TAFSIRAN KISAH PARA RASUL 20:13-38

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
KISAH RASUL 20:13-38
Kisah Para Rasul 20:13-38 - “(13) Kami berangkat lebih dahulu ke kapal dan berlayar ke Asos, dengan maksud untuk menjemput Paulus di situ sesuai dengan pesannya, sebab ia sendiri mau berjalan kaki melalui darat. (14) Ketika ia bertemu dengan kami di Asos, kami membawanya ke kapal, lalu melanjutkan pelayaran kami ke Metilene. (15) Dari situ kami terus berlayar dan pada keesokan harinya kami berhadapan dengan pulau Khios. Pada hari berikutnya kami menuju Samos dan sehari kemudian tibalah kami di Miletus. (16) Paulus telah memutuskan untuk tidak singgah di Efesus, supaya jangan habis waktunya di Asia. Sebab ia buru-buru, agar jika mungkin, ia telah berada di Yerusalem pada hari raya Pentakosta. (17) Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus. (18) Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: ‘Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: (19) dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. (20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; (21) aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. (22) Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ (23) selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. (24) Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. (25) Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah. (26) Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa. (27) Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu. (28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri. (29) Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. (30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. (31) Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. (32) Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karuniaNya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskanNya. (33) Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. (34) Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. (35) Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.’ (36) Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua. (37) Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia. (38) Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Lalu mereka mengantar dia ke kapal.”.
I) Dari Troas ke Miletus.
1) Paulus berjalan kaki, sedangkan teman-temannya naik kapal (ay 13).
Ay 13: “Kami berangkat lebih dahulu ke kapal dan berlayar ke Asos, dengan maksud untuk menjemput Paulus di situ sesuai dengan pesannya, sebab ia sendiri mau berjalan kaki melalui darat.”.
Mengapa? Ada beberapa kemungkinan:
a) Karena kesehatannya (Calvin).
b) Karena mau menemui orang-orang tertentu.
c) Karena mau sendirian dengan Tuhan.
Yesus juga melakukan hal seperti ini dalam Mat 14:22-23, dimana Ia memisahkan diri dari murid-muridNya supaya bisa berdoa sendirian. Ini memang merupakan sesuatu yang penting bagi kita! Ingat bahwa Kitab Suci menggambarkan hubungan antara Tuhan dengan kita sebagai sepasang mempelai / kekasih. Itu jelas menunjukkan bahwa kita harus mempunyai waktu untuk sendirian dengan Tuhan.
Apakah saudara selalu rajin dan tekun dalam bersaat teduh, dimana saudara bisa berdoa dan membaca Firman Tuhan secara pribadi? Ada banyak hal yang bisa menyebabkan saudara tidak / kurang memberi waktu untuk sendirian bersama Tuhan:
1. Saudara begitu sibuk dengan dunia (pekerjaan, pelajaran sekolah, TV, pacaran, hobby, dsb), sehingga tidak ada waktu untuk sendirian dengan Tuhan. Kalau ini adalah kasus saudara, maka bacalah Yak 4:4 dan 1Yoh 2:15-17! Ingat juga bahwa Tuhan tidak senang adalah ‘allah lain’ dalam hidup saudara (Kel 20:3).
Yak 4:4 - “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.”.
1Yoh 2:15-17 - “(15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. (16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. (17) Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”.
2. Saudara sibuk dengan pelayanan sehingga tidak ada waktu untuk Tuhan. Kalau ini adalah kasus saudara, maka bacalah Luk 10:38-42!
Luk 10:38-42 - “(38) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. (39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya, (40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: ‘Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.’ (41) Tetapi Tuhan menjawabnya: ‘Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, (42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.’”.
3. Saudara memang tidak / kurang mengasihi Tuhan.
Mungkin ini sebetulnya merupakan alasan utama mengapa banyak orang tidak mau menyediakan waktu untuk sendirian dengan Tuhan. Kalau ini adalah kasus saudara, maka renungkanlah bagaimana Yesus sudah mengalami penderitaan yang begitu hebat dan bahkan sudah mati di kayu salib untuk saudara, karena cintaNya kepada saudara! Tidakkah saudara harus membalas kasih dan pengorbananNya yang begitu besar bagi saudara?
