SARAN-SARAN MEMELIHARA KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA
Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th.
SARAN-SARAN MEMELIHARA KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA. Sebuah kebahagiaan pernikahan (rumah tangga) adalah merupakan suatu usaha dan kerjasama antara suami dan istri, serta seluruh anggota keluarga. Bukan untuk bersaing menunjukkan mana yang lebih hebat, mampu, dan unggul, melainkan untuk keberhasilan dan kebahagiaan bersama.
Perlu dipahami bahwa pribadi dan karakter pasangan tidak bisa diubah sesuai kemauan dan keinginan kita. Dalam kenyataannya, masing-masing tetap merupakan individu yang unik, yang memiliki pikiran dan kehendak bebas, serta dalam pengertian tertentu mempunyai hak atas dirinya sendiri. Karena itu, berikut ini beberapa saran praktis dalam membina keluarga bahagia.
1. Searah setujuan. Keluarga adalah suatu lembaga atau unit yang paling kecil dalam masyarakat. Sebuah keluarga adalah suatu tim dalam persekutuan hidup bersama antara ayah, ibu, dan anak-anak. Sebagai sebuah tim, maka hanya ada satu “kapten” dalam keluarga yaitu kepala keluarga, dan hanya ada satu tujuannya yaitu kebahagiaan bersama.
Semua anggota keluarga harus bergerak dan memainkan perannya dan bersatu ke arah tujuan di bawah pimpinan kepala keluarganya. Kunci keberhasilan sebuah tim adalah kebersamaan. Jadi pernikahan adalah kesempatan yang diberikan Allah kepada suami dan istri, serta anak-anak yang dianugerahkan Tuhan untuk hidup dan mencapai kebahagiaan bersama.
2. Keluar dari imajinasi dan hidup dalam realita. Seorang pria dan wanita yang memutuskan untuk menikah akan mengalami perubahan besar yang terjadi khususnya dalam lingkungan dan jadwal. Mereka harus membiasakan diri untuk hidup bersama. Ini berarti baik suami maupun istri, mereka harus memangkas dari jadwal mereka hal-hal yang kurang bermanfaat yang dapat menghilangkan kebersamaan mereka.
Ini berarti suami dan istri perlu memberi batasan terhadap pergaulan, hobi, dan kesenangannya sendiri. Mereka harus meluangkan waktu lebih banyak untuk saling memahami, memberi dan memerima satu dengan yang lain. Hal ini perlu mengingat, pernikahan menyatukan dua pribadi yang berbeda. Pria dan wanita memiliki kodrat yang tidak sama baik secara fisik, perasaan, maupun perilaku. Ditambah lagi perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat, budaya, pendidikan, sikap dan pembawaan. Inilah realita yang harus diterima dan dijalani dalam rumah tangga.
3. Menjalin komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam hubungan rumah tangga, terutama bagi pasangan suami dan istri. Komunikasi juga merupakan salah satu cara untuk memelihara langgengnya hubungan suami istri. Hilangnya komunikasi berarti hilang pula salah satu pilar rumah tanga, yaitu persahabatan.
Apa yang ada dalam pikiran dan perasaan sebaiknya diungkapkan dan dibicarakan melalui jalinan komunikasi antara suami dan istri. Masalah dan persoalan harus disampaikan dan dibicarakan dengan sebaik-baiknya. Jika ada masalah sebaiknya jangan dipendam, tetapi segera dikomunikasikan untuk diselesaikan bersama. Semua beban disimpan dalam hati akan “mengganggu” jalannya komunikasi.
Karena itu manfaatkanlah moment komunikasi sebaik mungkin dalam rumah tangga. Terutama kaum lelaki, agak lemah dalam membaca pikiran pasangan, karena itu sebaiknya para istri jangan mengharapkan agar suami mengerti apa yang ia mau jika tidak disampaikan atau dibicarakan. Karena itu sebaiknya, ungkapkan saja apa yang diinginkan.
4. Berusaha untuk saling mengerti dan memahami pasangan. Ada beberapa sifat tertentu dari pria ataupun wanita yang dapat ditangani sejak awal. Bahkan ada beberapa sifat aneh pria di mata wanita. Misal, pria umumnya suka merasa jika dirinya penting dan memegang kendali serta keputusan. Suka dipuji dan diberi semangat.
