KRISTUS DAN LANGKAH IMAN

Pdt. Ir. Andi Halim, M.Th.
KRISTUS DAN LANGKAH IMAN

KRISTUS DAN LANGKAH IMAN . “Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?" Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
(Roma 10:14-17)

Apa arti iman dan bagaimana pergumulan iman Saudara dalam kehidupan ini? Saya sendiri mempunyai perjalanan iman yang unik, dari atheis sampai bertobat. Kemudian memiliki iman yang salah bahkan hampir sesat terus dipimpin Tuhan sampai kepada iman yang benar. 

Tahun 1978 saya baru menjadi seorang Kristen yang bergumul bagaimana menerapkan iman Kristen itu dalam kehidupan nyata. Selama ini saya hanya menjadi orang Kristen keturunan yang mengetahui iman secara teori dan bukan prakteknya. Kemudian saya diajar untuk mempraktekkan iman dalam kehidupan saya. 

Namun pengajar saya adalah seorang ekstrimis. Ketika sakit, saya dilarang untuk minum obat, cukup “beriman” saja pasti sembuh. Apa yang saya alami juga diajarkan oleh tokoh-tokoh Kristen seperti Yonggi Chou. Yonggi Chou mengajarkan orang Kristen untuk memvisualisasikan apa yang ingin kita minta kepada Tuhan, lalu kita doakan di dalam Nama Tuhan Yesus. Hal ini juga diajarkan oleh Norman Vincent Peale. Norman Vincent Peale mengajarkan bahwa kalau kita mau berhasil kita harus mengimani apa yang kita minta maka pasti diberikan.

Saya pun dulu sempat meniru hal-hal seperti ini tetapi apa yang saya minta tidak kunjung datang. Tetapi saya bersyukur pada Tuhan karena Tuhan mengijinkan kegagalan-kegagalan seperti itu dalam hidup saya. Jika saya tidak pernah gagal dan meminta apa saja selalu berhasil, jadi apa saya sekarang ini? Jika saya berhasil terus, mungkin mata saya menjadi “buta” dan terus merasa apa yang saya lakukan itu benar. 

Kita selalu berpikir kegagalan itu adalah pencobaan atau musibah, sedangkan keberhasilan itu adalah berkat. Tetapi mengapa kita tidak berpikir sebaliknya? Kalau kita mengalami berkat itu adalah pencobaan sedangkan kalau kita mengalami kegagalan itu adalah berkat. Karena saya gagal, maka menjadi berkat bagi saya untuk berpikir kembali apakah yang saya lakukan itu benar. Jika kita selalu berhasil dan lancar, pasti itu bukan dari Tuhan. Tuhan justru mengijinkan kegagalan dalam hidup ini supaya hidup kita berhasil dalam kebenaran firman-Nya.

Jika kita mau belajar iman yang benar, ada satu contoh yang paling ideal. Jika kita mempelajari iman Musa, Abraham, Daud, Maria memang bisa dijadikan contoh. Tetapi contoh yang paling ideal dalam menjalankan iman adalah Tuhan Yesus sendiri. Waktu Yesus menjadi manusia, Ia adalah teladan iman. Iman yang bagaimanakah?

Lihat Matius 5:17-19. Apa hubungannya bagian ini dengan iman? Kita kaitkan dengan kitab Roma yang kita baca hari ini bahwa iman timbul dari pendengaran. Pendengaran apa? Pendengaran akan firman Kristus. Iman tidak dapat lepas dari firman. Tuhan Yesus dalam kehidupan-Nya menyatakan juga apa yang akan dilakukan-Nya. Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat tetapi untuk menggenapinya. 

Kristus dan firman tidak dapat dipisahkan. Kristus bukan hanya menghargai firman tetapi juga hidup dibawah otoritas Firman. Orang yang menghargai Firman belum tentu mau hidup di bawah otoritas Firman yang ia percaya. Yesus menggenapi kedua hal ini. Yesus menggenapi firman maksudnya adalah hidup-Nya taat sesuai apa yang tertulis dalam Kitab Suci dan Ia melakukannya dengan konsisten. Inilah yang disebut sebagai langkah iman.

Lihat Luk.18:31-34. Ada dua hal dalam bagian ini. Pertama, Yesus mengatakan hidup-Nya di bawah otoritas Alkitab, apa yang sudah ditulis itulah yang Yesus taati. Kedua, antara firman yang diberitakan Yesus dengan firman yang dimengerti oleh para murid ternyata ada jurang yang begitu besar. Kotbah Yesus sudah begitu sempurna tetapi murid-murid tetap tidak mengerti. 

Seseorang dapat mengerti firman bukan karena kehebatannya sendiri. Saya pun ketika menjadi orang Kristen keliru dalam mengerti dan melakukan firman. Kita dapat percaya dan mengerti firman itu semata-mata anugerah Allah. Jadi Tuhan Yesus mempraktekkan iman yang benar, tetapi murid-murid salah tangkap.

Banyak orang Kristen saat ini merasa dirinya sudah memiliki iman yang benar, tetapi sebenarnya tidak sesuai dengan apa apa yang dikatakan Alkitab. Waktu kita melihat kesesatan seharusnya kita tidak boleh tenang. Kita tidak boleh tinggal diam ketika orang berada dalam ketidakbenaran, ketika orang mengaku dirinya Kristen tetapi ajarannya sangat bertentangan. 

