Kehidupan oleh Roh: Mengatasi Keinginan Daging Menurut Galatia 5:16-26

 Allah sangat merindukan agar kita dalam kesucian. Demikian Rasul Paulus mendorong kita dalam II Korintus 7:1 untuk “…………… menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.” Petrus menyatakan hal yang sama dalam suratnya di mana ia menulis, “……………tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, …………… sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (I Petrus 1:15-16).

Kehidupan oleh Roh: Mengatasi Keinginan Daging Menurut Galatia 5:16-26
Semoga kerinduan kita untuk kesucian tidak lain dari kerinduan Dia. Namun pada umumnya tidak demikian. Kita sekalian ingin mengalami kesucian pribadi. Meskipun demikian usaha kita yang terbaik untuk hidup dalam kesucian biasanya digagalkan oleh keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup. Kita sudah mengalami perasaan ngeri yang terjadi apabila kita mengalah dan menyerah kepada kuasa daging dan mendukakan Roh Kudus.

Apakah ini kehidupan kemenangan yang dijanjikan Allah? Kami yakin tidak. Kami yakin ada kemenangan dan oleh karena itu kami ingin mengajak saudara untuk menyelidiki pokok “Kemenangan Atas Daging Dalam Kehidupan Orang Percaya”. 

Nas kita, Galatia 5:16-26, dapat menolong kita mengerti bagaimana mengalami kemenangan atas daging. Jika kita sungguh memegang empat kenyataan dasar tentang daging dalam nas kita, kita akan mengambil satu langkah besar dalam kemenangan atas daging. Oleh karena itu kami mengajak saudara untuk ikut menyelidiki empat kenyataan dasar yang pertama, yaitu:

I. DAGING BERLAWANAN DENGAN ROH (Galatia 5:17a)

Paulus menulis dalam Galatia 5:17a. “……………keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh …………… “ Apa maksudnya dengan daging dalam ayat ini? Ada orang memberi definisi demikian, “Seluruh kepribadian seseorang dimobilisasikan untuk mencari hal-hal yang berhubungan dengan dunia ini dari pada mencari hal-hal yang berkenan kepada Allah.” Definisi lain yang diberikan ialah, “Tabiat manusia yang hidup untuk diri sendiri, terpisah dari Allah dan berlawanan dengan Dia.”

Daging yang didefinisikan di atas di sebut “hukum lain” yang berjuang melawan hukum akal budi (Roma 7:23). Demikianlah daging merupakan satu prinsip, satu dunia sendiri yang mendiami tiap anak Adam. Dan “hukum lain” yaitu daging sungguh bergerak. Dalam terjemahan Alkitab New American Standard istilah “keinginan” dalam Galatia 5:17 diterjemahkan sebagai “kerinduan yang ditetapkan melawan …………….”. Demikian kita melihat bahwa daging tidak main-main dan bukan pasif tetapi sungguh-sungguh melawan dan menjadi musuh besar kita.

Dan daging, di samping melawan kita, juga melawan Roh. Dalam Galatia 5:16 tertulis agar jangan kita mengikuti keinginan daging. Dan dalam Gal 5:17 ditekankan bahwa keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh Allah. Jadi walaupun daging merupakan “hukum lain” di dalam kita, di samping memusuhi kita, daging juga memusuhi Roh. Daging melawan Roh karena keinginan dan kerinduan daging adalah lain dari keinginan dan kerinduan Roh. Roh ingin mengarahkan kita mencari hal-hal rohani dari sorga tetapi daging ingin agar kita mencari hal-hal duniawi saja. Demikianlah ada dua jalan untuk orang Kristen: Mereka dapat hidup menurut Roh atau hidup menurut daging (Rom 8:4).