Meski kebanyakan wanita tidak ingin mendominasi pria dan menjadikannya sebagai pelindung. Namun banyak juga wanita yang melakukan kesalahan dengan menyepelekan suami. Bukannya membiarkan suami mereka merasa paling penting dalam keluarga, justru mengabaikannya.
Sebaliknya, suami harus mengerti, bahwa kebanyakan wanita umumnya ingin diperlakukan sebagai kekasih dan sekali waktu ingin dipuji dan dimanja. Memberi “perlindungan” tidak hanya cukup dari segi materi saja. Para pria terkadang sulit mengerti apa sebenarnya yang diinginkan wanita. Istri juga ingin dihargai, dicintai dan dianggap ikut andil dalam kesuksesan suami.
5. Memenuhi kebutuhan seksual. Prinsip hubungan seks yang baik adalah keterbukaan dan kejujuran dalam mengungkapkan kebutuhan masing-masing. Intinya, kegiatan seks bertujuan untuk dinikmati dan saling memuaskan, namun perlu dihindari adanya kesan mengeksploitasi pasangan. Karena itu frekuensi, posisi dan teknik hubungan seks suami dan istri sebaiknya tidak boleh dipaksakan melainkan dengan cara yang sehat, sesuai dengan kehendak bersama dan yang bermanfaat bagi kedua pasangan.
Kegiatan seks yang menyenangkan akan memberikan dampak positif bagi suami dan istri. Disinyalir, pasangan suami istri yang melakukan hubungan seks dengan rutin dan dan menikmati hubungan seks tersebut akan lebih sehat secara fisik dan psikologis, dan ini akhirnya membawa rumah tangga mereka menuju kebahagiaan.
6. Memelihara keromatisan. Terkadang pasangan suami istri yang sudah lama berumah tangga kurang, bahkan tidak lagi memelihara keromatisan dengan pasangannya. Padahal memperhatikan dan menghargai pasangan merupakan hal yang sangat perlu bagi kelanggengan rumah tangga.
Cinta dan kasih sayang dapat diekspresikan pada pasangannya dengan tindakan. Karena itu jangan pernah malu atau merasa terlalu tua untuk saling berpegangan tangan dengan mesra, berpelukan, mencium kening dan melakukan ekspresi kasih sayang lainnya. Memelihara keharmonisan juga bisa dilakukan dengan memberi pujian yang tulus kepada pasangan. Bisa juga dengan makan malam bersama di luar rumah, rekreasi bersama, atau merayakan ulang tahun pernikahan.
7. Hindari pihak ketiga. Kehidupan perkawinan merupakan otonomi tersendiri, yang sebaiknya tak dicampuri oleh pihak lain, apalagi pihak ketiga. Kehadiran pihak ketiga yang ikut campur tangan atau mempengaruhi dan masuk ke wilayah otoritas keluarga bisa menciptakan bencana bagi rumah tangga tersebut. Karena itu jangan izinkan adanya wanita idaman lain (WIL) atau pria idaman lain (PIL) masuk dalam rumah tangga.
Lemparkan jauh atau buang ke tong sampah segala bentuk ketidaksetiaan, perselingkuhan, dan pengkhianatan terhadap pasangan. Bahkan memikirkan hal itupun sebaiknya jangan. Jadilah suami dan istri yang setia seumur hidup hanya dengan pasangannya sendiri. Jika suami atau istri menginginkan hidup bersama sampai usia tua maka bertekad untuk setia sejak awal pernikahan.
8. Saling percaya, jujur dan terbuka. Tanpa rasa saling percaya antara pasangan suami istri, perkawinan tentu tak akan berjalan mulus. Membangun rasa saling percaya juga merupakan perwujudan cinta yang dewasa. Serasikan perkataan dengan sikap yang menunjukkan bahwa kita tetap setia kepada cinta pasangan kita.
Semua itu membuktikan bahwa dalam hubungan terdapat kejujuran dan kepercayaan satu sama lain, dan dengan demikian kita akan sama-sama menikmati buah kesetiaan tanpa perlu khawatir dengan adanya kebohongan. Tidak perlu bagi suami dan istri merahasiakan sesuatu hal kepada pasangannya. Tidak ada orang yang perlu dirahasiakan dari suami dan istri yang paling kita sayangi. Pasangan bahagia adalah pasangan yang sangat mengerti bahwa menyimpan rahasia akan menimbulkan ketidakbahagiaa n.SARAN-SARAN MEMELIHARA KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA