juga dengan Yeh 16:1-14 di bawah ini, yang jelas menunjukkan ketidak-layakan Israel waktu dipilih / diambil oleh Tuhan.
Yeh 16:1-14 - “Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: ‘Hai anak manusia, beritahukanlah kepada Yerusalem perbuatan-perbuatannya yang keji dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada Yerusalem: Asalmu dan kelahiranmu ialah dari tanah Kanaan; ayahmu ialah orang Amori dan ibumu orang Heti. Kelahiranmu begini: Waktu engkau dilahirkan, pusatmu tidak dipotong dan engkau tidak dibasuh dengan air supaya bersih; juga dengan garampun engkau tidak digosok atau dibedungi dengan lampin. Tidak seorangpun merasa sayang kepadamu sehingga diperbuatnya hal-hal itu kepadamu dari rasa belas kasihan; malahan engkau dibuang ke ladang, oleh karena orang pandang enteng kepadamu pada hari lahirmu. Maka Aku lalu dari situ dan Kulihat engkau menendang-nendang dengan kakimu sambil berlumuran darah dan Aku berkata kepadamu dalam keadaan berlumuran darah itu: Engkau harus hidup dan jadilah besar seperti tumbuh-tumbuhan di ladang! Engkau menjadi besar dan sudah cukup umur, bahkan sudah sampai pada masa mudamu. Maka buah dadamu sudah montok, rambutmu sudah tumbuh, tetapi engkau dalam keadaan telanjang bugil. Maka Aku lalu dari situ dan Aku melihat engkau, sungguh, engkau sudah sampai pada masa cinta berahi. Aku menghamparkan kainKu kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan perjanjian dengan engkau, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu engkau Aku punya. Aku membasuh engkau dengan air untuk membersihkan darahmu dari padamu dan Aku mengurapi engkau dengan minyak. Aku mengenakan pakaian berwarna-warna kepadamu dan memberikan engkau sandal-sandal dari kulit lumba-lumba dan tutup kepala dari lenan halus dan selendang dari sutera. Dan Aku menghiasi engkau dengan perhiasan-perhiasan dan mengenakan gelang pada tanganmu dan kalung pada lehermu. Dan Aku mengenakan anting-anting pada hidungmu dan anting-anting pada telingamu dan mahkota kemuliaan di atas kepalamu. Dengan demikian engkau menghias dirimu dengan emas dan perak, pakaianmu lenan halus dan sutera dan kain berwarna-warna; makananmu ialah tepung yang terbaik, madu dan minyak dan engkau menjadi sangat cantik, sehingga layak menjadi ratu. Dan namamu termasyhur di antara bangsa-bangsa karena kecantikanmu, sebab sangat sempurna adanya, oleh karena semarak perhiasanKu yang Kuberikan kepadamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH’”.
Dari semua alasan ini terlihat bahwa Israel dipilih sama sekali bukan karena mereka baik, tetapi karena itulah kehendak Allah. Kalau kita bisa mempercayai bahwa Israel dipilih semata-mata berdasarkan kehendak Allah yang berdaulat, lalu mengapa kita tidak bisa percaya bahwa kitapun dipilih semata-mata berdasarkan kehendak Allah yang berdaulat?
Catatan: Memang pemilihan Israel berbeda dengan Predestinasi, karena tidak semua Israel selamat. Tetapi B. B. Warfield menganggap bahwa Israel ini adalah simbol dari orang pilihan yang sejati.
B. B. Warfield: “... though Israel as a nation constituted the chosen people of God ..., yet we must not lose from sight the fact that the nation as such was rather the symbolical than the real people of God, and was His people at all, indeed, only so far as it was, ideally or actually, identified with the inner body of the really ‘chosen’” (= ... sekalipun Israel sebagai bangsa membentuk umat pilihan Allah ..., tetapi kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa bangsa itu lebih merupakan simbol dari pada umat Allah yang sungguh-sungguh, dan mereka hanya menjadi umatNya kalau mereka secara ideal dan sungguh-sungguh bergabung dengan tubuh dalam dari orang-orang pilihan yang sungguh-sungguh) - ‘Biblical and Theological Studies’, hal 290.
5) Adanya malaikat pilihan.
1Tim 5:21 - “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihanNya kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak”.