2) Dalam ay 16 dikatakan bahwa Paulus ingin sampai di Yerusalem sebelum hari Pentakosta.
Ay 16: “Paulus telah memutuskan untuk tidak singgah di Efesus, supaya jangan habis waktunya di Asia. Sebab ia buru-buru, agar jika mungkin, ia telah berada di Yerusalem pada hari raya Pentakosta.”.
a) Pentakosta adalah hari raya Yahudi.
Yang dimaksud dengan hari Pentakosta di sini bukanlah hari turun¬nya Roh Kudus, tetapi salah satu dari tiga hari raya orang Yahudi, yang terjadi 7 minggu atau 50 hari setelah Passover [= Paskah Perjanjian Lama, yaitu keluarnya Israel dari Mesir].
Hari Pentakosta ini juga mempunyai nama-nama lain, seperti:
1. Hari raya menuai (Kel 23:16).
2. Hari hulu hasil (Bil 28:26).
3. Hari raya tujuh minggu (Kel 34:22 Ul 16:10,16 2Taw 8:13).
Kalau saudara mau tahu lebih banyak tentang hari Pentakosta ini, bacalah Kel 23:16 Im 23:15-22 Bil 28:26-31 Ul 16:9-12.
b) Paulus melihat kesempatan untuk memberitakan Injil dan ia memanfaatkan kesempatan itu.
Paulus ingin sampai di Yerusalem sebelum hari Pentakosta, karena pada hari itu, orang-orang Yahudi dari segala penjuru berkumpul di Yerusalem (bdk. Kis 2:5-11), sehingga tentu merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memberitakan Injil. Ini menunjukkan bahwa Paulus mempunyai mata yang tajam untuk melihat kesempatan untuk memberitakan Injil, dan ia selalu berusaha untuk meman¬faatkan setiap kesempatan untuk memberitakan Injil!
Sebetulnya dalam hidup kita ada banyak kesempatan untuk memberi¬takan Injil. Tetapi seringkali mata kita tidak melihat kesempatan itu. Atau sekalipun mata kita melihat, kita tidak berani untuk memanfaatkan kesempatan itu dengan betul-betul memberitakan Injil.
Karena itu, berdoalah supaya Tuhan membuka mata saudara sehingga bisa melihat kesempatan itu, dan supaya Tuhan memberikan saudara keberanian dan pimpinan untuk bisa memanfaatkan kesempatan itu!
II) Pembicaraan dengan para penatua Efesus.
Dari bagian ini kita bisa belajar tentang diri / kehidupan Paulus dan pelayanannya.
A) Diri / kehidupan Paulus.
1) Paulus adalah orang yang rendah hati (ay 19).
Ay 19: “dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.”.
Adalah sesuatu yang aneh bahwa ada seorang yang rendah hati bisa mengakui bahwa ia adalah orang yang rendah hati! Biasanya orang yang rendah hati tidak menyadari kalau ia rendah hati, dan kalaupun ia menyadari hal itu, ia tidak akan mengatakan kepada orang lain bahwa ia adalah orang yang rendah hati. Tidak ada yang lebih menggelikan / tidak masuk akal dari pada orang rendah hati yang menyombongkan kerendahan hatinya!
Memang Yesus sendiri mengatakan bahwa Ia adalah orang yang rendah hati (Mat 11:29), tetapi mungkin sekali Yesus bisa seperti itu, karena Ia adalah manusia dan sekaligus juga adalah Allah!
Sebetulnya, sekalipun Paulus memang rendah hati, tetapi ia tidak mengatakan bahwa dirinya rendah hati. Ia mengatakan bahwa ia melayani Tuhan dengan rendah hati (ay 19). Melayani dengan rendah hati artinya:
a) Ia banyak berdoa dalam melayani.
Ia tidak bersandar pada kekuatan, kepandaian, kemampuan, ataupun pada karunianya sendiri, tetapi kepada Allah (bdk. 1Kor 2:4 2Kor 1:8-9 2Kor 12:7-10).
