SIGNIFIKANSI KEBANGKITAN KRISTUS BAGI IMAN KRISTEN
Samuel T. Gunawan, SE.,M.Th.
SIGNIFIKANSI KEBANGKITAN KRISTUS BAGI IMAN KRISTEN. Injil
berarati kabar baik! Esensi Injil adalah kematian Kristus di kayu salib
yang menghapus dosa dunia dan kebangkitanNya dari antara orang mati.
Jika Kristus tidak dibangkitkan dari kematian, maka iman kita menjadi
sia-sia dan Injil bukanlah kabar baik. Keristenan memahami Paskah
sebagai selebrasi dan peringatan kebangkitan Kristus dari kematian.
Kebangkitan Kristus (Paskah) tidak bisa dipisahkan dari peristiwa
kematianNya (Jumat Agung) baik secara historikal maupun teologikal.
Untuk mencapai tujuan penyelamatan maka signifikansi peristiwa yang satu
hanya bisa dipahami dalam korelasi dengan peristiwa lainnya. Paulus
menegaskan “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu
apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena
dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan
bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab
Suci” (1 Kor 15:3-4).
Kebangkitan Kristus merupakan peristiwa
faktual-historikal. Dan sesuai tuntutan rasionalitas ilmiah dapat
dibuktikan. Kitab Suci mendokumentasi pembuktian rasional kebangkitan
Kristus dengan validitas dan catatan historis terpercaya. Peristiwa
kebangkitan terverifikasi melalui kesaksian orang-orang yang dapat
dipercaya dengan bukti otentik yang menyertai (Mat 28:9; Mark 16:7-9,
13-13; Luk 24:1, 13-35; Yoh 20:11-29; 1 Kor 15:6). Kesaksian para
saksi tentang Kristus yang bangkit adalah benar. Mustahil mengatakan
ratusan saksi ini pendusta dengan risiko ancaman atas hidup mereka
sendiri. Kesaksian mereka tentang kebangkitan Kristus teguh bagai batu
karang yang tak tergoyah, walaupun terancam hukuman mati dari pihak yang
menolaknya. Sedangkan bukti-bukti otentik lain dari kebangkitan Kristus
adalah kubur kosong (Mat 27:57-60; Mark 15:42-25; Luk 23:50-53; Yoh
19:38-41), meterai Romawi (Mat 27:66), batu terguling (Luk 24:2),
penjaga (Mat 27:65; 28:4), tubuh yang hilang dari kubur (Luk 24:3),
kain kafan (Yoh 2:6,7), dan kain peluh tergulung (Yoh 20:7).
Lalu,
apakah signifikansi kebangkitan Kristus dari perspektif
dogmatikal-teologikal? Pertama, kebangkitan Kristus sebagai konfirmasi
kebenaran pernyataan Kristus sendiri bahwa Ia akan bangkit dari
kematianNya (Mat 16:21) dan bukti keakuratan kebenaran prediksi Kitab
Suci tentang kebangkitanNya (1 Kor 15:3-4).
Kedua, kebangkitan
Kristus merupakan bukti keilahianNya, bahwa Ia adalah Allah. Hanya
kematian dan kebangkitanNya yang menyelamatkan manusia (Roma 5:8-10).
Bukti bahwa Kristus telah menaklukkan dosa, setan, penyakit dan maut
(kematian) adalah dengan kebangkitanNya dari kematian. Dan
kebangkitanNya dari kematian membuktikan bahwa Ia adalah Allah (Ibrani
2:9-14; Wahyu 1:18). Apologet Kristen, Norman L. Geisler menyatakan
bahwa kebangkitan Kristus merupakan bukti yang mendukung pernyataan
Yesus sebagai Allah adalah yang teragung dan terbesar dari semua
bukti-bukti lainnya.
Ketiga, kebangkitan Kristus adalah
verifikasi bahwa korbanNya bagi dosa manusia dalam kematianNya dikayu
salib sempurna dan diterima Allah Bapa. KematianNya menyebabkan
terjadinya peristiwa pendamaian, penebusan, penggantian, pengampunan,
pembenaran, dan pengudusan. Dampak lainnya, kita mengenal yang disebut
dengan penyediaan, anugerah, pemilihan, panggilan, pembaharuan,
perpalingan (pertobatan dan iman), persatuan dengan Kristus,
pengangkatan anak, jaminan kekal dan pemuliaan. Daftar istilah biblikal
ini disebut keselamatan. Satu “permata” dengan enam belas sisi bernilai
abadi dari kekekalan masa lampau (posesif), masa kini (progresif), dan
kekekalan masa mendatang (prospektif).
Keempat, kebangkitan
Kristus berdampak transformatif bagi manusia. KebangkitanNya membawa
kelepasan dari dosa-dosa masa lalu (Rm 6:4-11); memberi jaminan masa
kini dimana kita diselamatkan dari kuasa dosa, disucikan dan hidup
terpelihara (Rm 8:1-3, 31-39; Ibr 7:25); dan juga memberi pengharapan
di masa yang akan datang (1 Kor 15:17-23; 50-57).
Kelima,
kebangkitan Kristus menjadi pondasi Kekristenan yang membuatnya unik dan
berbeda dari semua agama lainnya (1 Kor 15:1-4). Gereja yang eksis pada
hari pentakosta oleh kuasa Roh Kudus berdiri kokoh di atas dasar
kematian dan kebangkitan Kristus (Kis 2:24-32; 3:15; 4:2). kebangkitan
Kristus merupakan bukti yang mendukung pernyataan Yesus sebagai Allah,
dan pernyataan seperti ini tidak pernah dinyatakan oleh pemimpin-peimpin
agama lainnya, dan tidak ada mujizat yang memiliki bukti historis yang
lebih banyak untuk meneguhkan hal ini.
Akhirnya, kebangkitan
Kristus mengafirmasi kuasaNya yang berdampak pada kekekalan dan memberi
impak pada kekinian kita. Di dunia yang menakutkan ini, dimana eskalase
kejahatan, kehancuran moral dan etis meningkat, kuasa kebangkitan
Kristus memberi kita kekuatan dan daya transformatif. Kuasa
kebangkitanNya memberi pengharapan bagi ketidakpastian, keresahan,
ketidakadilan, dan kehancuran, serta memampukan kita membawa spirit dan
perubahan yang membangun dan memulihkan. Bersama Paulus dengan iman
kita berkata “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya…, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara
orang mati” (Filipi 3:10-11).