Hal ini sangat mempermalukan gereja. Mengapa Alkitab yang sama dapat menghasilkan ajaran yang saling bertentangan dan berbeda-beda? Inilah keprihatinan gerakan Reformed yaitu supaya sebanyak orang dapat kembali kepada pemahaman Alkitab yang benar. Mari kita yang mengatakan memiliki ajaran yang benar menguji apakah iman yang saya percaya adalah sungguh-sungguh kebenaran. Langkah iman adalah mau tunduk di bawah otoritas firman. Itulah sebabnya kita perlu mengerti Alkitab sungguh-sungguh.

Lihat Lukas 22:37. Ayat ini menegaskan visi dalam kehidupan Yesus yaitu menggenapi firman. Langkah iman Yesus bukan hal yang aneh-aneh. Yesus tidak pernah memvisualisasikan apa yang mau Ia minta. Langkah iman Yesus bukan seperti yang diajarkan Yonggi Chou. Bagi Yesus, iman adalah taat melakukan apa yang sudah tertulis dalam Kitab Suci. Iman yang begitu sederhana, tidak ruwet seperti yang diajarkan Yonggi Chou dan Norman Vincent Peale.

Lihat Lukas 24:44-48. Kuncinya ada di ayat 45, Ia membuka pikiran mereka sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Jika pikiran kita tidak dibuka oleh Tuhan, kita tidak mungkin dapat mengerti firman. Karena itu jika kita sekarang dapat mengerti firman itu karena pekerjaan Roh Kudus yang membuka pikiran dan hati kita. 

Murid-murid Yesus dididik Tuhan selama 3 tahun tetapi baru paham setelah Yesus bangkit. Kita pun dapat menjadi orang Kristen puluhan tahun tanpa pikiran yang terbuka akan kebenaran. Kita mungkin masih memiliki orientasi yang sama sebelum dan sesudah menjadi orang Kristen, masih memiliki tujuan hidup yang sama dan pikiran yang belum terbuka. Kita mungkin menyembah Kristus tetapi Kristus yang mana? 

Jangan-jangan Kristus yang memberikan kesembuhan, kesehatan, kekayaan, kemakmuran. Itu bukan Kristus yang dinyatakan Alkitab. Itulah sebabnya kita perlu terus memberitakan firman yang mau setia kepada Alkitab. Jika pikiran kita sampai dibukakan, itu adalah pekerjaan Roh Kudus. 

Itulah sebabnya sebagai orang Reformed kita tidak dapat sombong karena segala sesuatu yang kita terima adalah anugerah. Tunduk di bawah otoritas firman adalah pergumulan yang tidak pernah berhenti selama kita masih hidup di dunia ini. Kita masih bergumul akan hal ini dan tidak pernah berhenti seumur hidup.

Lihat Yoh.4:34. Yesus mengatakan makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Yesus tunduk pada kehendak Bapa. Ini adalah langkah iman. Yesus memiliki misi yang jelas: datang menyelesaikan pekerjaan Bapa.

Lihat Luk.22:42. Pergumulan Yesus di sini bukan karena Ia ingin menolak kehendak Bapa, tetapi karena Ia harus terpisah dengan Allah Bapa. Pasti bagi Allah Bapa perpisahan ini juga merupakan hal yang sangat berat. Namun Yesus berkata, “tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”

Lihat Yohanes17:4. Inilah misi Kristus dan langkah iman-Nya. Ia mempermuliakan Bapa dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa kepada-Nya. Yesus taat hanya kepada Bapa dan bukan siapapun, termasuk perkataan Maria sekalipun (Yoh.2:3-5).

Iman dalam kehidupan kita pun berarti meneladani Kristus yang taat kepada Bapa. Apakah kita sudah belajar apa yang menjadi kehendak Bapa?

Lihat Matius 6:10. “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” Inilah iman. Iman bukan “jadilah kehendakku” tetapi jadilah kehendak-Mu, artinya kalau kita mengaku diri kita beriman kita harus mengerti apa yang menjadi kehendak Bapa. Kita harus belajar baik-baik dan berdoa minta Tuhan membuka pikiran kita sehingga kita mengerti kebenaran Firman-Nya. Tanpa Roh Kudus membuka pikiran kita, kita tidak mungkin mengerti apa-apa.


Dalam memahami teologi Reformed pun Tuhan membuka pikiran saya dari ajaran Reformed moderat sampai saya dapat mengerti Reformed Klasik. Sampai hari ini ada hamba-hamba Tuhan yang memfitnah bahwa Reformed Klasik adalah Hyper Calvinist yang tidak Alkitabiah. Namun Reformed Klasik justru Alkitabiah! Mari kita belajar baik-baik. Teori Reformed Klasik adalah mengakui kedaulatan Allah di atas segala sesuatu dan hidup yang sepenuhnya tunduk pada kedaulatan-Nya. Mengapa kita sulit mengakui kedaulatan Allah? Karena diri kita ingin mengendalikan hidup. Jika kita mengaku bahwa Dialah Pencipta kita dan kita hanya ciptaan, mari kita tunduk pada kedaulatan-Nya.

Iman itu timbul dari pendengaran, dan pendengaran akan firman Kristus. Jika kita sudah mendengar firman Kristus, mari kita memberitakan kepada orang-orang yang belum mendengar akan firman yang benar.
KRISTUS DAN LANGKAH IMAN  
Amin.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url