BERBUAH ATAU DITEBANG ? (LUKAS 13:8-9)

Bacaan : Lukas 13:6-9

"Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Lukas 13:8-9)
BERBUAH ATAU DITEBANG ? (LUKAS 13:8-9)
Saya tidak bisa membayangkan sehancur apa dunia tanpa adanya pohon. Proses fotosintesisnya menyerap CO2 dan menghasilkan oksigen yang sangat kita butuhkan baik untuk bernafas maupun agar udara di sekitarnya menjadi segar. Pohon hijau dan rimbun ini bisa mencegah efek rumah kaca yang akan sangat bermanfaat bagi kita maupun generasi yang akan datang. Itu jelas keuntungan yang bisa kita peroleh dari pohon. Tapi kalau kita bicara soal pohon buah, meski semua manfaat di atas yang sangat penting itu dihasilkan oleh pohon-pohon buah, tetapi tugas utama pohon buah tentu saja menghasilkan buah.
Tidak ada orang yang membeli dan menanam pohon buah tanpa mengharap adanya buah yang nantinya memenuhi ranting-ranting saat pohon tersebut sudah sampai waktunya untuk bisa berbuah. Pemiliknya akan berusaha dengan segala daya upaya agar pohonnya bisa berbuah. Diberi pupuk, disiram, dirawat, dipastikan agar tidak ada hama yang merusak pohon tersebut dan sebagainya. Apabila pohon tersebut tidak kunjung berbuah, tentu pohon tersebut akan kehilangan fungsi utamanya. Apalagi kalau pohon itu gagal tumbuh dengan baik. Batangnya tipis, pendek dan daunnya sedikit meski sudah diusahakan selama bertahun-tahun. Kalau sudah begini, konsekuensi ditebang dan dibakar pun bisa menjadi akhir dari hidup pohon gagal tumbuh ini.
Dalam perenungan kita kemarin, kita sudah melihat pentingnya bagi kita untuk menghasilkan buah. Sadarkah kita bahwa kita pun seperti pohon yang diwajibkan untuk berbuah? Begitu penting, bahkan lewat Paulus kita bisa mendapatkan Firman bahwa kalau kita masih diberi kesempatan hidup, itu artinya kita harus terus bekerja menghasilkan buah. "Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah" (Filipi 1:22).
Jadi tugas utama kita dalam hidup ini sesungguhnya adalah bekerja memberi buah. Karenanya, apabila kita hidup tanpa menghasilkan buah, hidup tidak berdampak, hidup yang dibuang sia-sia melakukan segala sesuatu yang tidak berguna, itu berarti kita tidaklah memenuhi fungsi utama kita dalam hidup. Apa gunanya pohon kalau selain tumbuhnya tidak sehat dan tidak menghasilkan buah? Pohon tersebut akan dicabut dan dibuang atau dibakar. Kalau pohon menemui akhir seperti itu, kita pun sama. Dan kalau sampai itu yang terjadi, penyesalan sebesar apapun tidak akan bisa merubahnya lagi. Yang jelas kesempatan itu diberikan sangat luas selama kita hidup. Tapi kalau kesempatan itu dibuang sia-sia, akan tiba saatnya dimana pertanggungjawaban dan konsekuensilah yang tinggal, sementara kesempatan sudah habis.
Yesus menyampaikan hal tersebut dalam sebuah perumpamaan dengan menempatkan Tuhan sebagai pemilik kebun dan kita sebagai pohon-pohon atau tanaman yang ada di dalam kebun tersebut. Yesus mengatakan: "Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 7:18-19).
Pohon yang tidak berbuah, yang tidak kunjung membaik meski sudah mendapat penanganan serius pada akhirnya hanya akan ditebang dan dibakar. Ada kalanya agar bisa bertumbuh baik, pohon-pohon tersebut harus melalui proses pemotongan tunas-tunas yang tidak produktif, pembersihan benalu dan parasit yang menempel dan sebagainya. Bagi pohon proses itu bisa jadi terasa menyakitkan. Tapi proses tetap harus dilalui agar selanjutnya bisa tumbuh menjadi pohon yang tumbuh subur berbuah segar dengan lebat.
Hal yang sama bagi kita. Kalau sebagai orang percaya kita masih belum berbuah dan tidak sehat tumbuhnya, kita harus mau dibentuk dan mengalami pemotongan-pemotongan hal-hal yang tidak perlu, yang mungkin terasa perih menyakitkan saat proses berlangsung. Tetapi itu akan membuat kita bisa sehat bertumbuh dalam iman akan Kristus. Itu akan jauh lebih baik ketimbang pada akhirnya dibuang dan dibakar.
"Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Lukas 13:6-9).
Perumpamaan ini mengumpamakan Tuhan sebagai pemilik kebun. Sang Pemilik mendapati ada umatNya yang tidak kunjung berbuah meski sudah diberi kesempatan yang lama. Perhatikan bahwa sesungguhnya ada jangka waktu cukup yang diberikan Tuhan sebagai kesempatan bagi kita untuk berubah dan berbuah. Yesus datang untuk menyelamatkan dan akan terus mengetuk pintu hati kita agar bisa memancarkan kehidupan yang menghasilkan buah. Begitu baiknya Tuhan, karena tidak saja Dia memberikan kita waktu dan kesempatan, tetapi Dia pun mau turun tangan langsung bekerja, mengusahakan agar lebih banyak lagi orang-orang yang bertobat, bertumbuh dan berbuah.