Nah, seperti yang kami katakan dalam pendahuluan tadi, kebanyakan orang ingin hidup dalam kesucian, tetapi biasanya gagal. Sekarang, dengan melihat kenyataan dasar pertama, yaitu bahwa daging berlawanan dengan Roh, kita dapat mengerti kenapa kita sering gagal. Selanjutnya kita perlu menyelidiki kenyataan dasar kedua, yaitu:

II. DAGING ADALAH PENYEBAB UTAMA PERSELISIHAN ANTAR PRIBADI (Galatia 5:20)

Kita dapat mengarang beberapa buku mengenai dosa daging serta pengaruh daging dalam kehidupan orang Kristen. Dalam Galatia 5:19-21 Rasul Paulus mengemukakan daftar singkat dan luas tentang dosa-dosa yang dilakukan oleh seseorang yang hidup menurut daging. Dosa ini dapat dibagi dalam empat kelompok, yaitu dosa yang berhubungan dengan kesusilaan seperti percabulan, kecemaran, dan hawa nafsu. 

Kelompok kedua, ialah dosa yang berhubungan dengan agama palsu dan ilmu gelap seperti penyembahan berhala dan sihir. Kelompok ketiga adalah dosa yang berhubungan dengan perselisihan. Akhirnya Paulus menyebut beberapa dosa yang berhubungan dengan kehidupan pergaulan yang kelewat batas seperti kemabukan dan pesta pora.

Pada umumnya orang Kristen yang sungguh-sungguh mengalami keselamatan pribadi, menjauhkan dirinya dari kelompok dosa satu, dua dan empat tetapi jarang mengalami kemenangan atas kelompok ketiga, yaitu dosa-dosa yang menghasilkan perselisihan. Kami ingin memakai beberapa menit menyelidiki kelompok dosa ini yang terlalu sering mengikat orang Kristen.

Dosa pertama dalam kelompok ini ialah “iri hati”. Kata ini juga berarti melawan serta berusaha melebihi orang lain. Kita tidak senang orang melebihi kita, akibatnya kita berusaha menyelidiki mereka, inilah semacam kebencian pada diri sendiri yang kita lemparkan pada orang lain. Maksudnya kita tidak suka pada diri kita dan akibatnya kita berusaha menjatuhkan orang lain. Apa saja asal kita kelihatan lebih baik dari orang lain. Kita berusaha melebihi dengan mengatakan ucapan-ucapan sinis tentang orang lain atau menyindir dan mengejeknya, walaupun dengan cara yang sangat halus sekali. Iri hati kita tidak pernah menyampaikan pujian yang tulus terhadap saingan kita. Jikalau kita menggali asalnya kebanyakan perselisihan di gereja, kita akan melihat bahwa iri hati biasanya memainkan peranan kunci.

Amarah adalah dosa lain yang berhubungan dengan perselisihan. Dan amarah yang menyatakan dirinya dalam sikap dingin. Orang macam ini dapat menahan diri. Ia memakai kata-kata yang manis tetapi ada api di dalam hatinya. Lain orang meledak. Inilah kami pribadi. Dalam keadaan di mana sesuatu yang kami tidak kehendaki terjadi, kami dapat meledak dan banyak orang terlukai. Beberapa tahun yang lalu kami dibantu oleh seorang petugas. Surat imigrasi yang harus diurus oleh petugas tersebut tidak dibereskan pada waktunya. Akhirnya kami meledak dan menjadi marah pada dia. Tetapi kenapa marah pada dia? Jikalau diselidiki, kami menjadi marah karena kehendak kami tidak terpenuhi. Dan itulah hampir selalu menjadi penyebab kemarahan, yaitu kehendak seseorang yang tidak jadi terpenuhi.

