MANIFESTASI KEDAULATAN ALLAH

Samuel T. Gunawan, S.Th.,SE., M.Th
MANIFESTASI KEDAULATAN ALLAH
Ulangan 10:14 “Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah
yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya;”
1 Tawarik 29:11 “Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala”.
Mazmur 135:6 “TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi,
di laut dan di segenap samudera raya;”
Daniel 4:34 “Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar,
menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.”
Kedaulatan Allah berarti bahwa Ia adalah Pribadi yang utama di alam semesta dan yang tertinggi kekuasaanNya di alam semesta. Ia mencipta, memelihara, dan memerintah segala sesuatu secara sempurna. Ia sepenuhnya menguasai segala sesuatu, dan semua mahluk ciptaan berada dibawahNya, dan ia berbuat segala sesuatu kepada mereka sesuai dengan yang dikehendakiNya. Tetapi ini bukan berarti bahwa Allah itu sewenang-wenang, karena segala sesuatu yang dilaksanakanNya sesuai dengan rencanaNya dalam kekekalan menurut kehendakNya. Dengan demikian Allah bebas dan tidak dibatasi oleh apapun selain oleh kehendakNya sendiri, untuk merencanakan dan bertindak sesuai sesuai dengan yang dikehendakiNya.
Segala sesuatu yang terjadi, yang baik maupun yang jahat termasuk dalam kehendak Allah yang berdaulat. Tetapi itu tidak berarti bahwa Allah bertanggung jawab untuk dosa. Allah tidak bertanggung jawab atas tindakan berdosa manusia. Allah secara langsung menyebabkan terjadinya beberapa hal menurut kehendaknya yang efektif (mengarahkan), misalnya: Ia memilih Paulus sebagai rasul (Roma 1:1) dan memanggil kita untuk mencari keselamatan (Efesus 1:4). Sebaliknya, Allah mungkin membiarkan beberapa peristiwa terjadi menurut kehendaknya yang permisif (mengijinkan), tetapi ia tidak bertanggung jawab atas tindakan dosa. Misalnya, waktu bangsa Israel menuntut agar dipimpin seorang raja, maka hal itu sesuai dengan kehendak Allah yang berdaulat (Bandingkan Kejadian 17:6), tetapi umat Israel bertanggung jawab atas tindakan berdosa mereka, bukan Allah (1 Samuel 8:19-22).
Jadi jelaslah Alkitab mengajarkan bahwa Allah mempunyai rencana (Kisah Para Rasul 15:18) yang mencakup segala sesuatu (Efesus 1:11), yang dikuasaiNya (Mazmur 135:6), yang termasuk tetapi tidak melibatkan Dia di dalam kejahatan (Amsal 16:4), dan yang pada akhirnya adalah untuk kepujian bagi kemuliaanNya (Efesus 1:14). Allah adalah Allah yang berdaulat. KedaulatanNya meliputi seluruh alam semesta, mengendalikan setiap keadaan, mengendalikan alam dan makluk ciptaan, mengarahkan kehidupan baik individu maupun bangsa, serta mengarahkan sejarah sesuai kehendakNya. Berikut ini manifestasi kedaulatan Allah dalam segala sesuatunya.
Pertama, manifestasi kedaulatan Allah meliputi seluruh alam semesta. Alam semesta adalah suatu pemerintahan teokrasi, yaitu bahwa Allahlah yang memerintah seluruh alam semesta (Mazmur 103:19). Wilayah pemerintahan Allah disebut sebagai Kerajaan Allah. Istilah Kerajaan Allah dipakai sekitar 160 kali dalam PB. Kerajaan Allah ini bersifat universal dan kekal, artinya tidak pernah ada waktu dimana kerajaan Allah tidak ada. Ia tidak mempunyai awal dan akhir. Kerajaan Allah berkuasa, memerintah atas seluruh Kerajaan. Kerajaan Allah semuanya bersifat inklusif, termasuk dalamnya adalah diriNya sendiri, bidang kekuasanNya, semesta alam, para malaikat terpilih, surga, para malaikat yang jatuh dan semua ciptaan, dan umat manusia diatas bumi ini. Semuanya berada dibawah kendali dan kekuasaanNya. Kerajaan Allah adalah pemerintahan Allah yang meliputi surga dan bumi. Alkitab menyatakan bahwa : (1) Dialah satu-satunya Raja yang berdaulat, Raja segala raja dan Tuan segala tuan (1 Timotius 6:15), tahtaNya di dalam surga, dan kerajaanNya menguasai seluruhnya (Mazmur 103:19); (2) Ia memelihara seluruh alam semesta dengan firmana kekuasaanNya supaya tetap ada (Nehemia 9:6; Ibrani 1:3); (3) Pemerintahan atas seluruh alam semesta ada padaNya (Ulangan 10:14; Mazmur 135:6; Daniel 4:35).