Perhatikan juga Mat 25:41 yang menunjukkan bahwa Tuhan menyiapkan / menyediakan neraka untuk ‘reprobate angels’ (= malaikat-malaikat yang ditetapkan untuk binasa).
Mat 25:41 - “Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya”.
Kalau predestinasi bisa terjadi dalam dunia malaikat, mengapa tidak bisa terjadi dalam dunia manusia?
Sebagai tambahan dalam persoalan ini, perlu diketahui bahwa ada perbedaan antara pemilihan pada malaikat dan pada manusia (R. L. Dabney, ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 231-232):
a) Pada manusia: semua manusia berdosa, lalu dari antara mereka dipilih orang-orang tertentu untuk diselamatkan melalui iman.
Pada malaikat: semua malaikat suci, dan dari antara mereka lalu dipilih malaikat-malaikat tertentu. Yang dipilih dijaga supaya tidak jatuh; yang tidak dipilih akan jatuh.
b) Manusia dipilih melalui / di dalam Yesus Kristus.
Malaikat tidak dipilih dalam seorang Pengantara, karena mereka suci dan karena itu tidak memerlukan penebusan.
6) Doktrin Total Depravity, dan doktrin bahwa iman adalah pemberian Allah, menunjukkan adanya Predestinasi.
Loraine Boettner: “If the doctrine of Total Inability or Original Sin be admitted, the doctrine of unconditional Election follows by the most inescapable logic” (= Jika doktrin tentang Ketidak-mampuan Total atau Dosa Asal diterima, maka doktrin pemilihan yang tidak bersyarat akan mengikuti oleh suatu logika yang tidak terhindarkan) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 95.
Keadaan Total Depravity dari manusia, tidak memungkinkan manusia untuk percaya kepada Yesus dengan kekuatan dan kemauannya sendiri. Ini sudah saya bahas dalam pelajaran tentang Total Depravity, dan tidak akan saya ulangi di sini.
Tetapi Kitab Suci maupun fakta menunjukkan bahwa ada orang-orang tertentu yang ternyata beriman / percaya kepada Yesus. Mengapa bisa demikian? Karena adanya:
a) Pekerjaan Allah di dalam diri mereka.
Ini terlihat dari ayat-ayat di bawah ini:
Yoh 6:37a - “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu”.
Yoh 17:2b - “Ia akan memberikan hidup kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepadaNya”.
Yoh 17:6 - “Aku telah menyatakan namaMu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia. Mereka itu milikMu dan Engkau telah memberikan mereka kepadaKu dan mereka telah menuruti firmanMu”.
Yoh 17:9 - “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab mereka adalah milikMu”.
Yoh 6:44 - “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir jaman”.
1Kor 1:30a - “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus”.
b) Pemberian iman / pertobatan dari Allah kepada mereka.
Kis 11:18b - “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup”.
Fil 1:29 - “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia”.
Jadi, kalau ada orang yang percaya kepada Yesus, itu karena Allah bekerja dalam dirinya dan memberikan iman kepadanya. Sebaliknya kalau ada orang yang terus menolak Kristus sampai ia mati, itu disebabkan karena Allah tidak bekerja dalam dirinya dan / atau tidak memberikan iman kepadanya. Jadi, adanya orang yang percaya dan yang tidak percaya, menunjukkan bahwa ada orang yang diberi iman dan tidak diberi iman oleh Bapa. Jadi di sini ada pemilihan / penetapan dari Bapa, tentang siapa yang diberi iman (Elect - orang yang dipilih / ditentukan untuk selamat) dan siapa yang tidak diberi iman (Reprobate - orang yang dipilih / ditentukan untuk binasa). Semua ini mendukung doktrin Reformed / Calvinisme tentang Unconditional Election / Predestinasi.
