ANTARA PERCAYA DAN TIDAK PERCAYA (MARKUS 9:24)

Bacaan : Markus 9 :14-29

 "Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" (Markus 9:24)

ANTARA PERCAYA DAN TIDAK PERCAYA (MARKUS 9:24)
Seseorang yang sedang menghadapi masalah pernah berkata,"Saya sih percaya, tapi apa benar per-tolongan Tuhan bisa datang tepat pada waktunya bagi saya?" Sekalipun ia adalah orang percaya, tetapi tampaknya ia masih dilanda keraguan bahwa ia bisa mengalami secara langsung uluran tangan Tuhan melepaskannya dari kesulitan yang menimpanya. Mungkin dia sudah berkeliling minta didoakan, tetapi jawaban atas permasalahannya belum juga tampak. Ketika ditanya mengapa harus mencari orang lain untuk berdoa dan tidak melakukan-nya sendiri, ia dengan polos berkata bahwa ia tidak yakin doanya punya kekuatan untuk mendatangkan pertolongan dari Tuhan. "Mungkin pendeta lebih tahu doanya harus bagaimana, mereka kan wakil Tuhan, ya pasti lebih didengar ketimbang saya yang hanya manusia biasa."
Ini adalah pemikiran yang keliru, karena pengorbanan Yesus sudah membelah tabir pembatas antara manusia dengan Tuhan yang diakibat-kan oleh dosa. Yesus menebus dosa, memberi kesempatan bagi kita untuk mengalami sebuah hidup baru, dimana hubungan dengan Tuhan dipulihkan dan perseteruan dengan Tuhan akibat dosa sudah dihapuskan. Dengan demikian, semua orang percaya bisa langsung berhubungan dengan Tuhan tanpa harus lewat perantara imam besar atau pendeta.
Penulis Ibrani mengatakan bahwa kita selalu bisa menghampiri tahtaNya dan meminta pertolongan tanpa harus lewat orang lain. "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16). Itu bisa kita lakukan lewat Yesus, dan itupun sudah disampaikan oleh Penulis Ibrani: "Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah." (Ibrani 10:19-21).
Hal ini masih jarang dipahami orang percaya dan mengira bahwa doa mereka kurang besar kuasanya dibanding hamba-hamba Tuhan. Padahal yang menentukan bukanlah orangnya, melainkan benar-tidaknya seseorang di mata Tuhan. Sebab firman Tuhan sudah berkata: "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b).
Cara pemahaman yang keliru memang sering dialami oleh banyak orang percaya. Alkitab mencatat suatu kisah yang menggambarkan kejadian yang kurang lebih sama, dalam Injil Markus 9:14-29 yang menceritakan tentang kisah seorang ayah membawa anaknya yang kerasukan roh jahat ke hadapan Yesus.
Seperti halnya kita apabila mengalami hal yang sama, si ayah tentu sangat panik ketakutan.Bukan saja roh itu membisukan anaknya sejak kecil, tapi juga terus menyerang anaknya secara kejam. "Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang." (Markus 9:18). Pada saat itu tidak satupun murid Yesus yang sanggup berbuat sesuatu. Si ayah pun berkata: "Dan seringkali roh itu menyeret-nya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." (ayat 22).
Perhatikan si ayah mengatakan "sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu." Apakah ada hal yang Tuhan tidak sanggup lakukan? Tentu kita semua tahu jawabannya. Itu pula lah yang dikatakan Yesus. "Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" (ayat 23). Lihat bahwa Yesus menekankan kepada kata "percaya." Percaya merupakan sebuah kunci yang sangat penting untuk mendapatkan jawaban atas doa. Dan jawaban selanjutnya dari si ayah sungguh menarik untuk kita renungkan. Perhatikan kalimat ini. "Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" (ayat 24).
Jika anda baca baik-baik, anda akan menemukan sebuah kontradiksi dalam jawaban si ayah. "Aku percaya, tolonglah aku yang tidak percaya ini." Itu diucapkan dalam satu nafas dan satu kalimat. Sebenarnya ia percaya atau tidak?