Penerapan: Apakah saudara banyak berdoa dalam pelayanan saudara? Apakah saudara berdoa kalau saudara:
1. Mau / sedang memberitakan Injil?
2. Mau mengajak orang ke gereja?
3. Mau mengajar sekolah minggu?
4. Mau menyanyi dalam paduan suara / vocal group?
5. Mau melayani sebagai pemimpin liturgi?
Ingat bahwa tanpa Tuhan saudara tidak bisa melakukan apapun, tetapi dengan Tuhan saudara bisa melakukan apapun (bdk. Yoh 15:5 Fil 4:13)!
Yoh 15:5 - “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”.
Fil 4:13 - “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”.
b) Ia tidak menjadi diktator dalam gereja (bdk. 1Pet 5:2-3).
1Pet 5:2-3 - “(2) Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. (3) Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.”.
Ingat bahwa Tuhan tidak pernah memberi mandat kepada 1 orang tunggal untuk menjadi penguasa gereja! Dan karena itu, gereja harus diperintah oleh sekelompok orang, yaitu tua-tua / majelis, dan bukannya dikuasai dan diatur oleh 1 orang tunggal, baik orang itu adalah Pendeta, atau ketua majelis, donatur yang besar dsb!
Kalau saudara adalah seorang diktator, atau kalau saudara mempunyai keinginan supaya semua orang dalam gereja saudara tunduk kepada saudara, maka ingatlah bahwa Paulus, yang adalah seorang rasul, tidak menjadi diktator dalam melayani gereja itu! Karena itu, bertobatlah dari kediktatoran / keinginan saudara untuk menjadi penguasa dalam gereja, dan maulah melayani Tuhan dengan rendah hati (bdk. Mat 20:26-28 Yoh 13:14-16)!
Mat 20:26-28 - “(26) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (27) dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; (28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.’”.
Yoh 13:14-16 - “(14) Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; (15) sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. (16) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.”.
2) Paulus adalah orang yang penuh dengan kasih dan beban dalam pelayanannya.
Ini terlihat dari seringnya ia mencucurkan air mata dalam pelayanannya (ay 19,31 2Kor 2:4 Fil 3:18).
Ay 19,31: “(19) dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. ... (31) Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.”.
2Kor 2:4 - “Aku menulis kepada kamu dengan hati yang sangat cemas dan sesak dan dengan mencucurkan banyak air mata, bukan supaya kamu bersedih hati, tetapi supaya kamu tahu betapa besarnya kasihku kepada kamu semua.”.
Fil 3:18 - “Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.”.
Banyak orang menganggap bahwa air mata menunjukkan kelemahan, tetapi ini jelas merupakan sesuatu yang salah! Ingat bahwa Paulus sering mencucurkan air mata, dan Yesuspun juga menangis dalam Yoh 11:35.
Boleh jadi saudara sering mencucurkan air mata karena penderitaan dalam hidup saudara, tetapi pernahkah saudara mencucurkan air mata:
a) Dalam melayani Tuhan / memberitakan Injil?
b) Dalam berdoa untuk orang-orang yang belum bertobat?
c) Dalam berdoa untuk gereja saudara, hamba-hamba Tuhan, dan orang kristen yang lain?
Kalau selama ini saudara aktif dalam gereja, tetapi hati saudara dingin tanpa kasih dan beban, maka sadarilah bahwa itu bukanlah kehidupan yang Tuhan kehendaki.
bdk. Wah 2:1-7 tentang Gereja Efesus yang sudah kehilangan kasih yang semula / first love.
Mintalah ampun atas semua itu kepada Tuhan, dan mintalah Ia mengubahkan saudara menjadi orang yang penuh kasih dan beban dalam pelayanan!
3) Paulus adalah orang yang mati bagi dirinya sendiri, dan hidup bagi Allah (ay 22-24).
Ay 22-24: “(22) Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ (23) selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. (24) Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.”.
a) Ia pergi ke Yerusalem sebagai ‘tawanan Roh’ (ay 22a).
NASB: ‘bound in spirit’ [= diikat dalam roh].
NIV: ‘compelled by the Spirit’ [= didorong oleh Roh].
Artinya: ia pergi ke Yerusalem karena dorongan Roh Kudus.
Ini sudah menunjukkan bahwa ia tidak hidup menuruti keinginan¬nya sendiri, tetapi menuruti keinginan Roh Kudus / Tuhan.
Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara tahu bahwa kehendak saudara bertentangan / berbeda dengan kehendak Tuhan, apakah saudara mentaati kehendak Tuhan?
b) Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya di Yerusalem, tetapi ia tahu bahwa dalam setiap kota Roh Kudus mengingatkan bahwa penjara dan sengsara menantikan dia (ay 22b-23). Tetapi hal ini tidak membuat Paulus menolak pimpinan Roh Kudus itu!
Coba bayangkan kalau saudara disuruh oleh Tuhan untuk memberita¬kan Injil ke suatu kota, dan Tuhan berkata bahwa saudara bukan hanya akan sengsara di sana, tetapi saudara bahkan akan masuk penjara. Apakah saudara tetap mau pergi ke kota itu?
c) Ia berkata bahwa ia tidak menghiraukan nyawanya sedikitpun, asal ia dapat menyelesaikan tugas yang Yesus berikan kepada¬nya (ay 24).
Kata-kata ‘tak menghiraukan nyawaku’ tidak berarti bahwa Paulus tidak menjaga hidupnya dengan baik. Artinya adalah: ia rela mengorbankan nyawanya demi Tuhan (bdk. Mat 16:25)!
Penerapan: Apakah saudara hidup untuk diri saudara sendiri, atau untuk Tuhan? Berapa banyak waktu / tenaga / pikiran / uang yang saudara gunakan untuk diri sendiri, keluarga dsb? Berapa banyak yang saudara gunakan untuk Tuhan? Ingat bahwa kalau saudara hidup untuk diri sendiri, saudara tidak akan bisa hidup untuk Tuhan!
4) Paulus adalah orang yang tidak tamak (ay 33-35).
Ay 33-35: “(33) Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga. (34) Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. (35) Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.’”.
a) Dalam ay 33 disebutkan bahwa ia tidak mengingini perak atau emas atau pakaian dari siapapun juga.
Pada jaman itu orang menyimpan harta bukan hanya dalam bentuk emas dan perak, tetapi juga dalam bentuk pakaian yang indah dan mahal. Karena itu maka dalam Mat 6:19-20 saudara melihat bahwa harta bisa dirusak oleh ngengat. Tetapi baik perak atau emas atau pakaian tidaklah diinginkan oleh Paulus!
Calvin juga adalah orang seperti itu. Philip Schaff, seorang ahli sejarah mengatakan tentang Calvin sebagai berikut:
1. “Riches and honors had no charms for him. He soared far above filthy lucre and worldly ambition. His only ambition was that pure and holy ambition to serve God to the best of his ability.” [= Kekayaan dan kehormatan tidak mempunyai daya tarik baginya. Ia membubung tinggi di atas uang yang kotor (yang didapat dengan cara yang tidak halal) dan ambisi duniawi. Satu-satunya ambisinya adalah ambisi yang suci dan murni untuk melayani Allah dengan sebaik-baiknya.] - ‘History of the Christian Church’, vol VIII, hal 838.
2. “When Pope Pius IV heard of his death he paid him this tribute: ‘The strength of that heretic consisted in this, - that money never had the slightest charm for him. If I had such servants, my dominions would extend from sea to sea.’” [= Ketika Paus Pius IV mendengar tentang kematiannya ia memberikan penghormatan ini: ‘Kekuatan dari orang sesat ini adalah hal ini, - bahwa uang tidak pernah mempunyai daya tarik yang paling kecil sekalipun untuknya. Jika saya mempunyai pelayan-pelayan seperti itu, daerah kekuasaanku akan meluas dari laut ke laut’.] - ‘History of the Christian Church’, vol VIII, hal 839.
Penerapan: Setiap saudara, apalagi kalau saudara adalah seorang hamba Tuhan, harus meniru Paulus dan Calvin dalam hal ini!