Kedua, manifestasi kedaulatan Allah atas alam. (1) Semua kekuatan alam dalam pengendalianNya (Mazmur 29); (2) Unsur-unsur alam dibawah perintahNya (Mazmur 68:10; Yunus 1:4); (3) Semua proses alam dalam pemerintahNya (Kejadian 8:22; Mazmur 107:33-34, 38; Yeremia 31:35).
Ketiga, manifestasi kedaulatan Allah atas makluk ciptaanNya. (1) Ia memelihara binatang-binatang dan memberikannya makanan (Mazmur 147-149); (2) PemeliharaanNya bahkan meliputi mahluk yang terkecil, seperti burung pipit (Matius 10:29); (3) Ia bisa memakai mahluk ciptaanNya untuk melaksanakan kehendakNya (Yunus 1:17; 2:10). Bahkan menunjuk burung gagak untuk membawa makanan dan daging bagi hamba-hambaNya (1 Raja-raja 17:6);
Keempat, manifestasi kedaulatan Allah atas manusia, bahkan manusia jahat juga. Allah juga memegang kendali atas manusia, yang baik maupun yang jahat. (1) Kadang-kadang Allah untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, menaruh kesabaran terhadap orang-orang jahat yang telah disiapkan untuk kebinasaan, justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya terhadap orang-orang, yang maksudnya hendak menyelamatkan mereka (Roma 9:22-23); (2) Kadang-kadang Allah mengusahakan orang-orang paling jahat ditinggikan, dengan maksud supaya mereka bekerja untuk maksud Allah tanpa mereka mengetahuinya (Yesaya 10: 5, 7); (3) Bahkan Ia memakai musuh-musuh umat-Nya untuk menghajar mereka dalam ketidaktaatan mereka (Hakim-hakim 2:14-15, 21-23, 3:12); (4) Di pihak lain, Ia mengeraskan hati musuh-musuh umat-Nya, sehingga mereka jatuh dalam tangan umat-Nya atau mereka memusnahkan diri sendiri (Hakim-hakim 7:22, Yoh: 11:20).
Kelima, manifestasi kedaulatan Allah atas bangsa-bangsa. (1) Allah menetapkan batas bangsa-bangsa di bumi ini (Ulangan 32:8); (2) Ia berkuasa membuat suatu bangsa besar atau kecil (Obaja 2); (3) Dalam peristiwa-peristiwa di dunia dengan para penguasanya, Tuhan merendahkan pemimpin yang satu dan meninggikan yang lain (1 Samuel 16:1; Mazmur 75:8); (4) Ia memakai bangsa-bangsa lain untuk menghajar umat-Nya yang tidak taat (Yesaya 5:26; Amsal 3:9-11; 6:14; Habakuk 1:12); (5) Sejauh hal itu masih sepadan dengan tujuan-tujuan-Nya, Ia membiarkan bangsa-bangsa menuruti jalan-Nya masing-masing (Kisah Para Rasul 14:16); (6) Di belakang tindakan yang ganjil dan penuh kasih dari pihak para penguasa-penguasa yang tidak beriman, terhadap umat Allah pada waktu yang berbeda-beda, Allah bekerja dalam hati mereka tanpa mereka ketahui (Ezra 1:1). Misalnya Tiglat-Pileser (Yesaya 10:6-7), Koresy (Yesaya 41:2-4), Arthasasta (Ezra 7:21), dalam mengikuti yang dipilihnya sendiri, masing-masing membantu tercapainya kehendak Allah, walau dalam hidup pribadi mereka, mereka tidak taat kepada Allah, menuruti kehendak sendiri dan berdosa.
Keenam, manifestasi kedaulatan Allah atas sejarah. (1) Kekuasaan-Nya kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun (Daniel 4:34). Setiap kejadian dalam sejarah umat manusia langsung dalam pengendalian-Nya (Wahyu 9:15); (2) Ia menentukan zaman sejarah umat manusia dan batas-batas kediaman mereka (Kisah Para Rasul 17:26); (3) Allah bekerja secara tidak kelihatan dalam kejadian dan proses-proses, untuk melaksanakan tujuan-tujuan-Nya yang mengandung berkat-berkat. Tuhanlah yang mengutus Yusuf mendahului saudara-saudaranya ke tanah Mesir (Mazmur 105:16-22); Tuhan-lah yang membalikkan hati orang Mesir untuk membenci umat Allah (Mazmur 105:25); Tuhanlah yang memanggil Koresy, seorang penguasa bukan Yahudi, dan Koresy disebut “orang yang Kuurapi” oleh Tuhan, sebab Ia hendak memakainya untuk melaksanakan kehendak-Nya terhadap umat-Nya (Yesaya 44:28-45:4); (4) Contoh paling khas dimana Allah bekerja dalam suatu kejadian, yang mula-mula tidak diketahui manusia untuk melakukan kehendak-Nya, ialah penyaliban Yesus (Kisah Para Rasul 5:28; bnd 2:23); (5) Dalam semua kejadian sejarah itu, Allah melaksanakan tujuan-Nya mengumpulkan dalam satu tubuh, yaitu gereja, laki-laki dan perempuan dari setiap bangsa dan suku bangsa, yang diselamatkan oleh Kristus (Efesus 3:3-11).