Arthur W. Pink menguraikan hal ini dengan cara yang menarik. Ia berkata: “‘Salvation is of the Lord’ (Jonah 2:9); but the Lord does not save all. Why not? He does save some; then if He saves some, why not others? Is it because they are too sinful and depraved? No; for the apostle wrote, ‘This is a faithful saying, and worthy of all acceptation, that Christ Jesus came into the world to save sinners; of whom I am chief’ (1Tim. 1:15). Therefore, if God saved the ‘chief’ of sinners, none are excluded because of their depravity. Why then does not God save all? Is it because some are too stony-hearted to be won? No; because of the most stony-hearted people of all it is written, that God will yet ‘take the stony heart out of their flesh, and will give them a heart of flesh (Ezek. 11:19)” [= ‘Keselamatan adalah dari TUHAN’ (Yunus 2:9); tetapi Tuhan tidak menyelamatkan semua orang. Mengapa tidak? Ia memang menyelamatkan sebagian orang; lalu jika Ia menyelamatkan sebagian orang, mengapa Ia tidak menyelamatkan yang lain? Apakah karena mereka terlalu berdosa dan bejat? Tidak; karena rasul menulis, ‘Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa’ (1Tim 1:15). Karena itu, jika Allah menyelamatkan orang yang paling berdosa, tidak ada yang tidak bisa diselamatkan karena kebejatan mereka. Lalu mengapa Allah tidak menyelamatkan semua? Apakah karena sebagian orang terlalu keras hatinya untuk dimenangkan? Tidak; karena tentang bangsa yang paling keras hatinya dituliskan, bahwa Allah akan ‘mengambil hati yang keras itu dari daging mereka, dan akan memberikan hati dari daging’ (Yeh 11:19)] - ‘The Sovereignty of God’, hal 45.
Penekanan dari kutipan di atas ini adalah: manusia tidak selamat bukan karena mereka terlalu jahat / keras hati.
Arthur W. Pink lalu melanjutkan: “Why is it that all are not saved, particularly all who hear the Gospel? Do you still answer, Because the majority refuse to believe? Well, that is true, but it is only a part of the truth. It is the truth from the human side. But there is a Divine side too, and this side of the truth needs to be stressed or God will be robbed of His glory” (= Mengapa tidak semua diselamatkan, khususnya semua yang mendengar Injil? Apakah kamu tetap menjawab, Karena mayoritas menolak untuk percaya? Itu memang benar, tetapi itu hanyalah sebagian dari kebenaran. Itu adalah kebenaran dari sudut manusia. Tetapi ada sudut Allah juga, dan sudut kebenaran ini perlu ditekankan, atau Allah akan dirampok kemuliaanNya) - ‘The Sovereignty of God’, hal 46.
Penekanan dari kutipan di atas ini adalah: sekalipun memang benar bahwa manusia tidak selamat karena mereka menolak untuk percaya, tetapi itu adalah dari sudut pandang manusia. Ada sudut pandang Allah yang juga harus diperhatikan.
Arthur W. Pink melanjutkan lagi: “The unsaved are lost because they refuse to believe; the others are saved because they believe. But why do these others believe? What is it that causes them to put their trust in Christ? Is it because they are more intelligent than their fellows, and quicker to discern their need of salvation? Perish the thought, ‘Who maketh thee to differ from another? And what hast thou that thou didst not receive? Now if thou didst receive it, why dost thou glory, as if thou hadst not received it?’ (1Cor. 4:7)” [= Orang yang tidak selamat terhilang karena mereka menolak untuk percaya; yang lain diselamatkan karena mereka percaya. Tetapi mengapa yang lain ini percaya? Apa yang menyebabkan mereka percaya kepada Kristus? Apakah karena mereka lebih pandai dari pada sesama mereka, dan lebih cepat melihat kebutuhan keselamatan mereka? Buanglah pikiran itu, ‘Karena siapa yang membuat engkau berbeda dari orang lain? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?’ (1Kor 4:7)] - ‘The Sovereignty of God’, hal 46.
Catatan: 1Kor 4:7 versi Kitab Suci Indonesia berbunyi: “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”.
Bagian yang saya garisbawahi itu salah terjemahan.
NIV: “For who makes you different from anyone else? What do you have that you did not receive? And if you did receive it, why do you boast as though you did not?” (= Karena siapa yang membuat engkau berbeda dari orang lain? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?).
Penekanan dari kutipan di atas ini adalah: seseorang bisa percaya, bukan karena ia lebih baik dari orang-orang yang tidak percaya.
