Pertobatan Menurut 2 Korintus 7: 8-11: Kesedihan Menjadi Pendorong untuk Mencapai Keselamatan Sejati

Artikel ini adalah kajian konseptual atau teoritis tentang pertobatan menurut Rasul Paulus di dalam surat 2 Korintus 7: 8-11. Melalui eksegesis teks 2 Korintus 7: 8-11 penulis mendapatkan konsep pertobatan dan didiskusikan lebih mendalam dengan teks-teks Alkitab yang lain, teori-teori atau literatur Patristik atau Bapa-bapa Gereja, dan beberapa literatur lain.
Pertobatan Menurut 2 Korintus 7: 8-11: Kesedihan Menjadi Pendorong untuk Mencapai Keselamatan Sejati
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan

Untuk mengetahui orang yang melakukan kehendak Allah seseorang harus bisa menguji apakah perbuatannya telah sesuai dengan kehendak Allah yang pasti baik, berkenan, dan sempurna. Hanya kehendak Allah yang boleh jadi, bukan kehendak sendiri. Seseorang perlu mengetahui bahwa kehendak Allah bukan supaya mempermudah untuk hidup didunia ini.

Tetapi orang yang menjalankan kehendak Allah adalah orang yang sudah bersedia mengorbankan diri, seperti yang di katakan oleh John Chrysostom mengatakan: “There still remained in them the hope for repentance. They were in corruption, however through repentance they would be saved from eternal death”. masih ada di dalam diri mereka harapan akan pertobatan. Namun melalui pertobatan mereka akan diselamatkan dari kematian kekal.

Jadi harus bersedia menjadikan diri taat, dan bersedia menyerahkan diri di bawah kedaulatan Roh Kudus, sehingga di dalam Allah seseorang dapat menyesuaikan diri.

Pertobatan adalah menjadi gaya hidup pribadi didalam kehidupan sehari-hari, bukan sekedar praktik nyata di saat tertentu. Jadi sebagai orang yang hidup di dalam Tuhan, tidak boleh melalaikan kehendak Allah, firman Tuhan, kedaulatan Tuhan, kesucian Tuhan dan isi hati Tuhan.11 Dilanjutkan oleh Hendi: Kesucian dari segala dosa dimulai dari pertobatan atau pengakuan dosa seseorang sehingga Allah akan mengampuni dan menyucikan dosa manusia melalui darah Kristus (1 Yohanes 1:7; 2:1-2)

Dibersihkan, bukan keseluruhan sekaligus, Tetapi sebagian hari ini, besok, dan kemudian keseluruhan. Dan disertai dengan pertobatan, pengakuan, keadilan, kesederhanaan, dan semua hal lainnya. Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah (Yohanes 15:1-2). Hati juga harus dibersihkan, Hati harus dibersihkan setiap hari melalui pertobatan sehari-hari. Apa yang dilahirkan oleh daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan oleh Roh, adalah roh (Yohanes 3:6).

Dengan adanya pertobatan sehari-hari, perlu untuk memimpin kepada hidup. Kisah Para Rasul 11:18 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.” Jadi pertobatan tidak memimpin seseorang kepada kematian. 2 Korintus 7:11: “Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu

Tadros Malaty mengatakan, Kerinduan Tuhan menginginkan, semua yang dikasihi-Nya harus mengambil bagian dalam pertobatan. Pertobatan tidak lepas dengan iman, karena iman kepercayaan seseorang juga, dapat memimpin kepada pertobatan.

Malaty kembali menyatakan, “There we also notice that repentance is translated into work or to working life of faith. Jika di perhatikan bahwa pertobatan itu, merupakan kehidupan iman yang bekerja

Pertobatan tidak harus dipahami sebagai penerangan dari kerja pertobatan yang efektif, atau tidak termasuk. Karena tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa tidak ada kesulitan dalam pertobatan, seperti yang diperlukan keberatan dengan keyakinan akan hukuman kekal. Repentance here appears as communal. No sinner is excluded: the unclean, the apostate. The only excluded person is the one who is determined not to repent. Jadi pertobatan di sini muncul. Tidak hanya bagi orang berdosa tapi untuk semua orang. Dan hanya dengan pertobatan, persekutuan dengan Allah dapat tersambung

Jika seseorang benar-benar mengerjakan pertobatan itu didalam dukacita yang menurut kehendak Allah, maka tidak dapat merugikan atau tidak membawa kepada kematian yang menuju maut. Karena salah satu Bapa gereja George’s mengatakan: “Through repentance we enjoy the true ecclesiastic life, through the true ecclesiastic life we are saved from sin and rejoice in the glorious life of sanctity”. Melalui pertobatan seseorang menikmati kehidupan gerejawi yang sejati, melalui kehidupan gerejawi yang sejati maka seseorang dapat diselamatkan dari dosa dan bersukacita dalam kehidupan kesucian yang mulia.

