Kalvinisme - Mengenai Arminianisme



 Pdt.Budi Asali, M.Div.
Kalvinisme - Mengenai Arminianisme
Salah satu senjata dari pengikut Kalvinisme, adalah menuduh semua orang yang tidak setuju dengan Kalvinis sebagai penganut Arminianisme. Suatu intimidasi terselubung yang akhirnya mengakibatkan dari pada dikatakan Arminian lebih baik saya mengaku sebagai Kalvinis.

Tanggapan Budi Asali:

Dalam dunia Kristen memang ada banyak aliran, tetapi dalam persoalan ini memang sekarang ini hanya ada dua kubu, yaitu Calvinisme dan Arminianisme. Sekarang coba pikirkan: Calvinisme mengatakan keselamatan tidak bisa hilang. Kalau orang tak setuju dengan itu, berarti ia percaya keselamatan bisa hilang, dan jika demikian, maka ia memegang posisi Arminianisme. Juga dalam predestinasi, yang dipercayai oleh Calvinisme. Kalau orang menolak itu, maka mau tidak mau ia masuk ke dalam Arminianisme. Juga penebusan terbatas, orang yang menolak itu, pasti memegang penebusan universal, dan dengan demikian menjadi Arminianisme. Ini logika, Liauw!

Memang ada kemungkinan orang-orang tertentu memegang hanya sebagian dari Calvinisme, misalnya seperti Strong, dan Barnes, yang memegang hanya 4 dari 5 points Calvinisme. Jadi, di tengah-tengah kedua kubus ada orang-orang yang tergolong semi - Calvinisme atau semi - Arminianisme.
Sekarang saya tanya: kalau dituding sebagai Arminian, mengapa itu harus anda sebut sebagai intimidasi? lebih-lebih anda mengatakan ‘dari pada dikatakan Arminian lebih baik saya mengaku sebagai Kalvinis’. Bukankah itu berarti secara implicit anda sendiri menganggap bahwa nama ‘Arminianisme’ atau ‘Arminian’ mengandung konotasi buruk / negatif?????

Salah satu hal yang biasanya dilakukan adalah dengan cara menjelek-jelekan Arminianisme. Yang lebih menyedihkan hal ini dilakukan walaupun banyak dari antara mereka yang tidak tahu apa pengajaran Arminianisme (Jacobus Arminius) sebenarnya ataupun membaca hasil tulisan Armenius.
Tanggapan Budi Asali:

Kenyataannya, Liauw, orang Arminian yang banyak menjelek-jelekkan Calvinisme. Contoh: Pdt. Jusuf BS, Guy Duty, dan kalian berdua bapak dan anak!
Kalau saya menulis buku ‘Calvinisme yang difitnah’ maka saya hanya melakukan pembelaan bagi Calvinisme, tetapi memang dalam setiap pembelaan pasti ada counter attack (=serangan balasan)!
Dan kalau saya menunjukkan kejelekan Arminianisme, itu bukan ‘menjelek-jelekkan’, karena Arminianisme memang jelek!

Hmm, saya lihat yang melakukan apa yang anda tuduhkan adalah anda sendiri. Menuduh Calvinist / Calvinisme / Calvin sendiri seenaknya, tanpa pernah mengerti ajarannya bagaimana.
Kalau saya, saya membaca tulisan-tulisan dari para Arminian, seperti Pdt Jusuf BS, Guy Duty, dan Adam Clarke. Tulisan Arminius sendiri, sekalipun saya punya, tetapi saya baca hanya sedikit sekali. Karena apa? Karena begitu membaca langsung saya melihat kebodohan pemikirannya. Dan kalaupun saya hanya sedikit membaca langsung, tetapi tulisan-tulisan dari para Calvinist banyak mengutip kata-kata Arminius, misalnya buku John Owen, sangat banyak mengutip kata-kata Arminius.
Jadi, siapa bilang saya tidak membaca?