Akhirnya Arthur W. Pink menyimpulkan dan sekaligus memberikan dasar Kitab Suci untuk kesimpulannya itu:
¨ “It is God himself who makes the difference between the elect and the non-elect, for of His own it is written, ‘And we know that the Son of God is come, and hath given us an understanding, that we may know Him that is true’ (1John 5:20)” [= Adalah Allah sendiri yang membuat perbedaan antara orang pilihan dan orang yang bukan pilihan, karena tentang milikNya dituliskan, ‘Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar’ (1Yoh 5:20)] - ‘The Sovereignty of God’, hal 46.
¨ “Faith is God’s gift, and ‘all men have not faith’ (2Thess. 3:2); there-fore, we see that God does not bestow this gift upon all. Upon whom then does He bestow this saving favour? And we answer, upon His own elect - ‘As many as were ordained to eternal life believed’ (Acts 13:48)” [= Iman adalah pemberian / karunia Allah, dan ‘bukan semua orang beroleh iman’ (2Tes 3:2); karena itu, kita melihat bahwa Allah tidak memberikan pemberian / karunia ini kepada semua orang. Lalu kepada siapa Ia memberikan hadiah / kemurahan yang menyelamatkan ini? Dan kami menjawab, kepada orang pilihanNya - ‘Semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya’ (Kis 13:48)] - ‘The Sovereignty of God’, hal 47.
Penekanan dari kesimpulan ini adalah: perbedaan yang menyebabkan satu orang percaya sedangkan yang lain tidak, terletak dalam diri Allah. Ia memberikan iman hanya kepada orang-orang pilihan!
7) Bahwa manusia diselamatkan semata-mata karena kasih karunia Allah, bukan karena perbuatan baik manusia, tidak bisa tidak akan menunjuk pada adanya Predestinasi.
Kitab Suci memang secara jelas mengajar bahwa manusia diselamatkan semata-mata oleh kasih karunia Allah, dan sama sekali bukan karena perbuatan baik manusia.
Ef 2:8-9 - “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Kalau keselamatan memang bukan terjadi karena perbuatan baik manusia, tetapi karena pemberian kasih karunia, maka jelaslah bahwa siapa yang diselamatkan dan siapa yang tidak diselamatkan tergantung kepada Allah. Kalau Allah memberikan kasih karuniaNya kepada seseorang maka orang itu akan percaya kepada Yesus dan selamat. Sebaliknya kalau Allah menahan kasih karuniaNya dari diri seseorang (dan Ia berhak melakukan hal ini - bdk. Ro 9:15,18), maka orang itu tidak akan percaya kepada Yesus dan tidak akan selamat. Lalu siapa yang diberi kasih karunia dan siapa yang tidak? Berdasarkan apa Allah memilih? Jelas berdasarkan Predestinasi / pemilihan Allah. Memang Predestinasi berhubungan sangat erat dengan kasih karunia.
Hal ini terlihat dari Ef 1:4-8a yang berbunyi: “(4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. (5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya, (6) supaya terpujilah kasih karuniaNya yang mulia, yang dikaruniakanNya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihiNya. (7) Sebab di dalam Dia dan oleh darahNya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karuniaNya (8a) yang dilimpahkanNya kepada kita”.
Perhatikan bahwa kalau dalam Ef 1:4-5 Paulus berbicara tentang Predestinasi / pemilihan, maka dalam Ef 1:6-8a ia berbicara tentang kasih karuniaNya. Bahkan dalam Ef 1:6 itu ada kata-kata “supaya terpujilah kasih karuniaNya yang mulia”, yang jelas menunjukkan bahwa tujuan Predestinasi / pemilihan itu adalah untuk meninggikan kasih karunia Allah.
Hubungan erat antara Predestinasi dan kasih karunia Allah ini juga terlihat dari Ro 11:5-6 yang berbunyi: “Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan kasih karunia. Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia”.
Pdt. Jusuf B. S. dan Guy Duty sama-sama menekankan keselamatan yang merupakan anugerah / pemberian cuma-cuma dari Allah berdasarkan Ef 2:8-9, tetapi anehnya mereka tetap mengakui bahwa manusia selamat karena kemauan mereka, dan bahkan dipilih oleh Allah karena Allah melihat lebih dulu kebaikan mereka / iman mereka. Ini jelas merupakan suatu kontradiksi! Bahwa mereka berdua memang mengajarkan kontradiksi itu, akan saya tunjukkan di bawah ini, melalui kutipan-kutipan dari buku-buku mereka.
a) Pdt. Jusuf B. S.