Catatan: mungkin saudara heran mengapa saya tahu-tahu membicarakan Calvin di sini. Ini saya lakukan karena adanya pendeta-pendeta, yang tanpa tahu siapa Calvin yang sebenarnya, bagaimana kehidupannya, dan apa yang telah ia lakukan, dan bagaimana pelayanannya dan ajarannya, telah mengecam dan bahkan memfitnah Calvin. Dan lebih celaka lagi, adalah adanya pendeta-pendetayang memang secara sengaja memfitnah Calvin!! Karena itu, komentar-komentar dari ahli sejarah ini penting untuk diketahui banyak orang.
b) Ay 33 ini cocok dengan kata-kata Paulus dalam 2Kor 12:14b yang berbunyi: “Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri”.
Paulus tidak seperti para nabi palsu yang selalu mencari keuntungan! Dengan sikap seperti itu, andaikata Paulus hidup pada jaman sekarang, ia pasti tidak akan naik Mercy, BMW, atau Jaguar!
c) Paulus bekerja sendiri untuk mencukupi kebutuhannya (ay 34).
Ini hanya ia lakukan dalam gereja-gereja tertentu, karena ada alasan-alasan tertentu! Tetapi secara umum, gereja harus mencukupi kebutuhan hidup hamba Tuhan sehingga hamba Tuhan itu bisa berkonsentrasi penuh dalam pelayanannya (1Kor 9:5-12a,13-14).
d) Paulus bahkan juga mencukupi kebutuhan teman-temannya (ay 34b).
Dengan demikian ia memberikan teladan untuk memberi kepada orang yang membutuhkan, dan dengan demikian ia mentaati ajaran Tuhan Yesus sendiri yang berbunyi: “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” (ay 35).
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘It is more blessed to give than to receive’ [= Adalah lebih diberkati memberi dari pada menerima].
Perlu diketahui bahwa dalam ke empat kitab Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, kata-kata Yesus ini tidak ada, karena mereka memang tidak mencatat semua kata-kata / tindakan Yesus (bdk. Yoh 20:30 21:25). Karena itu jelaslah bahwa Paulus mendapatkan kata-kata itu secara lisan (dari mulut ke mulut).
Bisakah saudara menghayati kata-kata Yesus itu?
B) Pelayanan Paulus.
1) Ia menekankan penginjilan (ay 21,24).
Ay 21,24: “(21) aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. ... (24) Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.”.
a) ‘Bersaksi’ (ay 21).
NIV: ‘declared’ [= menyatakan]. Ini kurang tepat!
NASB: ‘solemnly testifying’ [= memberikan kesaksian dengan sungguh-sungguh / serius].
Penerapan: Saudara boleh jadi tidak bisa mengajar / berkhotbah, tetapi saudara seharusnya bisa menceritakan kepada orang-orang di sekitar saudara bagaimana saudara ‘bertemu’ dengan Kristus sehingga saudara menjadi orang kristen! Kalau saudara bisa menceritakan hal-hal yang lain seperti film yang saudara tonton, pengalaman pergi ke luar kota / negeri dsb, maka adalah sesuatu yang aneh kalau saudara tidak bisa menceritakan bagaimana saudara bertemu dengan Kristus!
b) Dalam memberitakan Injil, Paulus menekankan 2 hal yaitu pertobatan dan iman (ay 21).
Ay 21: “aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.”.
Penerapan:
1. Apakah saudara sendiri sudah percaya kepada Yesus sebagai Juru¬selamat saudara? Dan apakah iman saudara itu saudara buktikan dengan pertobatan saudara dari dosa?
2. Kalau saudara memberitakan Injil dan yang saudara lakukan hanyalah menegur dosa dan memperbaiki kelakuan orang-orang di sekitar saudara, maka saudara hanya memberitakan ‘pertobatan’ saja, dan ini bukan penginjilan yang benar!
Ingatlah bahwa manusia tidak dibenarkan karena perbuatan baik / ketaatan, tetapi karena iman (Ro 3:27-28 Gal 2:16a,21 Ef 2:8-9)! Ini secara khusus perlu diperhatikan oleh hamba Tuhan / guru sekolah minggu / guru agama yang hanya mengajar moral dan etika tetapi tidak mendorong orang untuk percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat!