“Pertobatan yang dikehendaki Allah adalah pikiran manusia yang kembali kepada Allah”.20 pertobatan yang dari Allah. Seperti tidak hanya memperbaiki perbuatan yang salah. Tetapi lebih-lebih memperbaiki hubungan pribadi atau persekutuan denganTuhan.

Mengerjakan pertobatan terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari

Begitu penting untuk mengerjakan pertobatan di dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang yang sudah percaya kepada Tuhan. Karena jika tidak ada pertobatan maka sangat sulit bagi orang percaya untuk menghasilkan buah Roh sebab dosa, akan begitu merintangi atau membebani perjalanan keselamatan seseorang. Jadi Rasul Paulus memberikan nasehat, "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi. Jadi marilah menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi hidup ini, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan" (Ibrani 12:1). Jika seseorang tidak menanggalkan beban dosa maka itu akan memberatkan perlombaannya. Makanya dengan adanya Pertobatan seseorang akan meringankan perlombaannya menuju kepada Kristus.

Hendi mengatakan bahwa menjadi dewasa di dalam Kristus adalah bagian dari hidup rohani. Ini adalah tugas seumur hidup yang dilakukan oleh Roh Kudus melalui pertobatan setiap hari yang terus dilakukan. Orang yang dewasa di dalam Kristus bukanlah orang yang menjalani kehidupan yang mengharapkan untuk menerima cinta, seperti anak kecil, tapi orang yang memberi cinta. Orang yang dewasa di dalam Kristus adalah orang yang mengerti, yang memaafkan, yang menerima tanggung jawab atas kegagalannya, yang mendisiplinkan dirinya sendiri, yang rendah hati, menyadari bahwa tanpa Tuhan dia bukan apa-apa

Pertobatan setiap hari, bisa saja melalui Perjamuan Kudus, dengan melayani orang miskin, dan dengan mengasihi dan mengampuni tetangga, bahkan musuh maka seseorang selalu berada dalam pelukan-Nya. Pada hari terakhir seseorang akan mengalami pelukan itu di pangkuan Yesus secara pribadi dan eksistensial.Jangan berhenti untuk melakukan pertobatan. “Karena pertobatan sehari-hari dengan tangisan air mata dapat membersihkan akal budi dan hati seseorang dari kekotoran dosa sehingga tubuh ini kembali suci”.

Jadi hanyalah Kristus yang menjadi jawaban atas air mata pertobatan (Why. 21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu”). Hanya Dia yang bisa menghapus air mata ini

Air mata kesedihan adalah air mata yang berkilau dengan harapan untuk hari esok yang lebih baik. Air mata seperti itu, sebenarnya, seperti pelangi, tanda harapan yang diberikan Tuhan. Pelangi spiritual ini disebabkan oleh sinar Anak Allah yang meneteskan air mata penyesalan dan mengubahnya menjadi tetesan kegembiraan dan harapan yang berkilau”. Disambung John Climacus menjelaskan sukacita yang dirasakan setelah penghiburan dari Allah: “One who goes on his way to God with interior tears never ceases keeping festival. One who is clothed with blessed tears for a wedding dress knows the soul’s spiritual smile”. “Orang yang pergi menuju Tuhan dengan air mata tak pernah berhenti menikmati festival

Seseorang hanya bisa meminta belas kasihan Allah melalui doa yang disertai pertobatan dan air mata.

Pertobatan itu tidak pernah ada akhirnya, seseorang melakukan kesalahan, dan dia melakukan pertobatan tidak hanya berhenti disitu. Jadi jikalau sudah melakukan Pertobatan pertama terus berlanjut ke pertobatan kedua untuk memulihkan atau memperbaharui batin dan tubuh seseorang supaya serupa dengan Kristus. Pertobatan inilah proses mengerjakan keselamatan oleh anugerah Allah melalui iman.