· Dalam bukunya ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 9, ia berkata: “Kita menerima keselamatan dari Tuhan dengan cuma-cuma, bukan karena jasa, kebaikan, usaha atau pekerjaan kita”. Dan ia lalu mengutip Ef 2:8 sebagai dasar. Saya setuju dengan kata-katanya di sini.
· Tetapi lalu dalam buku yang sama, hal 67, ia berkata:
“Ada seseorang ditanya, kalau sekarang mati, ke mana? Jawabnya tegas: ‘Ke Surga!’. Kalau lima tahun lagi mati, ke mana? Orang itu berpikir lalu katanya: ‘Kalau saya tetap setia, saya ke Surga!’. Betulkah ini? Kepastian keselamatan kita, tergantung dari Allah dan kita. Allah 100 % menghendaki keselamatan kita. Ia tidak pernah berubah Ibr 13:8. Sebab itu sekarang hanya tergantung dari kita. Kalau kita sungguh-sungguh, itu berarti kita akan tumbuh, tidak tinggal kanak-kanak rohani, pasti naik, kita juga pasti tetap selamat. Jadi kepastian keselamatan itu tergantung dari kesungguhan kita dengan kata lain: tergantung dari tingkat kerohanian kita”.
Dari kata-katanya ini jelas terlihat bahwa kesetiaan, kesungguhan dan bahkan tingkat kerohanian seseorang berperan / punya andil dalam keselamatan seseorang! Ini jelas menjurus pada ajaran sesat ‘Salvation by works’ (= Keselamatan karena perbuatan baik), dan bertentangan dengan kata-katanya sendiri yang telah saya kutip di atas dan juga bertentangan dengan Kitab Suci.
b) Guy Duty.
· Dalam bukunya ‘Keselamatan bersyarat atau tanpa syarat?’, ia berkata:
* “Keselamatan adalah anugerah, kasih, dan belas kasihan dari Allah bagi umat manusia yang berdosa” - hal 38.
* “Tanpa anugerah dan kasih Allah yang tak dapat dibeli dan tak terbalaskan, tidak ada orang berdosa yang diselamatkan ... Tetapi anugerah Allah yang cuma-cuma, yang sebenarnya tidak layak kita terima, ...” - hal 115.
· Tetapi lucunya dalam bagian-bagian lain dari buku yang sama, ia lalu mengatakan hal-hal yang bertentangan, seperti:
* “Kata-kata ‘predestinasi’ dan ‘pemilihan’, bagaimanapun tidak dapat mengubah fakta bahwa Allah membuat rencana kekal-Nya bagi manusia menurut apa yang Ia ketahui terlebih dahulu, yaitu apa yang akan manusia perbuat dengan kuasa mereka untuk memutuskan secara bebas” - hal 126.
* “Apakah itu Yakub, Esau, Firaun, orang-orang Yahudi, atau orang-orang kafir, tak seorangpun yang dipredestinasikan tanpa memandang kepada tindakan bebas dari kehendaknya sendiri. Teks-teks yang mereka kutip ini tidak membuktikan keselamatan tanpa syarat. Teks-teks ini tidak mengesampingkan kehendak manusia sebagai satu syarat untuk memperoleh belas kasihan ilahi” - hal 110.
* “Lalu mengapa Allah lebih menyukai Yakub dan mengabaikan Esau? Ingat definisi-definisi Leksikon-leksikon terkemuka tentang pemilihan yang menyiratkan arti ‘pilihan (choice), memilih (select), yaitu, yang terbaik dari antara jenisnya atau kelasnya’ -- ‘dipilih (selected), yaitu dari antara yang berkualitas lebih baik dari lainnya’. Alasan-alasan Allah bagi pemilih-annya atas Yakub dengan melampaui Esau adalah alasan-alasan yang ditemukan dalam kepribadian kedua orang ini, ... Marilah kita melihat sekilas kepribadian dari kedua orang itu, dan melihat jika hal ini benar” - hal 103.
Guy Duty lalu menguraikan panjang lebar segala ‘kebaikan Yakub’ dan ‘kejelekan Esau’ (hal 103-104).