Sebuah pohon ara yang tidak kunjung berbuah di kebun anggur masih akan dipertahankan apabila bisa menghasilkan buah. Sang pemilik kebun bahkan dengan jelas menunjukkan perhatian akan pohon ara ini. Ia mengingat betul kapan pohon itu ditanam, dan dalam perumpamaan ini dikatakan bahwa ia pun terus mengamati apakah pohon tersebut sudah berbuah atau tidak. Tiga tahun, tapi tetap juga tidak menampakkan hasil. Pohon yang tidak berguna pada akhirnya akan ditebang.
Pohon Ara yang tumbuh di tengah-tengah kebun anggur itu tidak hanya sia-sia ada disana, tapi juga akan menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Wajarlah apabila sang pemilik meminta agar pohon itu ditebang saja. Tapi luar biasa, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun masih meminta kesempatan sekali lagi. "aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,mungkin tahun depan ia berbuah." (ay 8-9a).
Sang "Pengurus kebun" akan mengerjakan sesuatu bagi pohon agar bisa berbuah. Hidup kita yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi dapat diperbaiki sendiri, sehingga kita membutuhkan uluran tangan Yesus untuk "mencangkul tanah dan memberi pupuk" agar bisa selamat. Dan kabar baiknya, Yesus bersedia membantu kita agar kita bisa bertumbuh sehat dan menghasilkan buah dalam hidup kita.
Dalam prosesnya, terkadang ada bagian-bagian yang tidak efektif dari diri kita harus dicangkul, dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Proses itu terkadang bisa terasa begitu menyakitkan, tapi harus dilakukan supaya kita tidak harus ditebang dan dilempar kedalam api. Memangkas segala keinginan daging di dunia yang penuh godaan dan tipu daya tentu tidak mudah. Betapa banyaknya hal yang bisa menggoda keinginan daging lalu membuat kita tidak bertumbuh apalagi berbuah. Hidup yang dipimpin oleh Roh, itulah seharusnya yang kita cari. Kalau daging lemah, roh itu penurut. Dan hidup dalam Roh akan membuat kita bisa menghasilkan buah-buah Roh seperti yang disebutkan dalam Galatia 5:22-23.
Selanjutnya mari kita lihat apa yang dikatakan Yesus. "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4). Agar kita bisa bertumbuh dan berbuah dengan baik, kita harus tetap tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalam kita. Baik dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah kita selalu menjalaninya di dalam Kristus, bersama-sama dengan Dia.
Ada banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup kita yang harus dipotong agar hidup kita bisa berbuah lebat. Apakah itu kesombongan, harta, kebiasaan buruk, mengejar berbagai hal duniawi dan berbagai bentuk kecemaran lainnya, kalau itu menghambat kita untuk berbuah, potonglah segera. Kalau memang ada bagian-bagian yang keras sehingga menghambat pertumbuhan, cangkul dan gemburkanlah. Hanya dengan demikianlah kita bisa menjadi pohon yang tumbuh subur menghasilkan buah yang banyak. Ketika ada proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan sabar tanpa kehilangan sukacita, karena proses itu sungguh diperlukan untuk menjadikan kita pohon yang berbuah lebat.
Ada pepatah mengatakan bahwa sebatang pohon dikenal dari buahnya. Pohon yang baik akan berbuah baik, begitu pula sebaliknya. Dan pepatah ini sesungguhnya berasal dari perkataan Yesus langsung. "Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal." (Matius 12:33). Jadi kalau kita mengaku berakar pada Kristus, seharusnya buah-buah yang kita hasilkan adalah buah yang baik. Jika tidak, maka kita harus memeriksa diri dan secepatnya membenahi sebelum kapak diayunkan.
Firman Tuhan mengingatkan "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10). Kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, sesuai dengan yang telah digariskan Allah sebelumnya. Ketika kita sudah diselamatkan, sudah seharusnya kita bisa menghasilkan buah-buah sesuai pertobatan kita. (Matius 3:8). Sekedar bertobat dan menjadi pengikut Kristus saja belumlah cukup. Seperti yang saya sebut di awal, lewat Paulus kita seharusnya mengerti bahwa kalau Tuhan masih memberi kesempatan untuk hidup, itu artinya kita harus bekerja menghasilkan buah. Seperti itulah seharusnya mindset dari orang-orang percaya.
Jujurlah terhadap hal-hal yang masih menghambat pertumbuhan dan masih menghalangi diri kita untuk menghasilkan buah. Kalau melakukan perbaikan sendiri terasa berat, Yesus sudah menyatakan bahwa Dia akan membantu kita dalam setiap proses. Kerinduan saya adalah kita sama-sama menghasilkan buah-buah sesuai pertobatan, buah-buah Roh yang akan menyatakan dengan lantang keberadaan dan kasih Tuhan secara nyata di muka bumi ini. Amin.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url