Dan saya tanya: apa yang dituduhkan oleh para Calvinist terhadap Arminianisme, yang ternyata salah tuduh? Coba tunjukkan! Saya tahu bahwa para Calvinist, maksud saya betul-betul ahli-ahli theologia Reformed dan Calvin sendiri, adalah orang-orang yang mempunyai integritas, kejujuran, sikap fair yang tinggi sekali. Mereka bukan berjuang demi Calvinisme, tetapi demi kebenaran! Mereka bukan seperti kalian, bapak dan anak, yang kerjanya memfitnah!
Beberapa kutipan di bawah menjelaskan kebencian kaum Kalvinis yang sangat irasional terhadap sistem Arminian. Dimana kita akan menemukan kebencian mereka yang tidak rasional terhadap sistem Arminian:

Tanggapan Budi Asali:

Kebencian? Memang, orang yang cinta kebenaran harus benci kesalahan / kesesatan. Siapapun tidak benci kesalahan / kesesatan, dia pasti tidak cinta kebenaran.
Irasional? Mari kita buktikan apakah itu benar. Akan saya bahas setelah tulisan anda di bawah ini.
* “Arminianisme adalah inti dari kepausan.” (MacLean) Suatu propaganda untuk menyatakan bahwa Arminianisme adalah sama dengan Roma Katolik

Tanggapan Budi Asali:

Pertama: nama MacLean saya tak pernah dengar. Anda memberikan nama dari mana? Tahu dari mana bahwa dia adalah Calvinist? Dan apakah dia Calvinist kacangan atau memang ahli theologia? Dengar, Liauw, saya punya buku-buku maupun software tentang Calvinisme sangat banyak, dan saya tak pernah dengar nama itu. Dan anda menjadikan dia wakil dari Calvinist?

Saya sendiri rasanya tak setuju dengan kata-kata ‘Arminianisme adalah inti dari kepausan’, karena menurut saya, sekalipun Arminianisme jelek, tetapi kepausan lebih jelek lagi. Tetapi kutipan yang anda berikan begitu singkat, sehingga tak bisa dipastikan kesalahannya. Semua tergantung kontextnya.
Memang dalam konflik Calvinisme vs Arminianisme, Katolik itu memang termasuk dalam Arminianisme, Liauw! Mereka menolak predestinasi, dan juga menyatakan bahwa keselamatan bisa hilang, dan orang kafir bisa berbuat baik, dan sebagainya. Jadi jelas itu memang ajaran Arminian!
Lalu apanya yang irasional?
* Arminianisme adalah “monster terbesar dan terakhir dari manusia dosa itu; zat inti anti kekristenan.” (Leighton)

Tanggapan Budi Asali:

Saya juga tak pernah dengar nama Leighton. Lucu, seadanya orang dianggap sebagai Calvinist / wakil dari Calvinisme!
Lagi-lagi anda mengutip terlalu singkat sehingga tak kelihatan apa sebabnya dan dalam kontext apa orang ini mengatakan hal itu.
* “Saya rasa mungkin saja ada beberapa penganut Arminian yang diselamatkan. “(Palmer).

Tanggapan Budi Asali:

Ini bukan kebencian, Liauw. Malah agak membela, karena dia mengatakan ada beberapa yang diselamatkan, berarti ia menilai Arminianisme sebagai bukan ajaran yang sesat secara total.
Saya tak melihat kebencian yang irasional, Liauw! Saya bahkan melihat kebencian yang irasional dari kalian, bapak dan anak, terhadap Calvinisme, Calvinist, dan Calvin sendiri!
http://gbiasemarang.blogspot.com/2009/01/kalvinisme-mengenai-arminianisme.html

Tanggapan Budi Asali:

Persetan dengan blog manapun. Banyak orang yang tak tahu apa-apa tetapi menulis di internet. Kalian berdua adalah contoh yang paling menyolok!
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1. Tidak benar bahwa hanya ada dua pilihan: Kalvinisme dan Arminianisme.
Tanggapan Budi Asali:
Hmmm, jangan cuma bicara; coba buktikan, Liauw!