Ketujuh, manifestasi kedaulatan Allah atas politik dan pemerintahan. (1) Semua pemerintahan manusia di bumi didirikan berdasarkan kehendaknya dan beroperasi berdasarkan ketetapanNya (Roma 13:1-3; Mazmur 22:29); Misalnya, Allah menetapkan penguasa (Daniel 2:21); (2) Allah sangat memperhatikan dan memegang kendali terhadap pemerintahan dan politik bangsa-bangsa. Tidak ada sesuatu apapun yang terjadi di dalam pemerintahan-pemerintahan manusia yang tidak mengalir keluar dari pemerintahan Allah yang berkuasa (Amsal 21:1). (3) Dalam keseluruhan Alkitab kita melihat Allah menempatkan orang-orang secara strategis dalam wilayah politik dan pemerintahan. Allah memindahkan Yusuf ke dalam otoritas di Mesir (Kejadian 41:38-49). Allah menaikkan Daniel ke posisi dengan pengaruh yang besar di babel dan kemudian di Persia (Daniel 1:8-21; 2:46-49; 6:1-3). Allah menempatkan Nehemia dalam pemerintahan Persia sehingga tujuan-tujuanNya di jalankan (Nehemia 1:1-2:8). Allah juga menempatkan Ester sebagai ratu di Persia (Baca Kitab Ester) dan Debora sebagai hakim di Israel untuk mewujudkan agendaNya (Hakim-hakim 4-5). Sesungguhnya sebagai contoh keterlibatan Allah dalam urusan politik dan pemerintahan bangsa-bangsa adalah bangsa Israel. Hal ini terlihat dalam kitab seperti Keluaran, Ulangan, 1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 Raja-raja, 1 dan 2 Tawarikh, dimana Allah sangat aktif mengangkat raja, menghakimi, dan menyingkirkan raja; (4) Pemerintahan-pemerintahan di dunia diberi otoritas dan kuasa untuk menjalankan keadilan berdasarkan hukum (Roma 13:4-5). Pemerintah tidak memerintah berdasarkan saran atau permohonan, melainkan berdasarkan hukum secara legal. Otoritas ini harus digunakan berdasarkan pertanggung jawaban kepada Allah. Kika suatu pemerintahan memberontak melawan otoritas Allah dan mencoba mengabaikan tanggung jawab kepada Allah, maka pemerintahan tersebut akan mengalami kesukaran bahkan hukuman Allah; (5) Penyataan politik terbesar di dalam Alkitab adalah bahwa ketika Yesus Kristus datang kembali ke bumi untuk memerintah, Dia akan menjadi “Raja segala raja, dan Tuan di atas segala Tuan” (Wahyu 19:16; bandingkan Kolose 1:16-17).