3. Sebaliknya, kalau dalam pekabaran Injil saudara hanya menekankan supaya orang percaya kepada Yesus, tetapi saudara tidak menuntut supaya mereka bertobat dari dosa, maka saudara melakukan ‘penginjilan murahan’ yang tidak lengkap! Dalam hal ini saudara perlu menyadari bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17,26). Jadi, sekalipun yang menyebabkan kita diselamatkan itu adalah iman kita saja (bukan iman + perbuatan baik / ketataan), tetapi adanya perbuatan biak / ketaatan itu membuktikan kesejatian iman kita.
c) Dalam ay 24 ada kata-kata ‘garis akhir’.
Ini menunjukkan bahwa Paulus melakukan pekabaran Injil yang ditugaskan Yesus kepadanya seakan-akan ia sedang mengikuti lomba lari. Arti¬nya: ia betul-betul mati-matian dalam memberitakan Injil!
Renungkan: Apakah saudara sendiri juga mati-matian dalam memberitakan Injil? Atau saudara hanya mati-matian dalam mencari uang?
d) Karena ia sudah mati-matian dalam memberitakan Injil, maka ia bisa berkata bahwa ia ‘bersih, tak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa’ (ay 26 bdk. 2Kor 4:3-4 Yeh 3:18-19).
Ay 26: “Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa.”.
2Kor 4:3-4 - “(3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.”.
Yeh 3:18-19 - “(18) Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. (19) Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.”.
Secara implicit ini menunjukkan bahwa kalau saudara lalai dalam memberitakan Injil, saudara bersalah terhadap orang di sekitar saudara, yang binasa / masuk neraka karena tidak pernah mendengar Injil dari saudara! Karena itu, mati-matianlah dalam memberitakan Injil!
2) Ia menekankan pengajaran Firman Tuhan (ay 20,27).
Ay 20,27: “(20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; ... (27) Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.”.
a) Ia ‘tidak lalai’ dalam memberitakan Firman Tuhan (ay 20,27).
Lit: ‘kept back nothing’ [= tidak menahan apapun].
Orang kristen, bahkan hamba Tuhan, sering menahan Firman Tuhan karena:
1. Malu, karena ia sendiri belum bisa melakukannya.
Ini salah. Hamba Tuhan memang harus berusaha melakukan apa yang ia ajarkan, tetapi kalau ia belum bisa melakukannya ia tetap harus mengajarkannya. Ia adalah ‘pemberita Firman Tuhan’, bukan ‘pemberita Firman Tuhan yang sudah bisa ia lakukan’!
2. Sungkan. Misalnya:
a. Pada saat mau menegur seseorang dari dosanya.
b. Pada saat memberitakan sesuatu yang kelihatannya menguntungkan dirinya sendiri, seperti memberitakan 1Kor 9:4-14 1Tim 5:17-18 Ibr 13:17 dsb.
3. Takut. Misalnya pada waktu memberitakan Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga.
4. Menganggap remeh bagian Firman Tuhan tertentu! Ingat bahwa yang kecil dari Kitab Suci tetap adalah Firman Tuhan! Memang dalam Kitab Suci ada bagian yang sangat penting dan ada bagian yang kurang penting, sehingga ada bagian yang harus didahulukan dan lebih ditekankan, tetapi tidak ada bagian yang boleh diabaikan / diremehkan!
b) Pada saat Paulus memberitakan Firman Tuhan, maka ia memberi¬takan ‘apa yang berguna’ bagi pendengarnya (ay 20).
Ada banyak hamba Tuhan hanya memberitakan apa yang diinginkan / menyenangkan jemaatnya. Misalnya, dengan tidak mengajarkan pelajaran yang bersifat doktrinal (yang dianggap sebagai momok oleh banyak orang kris¬ten), tetapi mengajarkan hal-hal yang praktis saja!
Tetapi seharusnya hamba Tuhan memberitakan ‘apa yang berguna’ bagi jemaatnya, bahkan sekalipun apa yang berguna itu menya¬kitkan atau tidak menyenangkan bagi jemaatnya!
Illustrasi: Orang tua yang bijaksana tidak akan memberikan seadanya makanan yang disenangi / diinginkan anaknya, karena itu bahkan akan merusak anaknya (bayangkan kalau anaknya hanya mau permen dan es krim)! Ia seharusnya memberikan yang ia anggap berguna untuk anaknya, bahkan sekalipun itu tidak disukai oleh anaknya!
c) Ay 20b: ‘baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu’.