Dan soal kemarahan membawa kami langsung kepada “kepentingan diri sendiri” yang mungkin merupakan kunci untuk semua dosa daging lain. Pada masa ini dunia sangat mengutamakan kepentingan diri sendiri. Beberapa tahun yang lalu di Amerika buku yagn berjudul “Looking Out For Number One” (Memperhatikan Kepentingan Diri Sendiri) menjadi nomor satu pada daftar buku yang paling laku. Majalah “Time” sudah menyusun karangan khusus berjudul, “Leading the Cheers for Number One” (Memimpin Pujian untuk Orang Pertama, yaitu diri sendiri)”. Banyak orang sudah menyebut dasawarsa delapan puluhan ini sebagai “The Me Generation: yaitu “Angkatan si Aku”. Dan sayang beberapa pengarang Kristen yang dipengaruhi oleh tekanan ini mulai mengajar kepentingan mengasihi diri sendiri …………… yang sudah sejak Adam menjadi persoalan manusia!!!

Iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri menghasilkan roh pemecah dan percideraan, tiap gereja berjuang memelihara kesatuan dan persatuan. Mungkin ini pekerjaan gembala yang terberat, yaitu menjalin persatuan dan kesatuan yang terus-menerus, yang sungguh mendalam. Dan pekerjaan ini berat karena daging dapat menghasilkan iri hati, amarah dan kepentingan diri sendri.

Sudah jelas sebuah gereja tidak akan mengalami kesatuan dan persatuan yang sejati sebelum tiap anggota mengalami kemenangan total akan daging.

Sekarang kita akan melihat kenyataan dasar ketiga yang harus kita pegang jikalau kita ingin menang atas daging.

III. DAGING TERUS-MENERUS MENGALAHKAN ROH (Galatia 5:17c)

Dalam II Korintus 5:17 seorang Kristen disebut “ciptaan baru”. Dalam Injil Yohanes 3:5 ciptaan baru ini “dilahirkan dari …………… Roh”. Dalam Galatia 4:7 Paulus menekankan bahwa tiap orang yang lahir dari Roh diangkat menjadi anak Allah sendiri. Ia juga dijadikan sorang yang merdeka (Galatia 5:1) dan Roh Allah tinggal di dalam hatinya (Gal. 4:6). Demikian kita mendapat gambaran yang indah sekali tentang seorang Kristen. Siapa dapat dibandingkan dengan dia. Siapa mempunyai kehidupan yang lebih mulia dari dia. Dan yang dijelaskan di atas hanya sebagian dari apa yang dialami oleh seorang yang dimiliki Kristus.

Tetapi walaupun apa yang terjadi pada orang Kristen begitu hebat, dengarlah kesaksian Paulus, “…………… sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki” (17c). Terjemahan lain mengatakan bahwa kita “…………… melawan kita dari perbuatan apa yang kita ingin perbuat.” Pokoknya, seorang Kristen tahu apa yang semestinya ia lakukan, namun ia dihalangi dan tak dapat melakukannya. Pokoknya daging menang dan mengalahkan dia.

Dalam Roma 7:15, 19 kita membaca sedikit mengenai pengalaman Paulus sendiri. Dia mengaku, “…………… bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat ……………sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.” Tidakkah kita heran akan pengakuan Paulus? Dia yang mengalami pertobatan yang hebat pada jalan ke Damsyik. Dia yang menyembuhkan orang dalam kuasa Tuhan Yesus. Dia yang di bawah pimpinan Roh mengarang sebagian besar Perjanjian Baru toh digagalkan oleh daging. Dia dibersihkan oleh darah Yesus namun ia mengatakan ia gagal dalam kehidupan kekristenannya karena “dosa yang diam di dalam aku” (Roma 7:20). Atau dengan kata lain, “hukum lain” (Roma 7:23) yang di dalam dia mengalahkannya. William dalam terjemahan pada Roma 7:20 menulis, “…………… saya adalah tahanan kuasa dosa”.

Jangan salah paham. Paulus yang begitu diberkati Tuhan mengakui dengan jujur bahwa ia kalah. Dosa dan daging sungguh menang atas dia. Dan ingat, inilah orang yang mengatakan bahwa ia berbicara dengan karunia lidah lebih dari orang lain (I Korintus 14:18). Walaupun demikian ia begitu putus asa dan hilang harapan sehingga ia berteriak, “Aku manusia celaka! Siapakah akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:24).