Kedelapan, manifestasi kedaulatan Allah atas setiap keadaan. (1) Allah yang menentukan apa yang terjadi dalam peristiwa-peristiwa manusia (Amsal 16:33; bandingkan Yunus 1:7); (2) Ia berkuasa memperpendek hidup atau memperpanjangnya (Ayub 1:21; Mazmur 102:24); (3) Tuhan mendatangkan baik kebahagiaan maupun malapetaka (Yesaya 45:7); keberhasilan dan kemenangan dalam pertempuran (1 Samuel 11:13) dan kekuatan untuk memperoleh kekayaan (Ulangan 8:18) datang dari pada-Nya, begitu juga kekuatan mendatangkan penyakit atau menjauhkannya (Ulangan 7:15); (4) Kebutuhan sehari-hari yang paling sederhana masuk perhatian-Nya dan dalam pengendalian-Nya (Matius 6:30,33); (5) Kehendak Allah dapat dilaksanakan dalam apa yang kelihatan sekalipun nampak sebagai kebetulan (Keluaran 21:13; 1 Raja-raja 22:28,34) dan dianggap tidak berarti (Matius 10:29-30)
Kesembilan, manifestasi kedaulatan Allah atas berbagai peristiwa demi kebaikan umatNya. (1) Pemeliharaan Allah meliputi juga perorangan (1 Petrus 5:6-7); (2) Ia melepaskan umatNya dari kesusahan (Mazmur 23;5; 34;8; 107:2); (3) Ia dapat menyerahkan umatNya kepada musuh-musuh mereka selama jangka waktu tertentu, guna menghajar mereka jika perlu (Hakim-hakim 3:8; 4:2; 6:1); (4) Allah mengandalikan keadaan sepenuhnya saat umatNya mengalami penganiayaan (Kisah Para Rasul 8:1; Filipi 1:28-29); (5) Ia memenuhi segala keperluan anak-anakNya selaras dengan kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus (Filipi 4:19); (6) Ia turut bekerja dalam segala sesuatu pada kehidupan umatNya untuk mendatang kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, dan sesuai kehendakNya (Roma 8:28);
Kesepuluh, manifestasi kedaulatan Allah atas Iblis. Bahwa Allah memiliki kendali atas Iblis sangat jelas diajarkan dalam Alkitab. (1) Tuhan dapat mengekang Iblis jika Ia menghedakinya (Ayub 1:12); (2) Pada waktu tertentu Ia memberikan kekuasaan kepada Iblis untuk melakukan yang sejahat-jahatnya, tetapi Allah selalu memagang kendalinya (Wahyu 9:1; 20:7).
Ringkasnya, Alkitab menyatakan bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu. Apakah kita mengetahui atau tidak, mengakuinya atau tidak, Allah tetaplah Allah yang berdaulat atas segala sesuatu. Justru berbagai bukti yang di dinyatakan di dalam Alkitab bertujuan membawa kita agar mengetahui dan mengakui kedaulatan Allah dalam kehidupan kita. Mengetahui dan mengakui kedaulatan Allah membawa kita kepada (1) Pemujaan dan penyembahan yang semakin dalam bagi Allah; (2) Memberi penghiburan dan kekuatan dalam menjalani kehidupan kita; (3) Meneguhkan keyakinan akan kemahakuasaan dan kebaikan Tuhan yang pada akhirnya memberi kita rasa aman.
REFERENSI
Beker, Charles. F., 1994. A Dispensasional Theology, terjemahan, Penerbit Alkitab Anugerah: Jakarta.
Berkhof, Louis., 2011. Teologi sistematika. Jilid 1, Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Boice, James M., 2011. Dasar-Dasar Iman Kristen. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Conner, Kevin J., 2004. The Fondation of Christian Doctrine. Terjemahan, Pernerbit Gandum Mas: Malang.
Cornish, Rick., 2007. Five Minute Theologian. Terjemahan, Penerbit Pionir Jaya : Bandung.
Douglas, J.D., ed, 1996. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid I dan II. Terj, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF : Jakarta.
Enns, Paul., 2004.The Moody Handbook of Theology, 2 jilid. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT: Malang.
_________., 2000. Approaching God, 2 jilid. Terjemahan, Penerbit Interaksara : Batam.
Erickson J. Millard., 2003. Teologi Kristen. Jilid 1 & 3. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Ferguson, B. Sinclair, David F. Wright, J.I. Packer., 2009. New Dictionary of Theology. jilid 1, terjemahkan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.
Grudem, Wayne., 1994. Systematic Theology: A Introduction to a Biblical Doctrine. Zodervan Publising House: Grand Rapids, Michigan.
____________., 2009. Christian Beliefs. Terjemahan, Penerbit Metanonia Publising: Jakarta.
Morris, Leon., 2006. Teologi Perjanjian Baru. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Napel, Henk Ten., 2006. Kamus Teologi Inggris-Indonesia. Penerbit BPK Gunung Mulia: Jakarta
Palmer. Edwin., 2005. Lima pokok Calvinisme. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Pfeiffer, Charles F & Eferett F. Herrison., ed, 2004. The Wycliffe Bible Commentary, volume 2, Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Poerwadarminta, W.J.S, Penyusun., 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka: Jakarta.
Ryrie, Charles C., 1991. Basic Theology. 2 Jilid, Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yoyakarta.
Sproul, R.C., 1997. Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT: Malang.
Susilowati, Daru & Lyndon Saputra, Penyusun., 2008. Webster’s Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Diterbitkan Karisma Publising Group: Tangerang.
Stamps, Donald. C, ed., 1994. Full Life Bible Studi. Penerbit Gandum Mas : Malang.
Thiessen, Henry C., 1992. Lectures in Systematic Theology, direvisi Vernon D. Doerksen. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Williamson, G.I., 2012. Westminster Confession of Faith. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url