Dari semua ini jelas terlihat bahwa sama seperti Pdt. Jusuf B. S., Guy Duty juga mengatakan bahwa kehendak dan kebaikan manusia itu mempunyai andil dalam keselamatannya, dan dengan demikian menentang ajarannya sendiri di atas, yaitu bahwa manusia diselamatkan hanya karena anugerah cuma-cuma dari Allah.
Pikirkan sendiri, apakah ajaran Pdt. Jusuf B. S. dan Guy Duty ini sesuai dengan Ro 11:5-6, yang jelas-jelas menekankan kasih karunia dan menyingkirkan perbuatan baik, sebagai alasan pemilihan / Predestinasi?
Sekarang kita melihat hal ini dari sudut Reformed / Calvin sendiri.
Loraine Boettner: “Through the election of individuals the truly gracious character of salva-tion is most clearly shown. Those who declare that salvation is entirely by the grace of God, and yet deny the doctrine of election, hold an inconsistent position” (= Melalui pemilihan individu-individu sifat keselamatan yang betul-betul karena kasih karunia ditunjukkan secara paling jelas. Mereka yang menyatakan bahwa keselamatan itu sepenuhnya oleh kasih karunia Allah, tetapi menyangkal doktrin pemilihan, memegang posisi yang tidak konsisten) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 95.
Calvin: “We shall never be clearly persuaded, as we ought to be, that our salvation flows from the wellspring of God’s free mercy until we come to know his eternal election, which illumines God’s grace by this contrast: that he does not indiscriminately adopt all into the hope of salvation but gives to some what he denies to others” (= Kita tidak akan pernah diyakinkan secara jelas, seperti yang seharusnya, bahwa keselamatan kita mengalir dari mata air belas kasihan cuma-cuma dari Allah sampai kita mengenal pemilihanNya yang kekal, yang menerangi kasih karunia Allah oleh kontras ini: bahwa Ia tidak secara sama rata mengadopsi semua orang ke dalam pengharapan keselamatan tetapi memberikan kepada sebagian orang apa yang tidak Ia berikan kepada yang lain) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter XXI, no 1.
Dalam buku tafsirannya tentang surat Roma, Calvin mengomentari Ro 11:6 dengan berkata: “But if no regard to works can be admitted in election, without obscuring the gratuitous goodness of God, which he designed thereby to be so much commended to us, what answer can be given to Paul by those infatuated persons, (phrenetici - insane,) who make the cause of election to be that worthiness in us which God has foreseen? For whether you introduce works future or past, this declaration of Paul opposes you; for he says, that grace leaves nothing to works. ... why God, before the foundation of the world, chose only some and passes by others: and he declares, that God was led to make this difference by nothing else, but by his own good pleasure; for if any place is given to works, so much, he maintains, is taken away from grace. It hence follows, that it is absurd to blend foreknowledge of works with election. For if God chooses some and rejects others, as he has foreseen them to be worthy or unworthy of salvation, then the grace of God, the reward of works being established, cannot reign alone, but must be only in part the cause of our election” (= Tetapi jika perbuatan baik tidak bisa diterima dalam pemilihan, tanpa mengaburkan kebaikan yang bersifat kasih karunia dari Allah, yang Ia rencanakan dengan cara itu supaya sangat kita hargai, jawaban apa yang bisa diberikan kepada Paulus oleh orang-orang gila itu, yang mengatakan bahwa penyebab dari pemilihan adalah kelayakan dalam diri kita yang telah dilihat lebih dulu oleh Allah? Karena apakah kamu mengajukan perbuatan baik yang akan datang ataupun yang lalu, pernyataan Paulus ini menentangmu; karena ia mengatakan, bahwa kasih karunia tidak menyisakan apapun untuk perbuatan baik. ... mengapa Allah, sebelum dunia dijadikan, hanya memilih sebagian dan melewati yang lain: dan ia menyatakan bahwa Allah dipimpin untuk membuat perbedaan ini bukan oleh apapun yang lain, tetapi oleh kerelaan kehendakNya; karena jika ada tempat yang diberikan kepada perbuatan baik, ia berpendapat bahwa begitu banyak yang diambil dari kasih karunia. Karena itu, adalah sesuatu yang menggelikan untuk memadukan / mencampur ‘pengetahuan lebih dulu tentang perbuatan baik’ dengan ‘pemilihan’. Karena jika Allah memilih sebagian orang dan menolak yang lain, karena Ia telah melihat lebih dulu apakah mereka layak atau tidak layak untuk keselamatan, maka kasih karunia Allah, dengan ditegakkannya / adanya upah perbuatan baik, tidak bisa bertahta sendirian, tetapi harus merupakan hanya sebagian dari penyebab pemilihan).