Kiranya kita akan belajar dari pengalaman dan kesaksian Paulus. Dan nas kita, Galatia 5:16-26, mendukung pengalaman Paulus, yaitu daging terus-menerus mengalahkan roh kita dan Roh Kudus di dalam kita. Kepenuhan Roh saja jelas tidak cukup untuk memberi kemenangan atas daging. Bukan bahwa Roh tidak mahakuasa, karena memang Roh mahakuasa, dan mahasuci. Tetapi sama seperti salah satu anggota Allah Tritunggal tidak dapat memberi keselamatan, juga salah satu tidak dapat memberi kemenangan atas daging. Allah Tritunggal harus bekerja sama serta menerima kerjasama total dari si orang percaya itu sendiri.

Sekarang, marilah menyelidiki kenyataan dasar keempat yang harus kita pegang jikalau kita akan mengambil satu langkah besar dalam kemenangan atas dosa.

IV. DAGING MENGALAMI PUKULAN MATI DI KALVARI (Galatia 5:24)

Salib Kristus Yesus membebaskan kita dari kutuk Hukum Taurat. Kutuk Taurat ialah kematian untuk setiap orang yang tidak menaati segala sesuatu di dalamnya. Dan bagaimana Kristus membebaskan kita dari kutuk Taurat? Dia menjadi kutuk karena kita pada waktu Ia mati di kayu salib. Ia menggantikan kita (3:13).

Nah, disamping membebaskan kita dari kutuk Taurat, salib juga membebaskan kita dari kuasa dosa dan daging. Pada kayu salib Kristus mati “untuk kita” dan karena itu kita dilepaskan dari hukuman yang semestinya kita terima karena dosa-dosa kita. Tetapi di samping kenyataan bahwa dia mati “untuk kita”, kita juga mati “dengan Dia”. Kematian kita “dengan Dia” melepaskan kita dari kuasa dosa dan daging. Demikian dalam Galatia 2:20 kita baca, “Aku telah disalibkan denagn Kristus ……………”. Jelas bahwa Kristus mati “untuk saya” dan saya mati bersama “dengan Kristus”.

Jikalau kita disalibkan bersama dengan Kristus, bagaimana kita dapat menikmati kebebasan dari kuasa daging dan kemenangan atas dosa? Ada tiga langkah sederhana yang terdapat dalam Roma pasal 6. Pertama dalam Roma 6:6 kita melihat bahwa kita harus mengetahui sesuatu, yaitu “………… bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya …………….” Istilah “manusia lama” di sini berarti daging. Daging kita “telah disalibkan dengan Kristus. Hal yang sama ditekankan dalam Galatia5:24 tatkala Paulus menulis “ Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” Perhatikanlah istilah “telah”. Penyaliban daging sudah terjadi, bukan akan terjadi. Lagi, di Galatia 2:20 kita dapat membaca, “Aku telah disalibkan dengan Kristus …………..” sekali lagi perhatikanlah istilah “telah” terjadi, yaitu daging kita “telah” disalibkan dengan Kristus. Kita harus mengetahui kenyataan ini.

Roma 6:11 menyatakan bahwa kita harus memandangnya bahwa kita telah mati dengan Kristus. Dalam Bahasa Inggris istilah “reckon” dipakai disini. Terjemahan lain memakai istilah “menganggap”. Kita memandang bahwa sesuatu adalah benar berdasarkan iman dan kenyataan yang sudah kita alami. Misalnya kita bangun pagi, ambil handuk dan jalan ke kamar mandi untuk mandi. Kami bertahun-tahun selalu berbuat demikian dan selalu ada air dalam bak mandi. Dan karena kami “menganggap” air ada dalam bak mandi kami langsung ke kamar mandi. Tetapi kami tidak bertanya pada diri kami dulu, “Apakah ada air dalam bak mandi?” Kami selalu memandangnya, menganggap begitu. Berdasarkan anggapan kami, kami langsung bangun pagi dan mandi.