2. Para penganut Kalvinis sendiri sering berbeda tentang poin-poin Kalvinisme. Di antara mereka ada yang setuju dengan 5 point TULIP, tetapi ada juga yang hanya setuju dengan beberapa point saja.
Tanggapan Budi Asali:
Yang setuju kurang dari 5 points, tidak saya anggap sebagai Calvinist!

3. Sistem Kalvinis adalah sistem yang sangat sistematika dan mengandalkan logika, namun hanya didasarkan atas ayat-ayat tertentu saja dari Alkitab.
Tanggapan Budi Asali:
Tak ada ajaran yang didasarkan pada seluruh ayat dalam Alkitab. Memangnya Arminianisme bisa mendasarkan ajarannya pada Kej 1:1 atau Mat 1:1-17?
Selalu didasarkan pada beberapa ayat, tetapi beberapa ayat itu adalah semua ayat dalam Alkitab yang membicarakan topik tersebut!

4. Tetapi karena tidak berdasarkan keseluruhan Alkitab di dalam penalarannya, maka jelas ada banyak hal yang tidak konsisten di dalam sistem Kalvinisme.
Tanggapan Budi Asali:
Buktikan, Liauw, jangan asal bicara. Yang penalarannya ngawur, justru adalah Arminianisme! Mau bukti? Kalau seseorang yang sudah selamat bisa kehilangan keselamatannya, maka mau tak mau ini mengarah pada keselamatan karena iman + perbuatan baik. Tetapi Arminian tak mau terima ini, kan?

5. Kebenaran yang sejati, haruslah sistematika dan masuk akal, tetapi logika yang digunakan haruslah didasarkan pada seluruh Firman Tuhan.

Tanggapan Budi Asali:

O ya? Kalau begitu doktrin Allah Tritunggal itu kebenaran atau tidak? Jelas itu tak bisa dimasukkan ke akalnya siapapun. Jadi, itu bukan kebenaran?
Harus gunakan seluruh Firman Tuhan? Coba gunakan Kej 1:1 dan Mat 1:1-17 untuk mendasari Arminianisme!

6. Selain itu, kalau kita terus mengajar kelemahan-kelemahan Kalvinisme, mereka sering berkelit, dengan berkata bahwa itu bukanlah Kalvinis, tetapi Hyper-Kalvinis. Suatu tempat persembunyian mereka bila kehilangan posisi dalam berargumen. Padahal itu adalah konsekuensi logis dari TULIP.

Tanggapan Budi Asali:

Calvinisme memang berbeda dengan hyper-Calvinisme! Kalau saya dituduh berdasarkan ajaran hyper-Calvinisme, maka saya menganggap itu sebagai fitnahan! Konsekwensi logis dari TULIP? Omong kosong! Coba buktikan!
Saya kira anda tak mengerti apa itu Hyper-Calvinisme, sehingga bisa berkata setolol itu!!

7. Hiper-Kalvinisme sulit didefinisikan (macam-macam definisi oleh orang yang berdebat), dan sebenarnya hanyalah menerapkan prinsip-prinsip Kalvinisme secara konsisten.

Tanggapan Budi Asali:

Sekarang bilang kalau Hyper-Calvinisme sulit didefinisikan, dan definisinya bermacam-macam. Kalau sulit, bagaimana anda bisa mengatakan bahwa konsekwensi logis dari TULIP adalah Hyper-Calvinisme??
Ini fitnahan. Kalian bapa dan anak, memang adalah orang-orang kurang ajar yang suka memfitnah! Tulisan-tulisan kalian konyol, dan bodoh, tetapi penuh dengan fitnahan!. Kalvinisme - Mengenai Arminianisme 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url