Kejadian seperti ini dialami oleh banyak orang, terutama ketika beban pergumulan memuncak pada titik yang tinggi. Kita menjadi terombang-ambing antara keadaan ingin percaya tapi tidak mampu meyakininya. Kita ingin ditolong tapi kita ragu apakah mungkin pertolongan itu bisa hadir. Seperti yang saya sampaikan tadi, yang menjadi masalah bukanlah ketidak-inginan kita untuk percaya, tapi justru lebih kepada ketidaksanggupan kita untuk mengimaninya. Beban terkadang menimpa dengan sangat berat sehingga sulit bagi kita untuk tetap fokus dengan iman disertai rasa percaya yang penuh ketika kita menantikan jawaban setelah terus menerus memohon pertolongan Tuhan lewat doa kita. Maka teriakan si ayah pun mewakili apa yang sering kita alami hari ini.
Lantas bagaimana reaksi Tuhan? Bersyukurlah karena Tuhan ternyata bukan Pribadi yang kaku dan hanya memerintah secara sepihak saja. Dia adalah Allah yang peduli akan pergumulan kita dan bersedia untuk membantu kita dalam membangun pengharapan. Coba pikirkan, ketika kita diminta untuk percaya dan kita belum cukup sanggup untuk itu, bukankah sangat melegakan ketika kita mengetahui bahwa Tuhan pun bersedia membantu kita untuk percaya, untuk mengatasi keraguan kita? Dan Tuhan siap untuk melakukannya. Dia bersedia untuk itu, apakah mengingatkan kita secara langsung lewat hati kita, lewat sebuah kejadian atau pengalaman, atau bahkan lewat orang lain. Ketika iman kita belum sampai sebesar biji sesawi, sebuah pengakuan jujur akan kelemahan kita dan meminta Tuhan bekerja atas diri kita ternyata bisa mendatangkan pertolongan Tuhan. Kita tahu bahwa Yesus kemudian menyembuhkan si anak dari pengaruh roh jahat.
Berulang kali Yesus menegur murid-muridNya yang kurang percaya. Sudah hidup bersama Yesus masih juga kurang percaya. Mungkin terdengar aneh bagi kita, tapi bisa jadi jika kita ada disana saat itu kita pun masih mungkin melakukan hal yang sama. Jika kita melihat kejadian lain ketika Yesus menyembuhkan orang sakit kusta (Lukas 5:12-16), kita melihat perbedaan iman dari orang kusta ini dengan ayah dari anak yang kerasukan tadi. Orang berpenyakit kusta ini berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." (ayat 12). Ada perbedaan besar dari kedua bagian ini. Ayah dari anak yang dirasuki roh jahat berkata "jika Engkau dapat.", tapi orang kusta mengatakan "jika Tuan mau." Tuhan selalu dapat melakukan apapun. Tidak ada yang terlalu sulit bagiNya dan tidak ada yang mustahil untuk diperbuatNya. Jika si ayah ragu akan kemampuan Tuhan, orang kusta itu tahu bahwa Tuhan itu sanggup apabila berkenan.
Sangat penting bagi kita untuk terus melatih diri kita agar bisa memiliki iman yang dipenuhi rasa percaya yang teguh, tidak gampang tergoyahkan. Jika kita masih tidak sanggup memilikinya, berdoalah dan minta Tuhan membantu kita untuk bisa percaya terlebih dahulu sebelum kita mulai memohon pertolonganNya. Yesus sudah mengingatkan kita "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku." (Yohanes 14:1), atau "Jangan takut, percaya saja!" (Markus 5:36) dan banyak lagi firman Tuhan yang menyuruh kita untuk memiliki sebentuk rasa percaya yang cukup untuk bisa mendapatkan jawaban atas permasalahan-permasalahan kita. "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Markus 11:24). Begitu pentingnya sebuah iman yang diisi dengan keyakinan atau rasa percaya dalam hal menerima uluran tangan Tuhan.
Jika anda masih berada pada posisi seperti seseorang dalam ilustrasi awal di atas atau si ayah dari anak yang dirasuki roh jahat, datanglah pada Tuhan dan bangunlah hubungan yang sehat secara teratur denganNya. Tuhan siap meneguhkan kepercayaan anda kepadaNya agar anda bisa hidup dalam pengharapan sepenuhnya. Ketika anda percaya dengan sungguh-sungguh, tidak akan ada lagi hal yang mustahil bagi anda. Amin.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url