Kata-kata ‘perkumpulan-perkumpulan’ seharusnya tidak ada.
NIV: ‘have taught publicly and from house to house’ [= telah mengajar di muka umum dan dari rumah ke rumah].
NASB: ‘teaching you publicly and from house to house’ [= mengajar engkau di muka umum dan dari rumah ke rumah].
Ini menunjukkan bahwa Paulus juga melakukan perkunjungan, dan pada waktu perkunjungan itu ia mengajar Firman Tuhan!
Penerapan:
1. Kalau saudara sebagai hamba Tuhan / guru sekolah minggu mengunjungi jemaat / anak-anak saudara, maka janganlah melulu berbicara tentang hal duniawi / jasmani, tetapi juga tentang hal rohani!
2. Kalau saudara adalah jemaat, maulah dikunjungi, dan maulah berbicara tentang hal-hal rohani seperti pertobatan saudara, pertumbuhan iman saudara, saat teduh saudara, penginjilan pribadi yang saudara lakukan dsb. Di samping itu maulah untuk mendapat teguran secara pribadi!
Calvin mengatakan bahwa jemaat yang hanya mau mendengar kata-kata pendetanya dari mimbar, tetapi menjadi marah pada saat ditegur secara pribadi oleh pendetanya, lebih mirip beruang dari pada domba!
d) Paulus memberitakan ‘seluruh maksud Allah’ (ay 27).
Artinya: ia memberitakan seluruh Firman Tuhan! Ini memang mungkin tidak berarti bahwa ia sudah mengajarkan setiap ayat Kitab Suci kepada mereka. Ini berarti bahwa ia sudah menga¬jarkan setiap pokok yang penting kepada mereka.
Untuk bisa memberitakan seluruh firman Tuhan, maka:
1. Ia membutuhkan waktu yang cukup lama (ay 31 bdk. Kis 19:8-10).
Ay 31: “Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.”.
Kis 19:8-10 - “(8) Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. (9) Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. (10) Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.”.
2. Ia berkonsentrasi pada satu gereja, artinya: ia hanya melayani tempat itu (ay 18: ‘aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini’).
Penerapan:
a. Banyak pendeta hanya berkhotbah 1 x sebulan di gerejanya sendiri, dan selebihnya berkhotbah di gereja-gereja lain. Tetapi, kalau Paulus saja membutuhkan waktu 3 tahun untuk melakukan hal itu, padahal saat itu hanya ada Perjanjian Lama, maka bagaimana pendeta jaman ini, setelah Kitab Suci bertambah dengan Perjanjian Baru, bisa memberitakan seluruh firman Tuhan kepada jemaatnya dengan cara ‘keluyuran’ seperti itu?
A. T. Robertson mengatakan: “One of the saddest things about the present situation is the rest-lessness of preachers to go elsewhere instead of devoting themselves wholly to the task where they are.” [= Satu dari hal-hal yang paling menyedihkan dari situasi jaman ini adalah keaktifan pengkhotbah-pengkhotbah untuk pergi ke tempat lain dan bukannya membaktikan diri mereka sepenuhnya pada tugas dimana mereka berada.].
b. Bagi saudara yang adalah jemaat, kalau pendeta saudara harus mem¬beritakan seluruh Firman Tuhan, maka jelas bahwa saudara harus mau belajar seluruh Firman Tuhan! Kalau saudara hanya datang dalam kebaktian saja, dan tidak dalam Pemahaman Alkitab (atau sebaliknya), maka sekalipun pendeta saudara memberitakan selu¬ruh Firman Tuhan, saudara tetap hanya mendapat setengah Firman Tuhan! Belum lagi kalau saudara sering membolos! Karena itu, maulah datang secara rutin dalam Kebaktian dan Pemahaman Alkitab!
Kesimpulan.
Paulus betul-betul mempunyai kehidupan dan pelayanan yang hebat! Maukah saudara berusaha meniru dia dalam kedua hal itu? Jangan hanya menekankan kehidupan yang saleh, tetapi mengabaikan pelayanan. Juga janganlah hanya menekankan pelayanan, tetapi mengabaikan kesalehan hidup. Lakukanlah kedua-duanya!
-AMIN-
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url