Hal yang sama dapat digambarkan dengan hal bernafas. Kita selalu menganggap bahwa udaranya cukup dan demikian kita terus-menerus bernafas tanpa berpikir mengenai adanya udara atau tidak. Secara otomatis kita menganggapnya bahwa udara selalu ada. Demikian juga kita harus “memandang” bahwa kita “telah” disalibkan dengan Kristus dan daging kita telah hilang kuasanya.

Akhirnya dalam Roma 6:13 kita disuruh untuk menyerahkan anggota-anggota tubuh kita kepada Allah. Pikiran kita, mata kita, lidah kita, telinga kita, tangan kita, kaki kita, semuanya perlu diserahkan kepada Allah. Kita harus berbuat ini sebagai orang yang sudah mati, tetapi sekarang hidup dengan tujuan agar anggota-anggota kita akan menjadi senjata-senjata kebenaran. Tetapi ingat bahwa penyerahan ini harus didahului oleh pengalaman mengetahui dan memandang. Jikalau kita berusaha menyerahkan anggota-anggota kita kepada Allah pada waktu kita masih dikuasai oleh daging kita pasti akan gagal.

Dan apa yang akan terjadi? Kita akan dimungkinkan untuk “hidup bagi Allah” (Roma 6:11). Di Galatia kita melihat bahwa orang yang sudah menikmati kematiannya dengan Kristus akan “hidup oleh Roh”, “menabur dalam Roh”, dan menghasilkan “buah Roh” (Gal. 5:16, 6:8, 5:22).

Untuk setiap orang tidak akan ada kematian tanpa lebih dahulu hidup. Tetapi untuk orang Kristen tidak akan ada hidup sebelum kematian.

KESIMPULAN:

Sebetulnya kunci kemenangan atas daging tidak begitu rumit. Sebagai orang Krisen kita tidak meragukan Yohanes 3:16. Apabila kita perlu meyakinkan seseorang tentang keselamatan, kita membuka Yohanes 3:16. Kita menjelaskan bahwa ayat ini adalah janji Allah yang tidak dapat berdusta. Allah berjanji bahwa jikalau kita bersandar pada Dia dan menerima Yesus sebagai Juruselamat kita, kita tidak akan binasa. Dan bila kita berdiri di atas ayat ini kita mengalami keselamatan dan damai dan keyakinan bahwa kita memiliki hidup yang kekal. Atau kalau bukan ayat ini, kita berdiri di atas janji lain di dalam Alkitab.

Nah, sama seperti ada ayat-ayat yang memuat janji keselamatan juga ada ayat-ayat yang memuat janji kemenangan atas daging. Dua ayat yang merupakan janji kemenangan atas daging ialah Galatia 2:20 dan Galatia 5:24. Terimalah dan berdirilah pada dua ayat ini sebagai janji kemenangan saudara sama seperti saudara berdiri pada Yohanes 3:16 sebagai janji keselamatan. Terimalah sebagai satu kenyataan bahwa daging saudara sudah mati bersama dengan Kristus. Berdirilah pada janji / kenyataan ini! Serahkanlah anggota tubuh saudara pada Kristus. Nikmatilah kemenangan atas daging.

Di antara para hadirin jelas ada beberapa saudara yang ingin bertindak hari ini, yang ingin berdiri pada janji-janji kemenangan pada saat ini. Untuk saudara-saudaraku yang dengan sengaja dan dengan iman mau menyatakan keputusan saudara untuk sungguh berdiri pada salah satu janji kemenangan atas daging, kami minta saudara untuk berdiri di tempat sambil kita berdoa.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url