Calvin lalu melanjutkan dengan membicarakan tentang Abraham (bacalah Ro 4:1-5 dan Ro 3:24!) dan berkata: “... if works come to the account, when God adopts a certain number of men unto salvation, reward is a matter of debt, and that therefore it is not a free gift” (= ... jika perbuatan baik diperhitungkan pada waktu Allah mengadopsi sejumlah orang tertentu untuk keselamatan, pahala / upah adalah persoalan hutang, dan karena itu bukan lagi merupakan pemberian cuma-cuma).
8) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa orang-orang yang belum percaya kepada Kristus, yang sudah disebut dengan istilah ‘umat Tuhan’, ‘domba’, dan bahkan ‘anak Allah’. Ini jelas menunjukkan bahwa mereka adalah orang pilihan Allah.
a) Kis 18:9b-10 - “‘Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu di kota ini’”.
Kata-kata ini diucapkan oleh Tuhan kepada Paulus, yang pada saat itu sedang menghadapi kemarahan orang-orang Yahudi di Korintus. Tuhan tidak menghendaki Paulus meninggalkan tempat itu, sebaliknya Tuhan menyuruh Paulus untuk terus memberitakan Injil di situ. Mengapa? Karena ada banyak ‘umat Tuhan’ di sana. Orang-orang itu masih kafir, tetapi Tuhan menyebut mereka sebagai ‘umatNya’ karena mereka adalah orang-orang pilihanNya, yang pasti akan bertobat. Supaya mereka bisa bertobat, maka Paulus harus memberitakan Injil di sana.
b) Yoh 10:16 - “Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu”.
Kata-kata ‘bukan dari kandang ini’ menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang non Yahudi yang pada saat itu belum percaya. Kata-kata ‘akan mendengarkan suaraKu’ lebih-lebih menunjukkan bahwa mereka belum percaya kepada Yesus. Tetapi mereka sudah disebut sebagai ‘domba’! Ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang pilihan!
Calvin: “Thus, according to the secret election of God, we are already sheep in his heart, before we are born; but we begin to be sheep in ourselves by the calling, by which he gathers us into his fold” (= Jadi, menurut pemilihan yang rahasia dari Allah, kita sudah adalah domba dalam hatiNya, sebelum kita dilahirkan, tetapi kita mulai menjadi domba dalam diri kita oleh panggilan, dengan mana Ia mengumpulkan kita ke dalam kandangNya).
Calvin: “Therefore, according to God’s secret predestination (as Augustine says), ‘many sheep are without, and many wolves are within.’” [= Karena itu, menurut predestinasi rahasia dari Allah (seperti dikatakan Agustinus), ‘banyak domba ada di luar, dan banyak serigala ada di dalam’] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book IV, Ch. 1, no 8.
c) Yoh 11:51-52 - “Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai”.
Kata-kata ‘bangsa itu’ jelas menunjuk kepada bangsa Yahudi, sedangkan kata-kata ‘anak-anak Allah yang tercerai-berai’ jelas menunjuk kepada orang-orang non Yahudi yang saat itu belum percaya kepada Yesus. Mengapa orang-orang non Yahudi yang belum percaya ini sudah disebut ‘anak-anak Allah’? Jelas karena mereka adalah orang pilihan Tuhan, yang pasti akan bertobat, dan pasti akan dikumpulkan dan dipersatukan oleh kematian Yesus!