Jadi Anugrah yang Tuhan berikan kepada semua orang, tapi pada kenyataannya, tidak semua orang meresponi anugrah yang di berikan oleh Allah. dan Hendi mengatakan bahwa, “Anugerah dan iman ini terus bersinergi menghasilkan pertobatan untuk penyucian atau purifikasi diri kita dan menghasilkan perbuatan baik dalam wujud buah Roh Kudus”. Harus ada wujud pertobatan yang tidak lepas dari pimpinan Roh Kudus dalam setiap pribadi orang

Pertobatan itu seperti biji yang harus mati ini adalah lambang dari pertobatan itu yaitu penyaliban atau kematian manusia daging, supaya manusia semakin berakar dan bertumbuh ke atas menghasilkan buah Roh (Galatia 5:24). Pertobatan adalah konstan dikerjakan terus menerus seperti akar dan pohon yang terus bertumbuh walaupun sudah menghasilkan buah. Tapi harus terus menerus untuk melakukan pertobatan tersebut didalam kehidupan sehari-hari.

Pertobatan yang di lakukan di dalam kehidupan sehari-hari adalah Pertobatan untuk terus mematikan daging dan segala keinginannya dan buah Roh Kudus dalam hidup seseorang adalah hidup yang dipimpin oleh iman yang hidup dalam Roh Kudus. Kiranya setiap usaha pertobatan dan perbuatan baik seseorang lahir dari hati yang telah diberi energi ilahi oleh Roh Kudus dalam Kristus.

Wujud dalam pertobatan yaitu mematikan daging atau nafsu dan bertumbuh serta berbuah. Buah inilah hasil dari anugerah dan iman yang hidup. Anugerah adalah menempel di dalam Kristus (Yohanes 15:5). Iman yang hidup adalah iman yang disertai perbuatan-perbuatan itu (Yakobus 2:17). Perbuatan itulah yang dibangun dengan landasan iman seperti yang ditulis Rasul Petrus bahwa iman disertai dengan kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kebaikan kepada saudara-saudara, dan kasih (2 Petrus 1:5-7).

Seperti Paulus mengajarkan bahwa banyaknya dosa manusia sebelum pertobatan mereka menunjukkan berlimpahnya anugrah Allah dalam pengampunan atas dosa, namun jika demikan jika mereka melimpah dalam dosa setelah mereka bertobat.

Paulus merujuk pada masa lampau bukan pada masa yang akan datang”. Jadi pertobatan itu bukan hanya pada masa lampau saja tetapi dengan masa sekarang hingga akhir hidup tidak ada akhirnya pertobatan. Pertobatan adalah salah satunya di lakukan dalam Kristus supaya seseorang berakar dan bertumbuh di dalam Dia”.

Menjadi semakin serupa Kristus berarti semakin menyucikan diri dalam pertobatan jiwani (dosa batiniah) dengan bersinergi dengan anugerah Allah sehingga pelita hati ini tetap menyala atau terang tidak gelap (Nous atau mata batin yang terang) dan pelita hati yang terang ini akan membuat tubuh menjadi terang (Lukas 11:33-36). Batin dan tubuh yang terang inilah yang membuat gambar diri kita menjadi serupa gambar Kristus dan itulah tahap seseorang bertumbuh seperti pohon yang siap menghasilkan buah.

Menjadi segambar dengan Kristus adalah pemulihan gambar atau kodrat seseorang yang rusak menjadi gambar yang baru untuk melakukan perbuatan terang dan baik (Efesus 2:10). Iman bersinergi dengan anugerah mendatangkan perbuatan-perbuatan baik dan itulah iman yang hidup (Yakobus 2:17,26). Iman yang menyelamatkan seseorang pada akhirnya dihadapan Kristus pada hari penghakiman akhir nanti.

Perbuatan-perbuatan baik yang dihasilkan dari iman dan anugerah tadi itulah yang disebut buah Roh (Galatia 5:22-23) yaitu buah karya Roh Kudus karena hidup seseorang dipimpin Roh Kudus yang terus mencurahkan anugerah ke dalam hati. Karena Anugerah itu tidak sia-sia melainkan seperti Rasul Paulus bekerja lebih keras (1 Korintus 15:10).

Iman disertai perbuatan-perbuatan (2 Petrus 1:5-7) itulah anugerah yang dikerjakan terus menerus yang menghasilkan buah Roh yaitu kasih. Dalam Perjanjian Lama, Allah dapat melakukan apa saja bagi umat manusia untuk mendatangkan pertobatan dan keselamatan pada diri mereka, tetapi Ia juga memilih para nabi dan mengutus mereka untuk melaksanakan program penyelamatan-Nya bagi manusia. Karena Allah begitu mengasihi manusia

Betapa pentingnya seseorang menjaga hidupnya supaya tidak terjerumus melakukan dosa, karena Allah tidak mengiginkan manusia berdosa. jadi seseorang perlu untuk hidup, dalam pengudusan di hadapan Allah, dengan cara melakuan pertobatan terus menerus dalam kehidupan sehari-hari. Karena adanya pertobatan maka seseorang dapat dipimpin kepada keselamatan.

