Tindakan, Bukan Bicara Saja
“Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya” Yohanes 13:17
Ayat ini menempatkan kehidupan ke dalam semua ayat yang lain. Sang Gembala Agung sedang membunyikan lonceng yang mengakhiri semua bunyi lonceng lainnya. Ini memakukan paku terakhir pada deklarasi semua pengajaran-pengajaran Yesus sebelumnya. Kebahagiaan diperoleh lewat tindakan, tidak cukup hanya mendengarkan Firman Allah. Kita adalah pekerja-pekerja-Nya, bukan untuk menimba pengetahuan, tetapi lebih untuk melakukan pekerjaan yang baik. Alkitab jarang sekali memberitahukan kita tentang cara pembelajaran para rasul, tetapi bercerita banyak mengenai tindakantindakan mereka.
Musa merupakan seorang yang 'perkasa di dalam perkataan dan perbuatan’; Cornelius, ‘seorang yang takut akan Allah dan banyak memberi persembahan’, tentara Romawi (centurion), layak disenangi, karena 'ia mendirikan kita sebuah sinagoge’; Dorkas ‘membuat banyak pakaian bagi orang-orang miskin’; Gayus, ‘menjadikan rumahnya sebagai gereja rumah’ dst. Seluruh perbuatan mereka akan mengikuti mereka pada hari besar itu: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, …sebab … ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian” (Matius. 25:34,36). Allah dimuliakan oleh orang demikian, dan orang demikian akan diberkati oleh Allah. Perkataan hanyalah seperti angin, dan tidak meninggalkan jejak yang menetap bagaikan sebuah kapal di tengah laut, tetapi tindakan sangatlah diperhatikan oleh manusia.
Monica, ibu dari Agustinus yang terkenal, mengajarkan kepada seorang perempuan tetangganya tatkala ditanya bagaimana dia memenangkan suaminya yang keras kepala. Dia menjawab, ‘saya mengamati pikirannya, dan menyenangkan dia dalam segala hal yang kecil-kecil. Saya bersabar dengan minat-minatnya, menyediakan kepuasan dalam hal makanan dan selalu mendampingi, dan demikianlah saya telah menjadikannya mula-mula milik Allah, dan selanjutnya perlahan-lahan menjadi milik saya juga’. Cara-cara ini seharusnya digunakan oleh para pengkotbah dan mereka akan mempertobatkan banyak orang.
Semakin banyak pengetahuan manusia dan semakin sedikit tindakan mereka, semakin mereka mempermalukan Allah. Oh marilah kita melaksanakan pekerjaan sejati orang percaya, dan menjadi selaras dengan Allah dan manusia! Jangan puas dengan pekerjaan yang lebih mudah dan murah. Setiap pagi ketika merencanakan urusan hari itu, akuilah ketidakmampuan diri dan perintahkan diri untuk mengandalkan karya anugerah-Nya di dalam hasrat dan tindakan. Desaklah Dia untuk menolong agar hidup Kristus dinyatakan melalui diri anda.
Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya Samuel Ward (1572-1643), Sermons, pp. 163-17
Ayat ini menempatkan kehidupan ke dalam semua ayat yang lain. Sang Gembala Agung sedang membunyikan lonceng yang mengakhiri semua bunyi lonceng lainnya. Ini memakukan paku terakhir pada deklarasi semua pengajaran-pengajaran Yesus sebelumnya. Kebahagiaan diperoleh lewat tindakan, tidak cukup hanya mendengarkan Firman Allah. Kita adalah pekerja-pekerja-Nya, bukan untuk menimba pengetahuan, tetapi lebih untuk melakukan pekerjaan yang baik. Alkitab jarang sekali memberitahukan kita tentang cara pembelajaran para rasul, tetapi bercerita banyak mengenai tindakantindakan mereka.
Musa merupakan seorang yang 'perkasa di dalam perkataan dan perbuatan’; Cornelius, ‘seorang yang takut akan Allah dan banyak memberi persembahan’, tentara Romawi (centurion), layak disenangi, karena 'ia mendirikan kita sebuah sinagoge’; Dorkas ‘membuat banyak pakaian bagi orang-orang miskin’; Gayus, ‘menjadikan rumahnya sebagai gereja rumah’ dst. Seluruh perbuatan mereka akan mengikuti mereka pada hari besar itu: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, …sebab … ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian” (Matius. 25:34,36). Allah dimuliakan oleh orang demikian, dan orang demikian akan diberkati oleh Allah. Perkataan hanyalah seperti angin, dan tidak meninggalkan jejak yang menetap bagaikan sebuah kapal di tengah laut, tetapi tindakan sangatlah diperhatikan oleh manusia.
Monica, ibu dari Agustinus yang terkenal, mengajarkan kepada seorang perempuan tetangganya tatkala ditanya bagaimana dia memenangkan suaminya yang keras kepala. Dia menjawab, ‘saya mengamati pikirannya, dan menyenangkan dia dalam segala hal yang kecil-kecil. Saya bersabar dengan minat-minatnya, menyediakan kepuasan dalam hal makanan dan selalu mendampingi, dan demikianlah saya telah menjadikannya mula-mula milik Allah, dan selanjutnya perlahan-lahan menjadi milik saya juga’. Cara-cara ini seharusnya digunakan oleh para pengkotbah dan mereka akan mempertobatkan banyak orang.
Semakin banyak pengetahuan manusia dan semakin sedikit tindakan mereka, semakin mereka mempermalukan Allah. Oh marilah kita melaksanakan pekerjaan sejati orang percaya, dan menjadi selaras dengan Allah dan manusia! Jangan puas dengan pekerjaan yang lebih mudah dan murah. Setiap pagi ketika merencanakan urusan hari itu, akuilah ketidakmampuan diri dan perintahkan diri untuk mengandalkan karya anugerah-Nya di dalam hasrat dan tindakan. Desaklah Dia untuk menolong agar hidup Kristus dinyatakan melalui diri anda.
Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya Samuel Ward (1572-1643), Sermons, pp. 163-17