Calvin (tentang Yoh 11:52): “But how comes it that they who, in consequence of being wretchedly scattered and wandering, became the enemies of God, are here called the children of God? I answer, as has been already said, God had in his breast children, who in themselves were wandering and lost sheep, or rather who were the farthest possible from being sheep, but, on the contrary, were wolves and wild beasts. It is therefore by election that he reckons as the children of God, even before they are called, those who at length begin to be manifested by faith both to themselves and to others” (= Tetapi bagaimana mungkin bahwa mereka yang, sebagai konsekwensi dari keberadaan mereka yang tersebar dan mengembara secara buruk, menjadi musuh-musuh Allah, di sini disebut anak-anak Allah? Saya menjawab, seperti telah dikatakan, Allah mempunyai di dadaNya anak-anak, yang dalam diri mereka sendiri adalah domba-domba yang mengembara dan terhilang, atau lebih tepat, ada dalam kemungkinan yang terjauh dari keberadaan sebagai domba, tetapi sebaliknya, adalah serigala-serigala dan binatang-binatang liar. Karena itu, adalah oleh pemilihan maka Ia menganggap / memperhitungkan sebagai anak-anak Allah, bahkan sebelum mereka dipanggil, mereka yang akhirnya mulai dinyatakan oleh iman, baik kepada diri mereka sendiri dan kepada orang-orang lain).
Bdk. Yoh 17:20-21 - “(20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; (21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”.
Saya menantang orang Arminian, khususnya Pdt. Jusuf B. S., untuk menjelaskan dari sudut pandang Arminian, mengapa dalam ketiga text di atas ini orang-orang yang tidak percaya bisa disebut dengan istilah ‘umat Tuhan’, ‘domba’ dan bahkan ‘anak Allah’!
9) Adanya pertanyaan ‘Apakah Allah tidak adil?’ dalam Ro 9:14.
Memang kalau seseorang untuk pertama kalinya mendengar doktrin Predestinasi, biasanya reaksi yang pertama muncul adalah ‘Allah itu tidak adil’. Tentang apakah adanya Predestinasi itu memang menunjukkan bahwa Allah itu tidak adil atau tidak, akan saya bahas belakangan. Di sini saya hanya ingin menunjukkan bahwa adanya pertanyaan ‘Apakah Allah tidak adil?’ dalam Ro 9:14 itu jelas menunjukkan bahwa doktrin Predestinasi ini memang adalah ajaran Kitab Suci / Paulus.
Dalam Ro 9:6-9 Paulus mengajarkan tentang pemilihan terhadap Ishak, bukan terhadap Ismael. Lalu dalam Ro 9:10-13 Paulus mengajarkan tentang pemilihan terhadap Yakub dan penolakan terhadap Esau, yang ia katakan sama sekali tidak didasarkan pada perbuatan mereka (karena mereka sudah dipilih sebelum mereka dilahirkan), tetapi pada panggilan / kehendak Allah. Lalu dalam Ro 9:14, Paulus menanyakan suatu pertanyaan yang ia tahu pasti akan timbul dalam diri orang yang mendengar tentang doktrin Predestinasi yang baru ia ajarkan: ‘Apakah Allah tidak adil?’.
Kalau doktrin Predestinasi ini tidak ada, atau kalau Tuhan melakukan Predestinasi / pemilihan dengan melihat pada perbuatan baik manusia yang akan terjadi, maka pertanyaan ‘Apakah Allah tidak adil?’ itu tidak akan muncul dalam Ro 9:14! Tetapi ternyata pertanyaan itu muncul, dan ini membuktikan bahwa doktrin Predestinasi itu memang adalah ajaran Paulus / Kitab Suci!
10) Segala sesuatu tergantung Tuhan, dan ini bisa terlihat dari:
1Sam 2:6-8 - “TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana. TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan”.
Ayub 1:21 - “katanya: ‘Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!’”.
Maz 75:7-8 - “Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkanNya yang satu dan ditinggikanNya yang lain”.
Maz 135:6-7 - “TUHAN melakukan apa yang dikehendakiNya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya; Ia menaikkan kabut dari ujung bumi, Ia membuat kilat mengikuti hujan, Ia mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaanNya”.
Amsal 16:1 - “Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN”.
Amsal 16:4 - “TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuatNya untuk hari malapetaka”.
Amsal 16:9 - “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya”.
Amsal 16:33 - “Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN”.
Amsal 19:21 - “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana”.
Amsal 21:1 - “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkanNya ke mana Ia ingini”.
Amsal 21:31 - “Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN”.
Mat 10:29-30 - “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak BapaMu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya”.
Kalau segala sesuatu terjadi karena kehendak Tuhan, maka selamat atau tidaknya manusia pasti juga tergantung Tuhan / kehendak Tuhan, dan ini menunjuk pada Predestinasi.
|