Pertobatan memimpin seseorang kepada keselamatan untuk menyatu dengan Allah

Menyatu dengan Allah adalah buah dari pertobatan sehari-hari yang dikerjakan terus menerus, sehingga seseorang dapat menyatu dengan Allah. untuk mencapai titik pemuliaan manunggal dalam kodrat ilahi, menyatu dengan Allah yang disebut sebagai pemuliaan (Roma 8:29) itu merupakan Penyaluran Hidup Kekal itulah yang disebut Energi Ilahi yang bekerja di dalam hidup seseorang. Dan Energi Ilahi yang dikerjakan oleh Roh Kudus di dalam hidup seseorang itulah Rahmat atau Kasih Karunia atau Anugerah itu.

Kasih Karunia juga berarti kuasa Allah yaitu Energi Ilahi yang bekerja untuk memampukan manusia berdosa berubah dari hidup yang dikuasai oleh dosa untuk membawa kepada kekudusan yang akan berakhir didalam penyatuan dengan Allah atau Theosis. Theosis adalah manunggal dengan Allah. Jadi hidup ilahi dapat menyatu dalam kemuliaan Allah. Penyatuan atau panunggalan seseorang dengan Tubuh Kemuliaan Kristus yang oleh kebangkitan telah menghancurkan maut-kelapukan-kefanaan, dosa dan Iblis, serta sekaligus menyatakan kehidupan kekal, kemuliaan, dan kodrat ilahi itu sendiri

Disambut Antony M. Coniaris juga menuliskan, “Theosis is partakers of divine nature”. Theosis berarti mengambil bagian dari kodrat Ilahi. Kodrat Ilahi ada karena kuasa Roh Kudus yang berdiam di dalam diri seseorang, sehingga akan menuntun pada pengudusan yang akan berpuncak pada “Theosis” yakni pengilahian dimana seseorang akan ambil bagian dalam kodrat ilahi (2 Petrus 1:4; Efe. 2:6) dan akan menjadi sama seperti Dia (1 Yoh. 3:2; Gal 2:20). Sama seperti Dia merupakan hasil dari pertobatan yang di kerjakan terus menerus, karena tidak ada kesempurnaan tanpah pertobatan, dan tanpah pertobatan pun tidak dapat menyatuh dengan Allah.

Theosis atau menyatuh dengan Allah merupakan kerinduan Allah bagi manusia supaya dapat menyatu dengan Allah. karena Theosis bagian pribadi dalam kehidupan bersama Allah melalui doa, dan skramen. Didalam (2 Pet. 1:4) di mana roh dan tubuh kebangkitan ini akan bersatu menurut gambar Pencipta yakni Kristus yang merupakan kodrat asli gambar dan rupa Allah manusia. Jadi, hasil yang di peroleh seseorang di dalam melakukan pertobatan sehari-hari adalah dapat memimpin seseorang kepada keselamatan untuk menyatu dengan Allah atau Theosis.

Di dalam 2 Korintus 7:10a Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, Hendi menulis didalam jurnal Pertobatan di dalam philokalia: artikel ulasan, mengatakan: Pertobatan adalah kunci pembaharuan spiritual seseorang untuk mencapai kesempurnaan seperti Kristus. Kehidupan spiritual dimulai ketika seseorang sudah dilahir baru oleh Roh Kudus dalam baptisan (Yoh. 3:5).

Pertobatan bukan hanya sekedar melakukan tagisan air mata atau merasa bersalah di hadapan Allah tetapi pertobatan dapat membawa banyak manfaat. di dalam Jurnal Thomas Hagel, mengatakan: “This repentance has numerous benefits: it purges the heart, consumes sins, and cleans stains”. Jadi pertobatan itu dapat membersihkan hati, dan membersihkan noda dosa yang ada didalam hati dan pikiran seseorang. Membersihkan pikiran dan hati (Katharsis), berjaga-jaga hati dan pikiran (Nepsis), dan kontemplasi atau mendengarkan Allah berbicara dalam hati (Hesyschasm) adalah fase untuk berjumpa dan menyatu dengan Allah seperti kata Yesus, “Berbahagialah orang yang suci hatinya karena dia akan melihat Allah.”

Pertobatan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang harus di kerjakan terus menerus, karena pertobatan dapat membawa orang kepada keselamatan untuk menyatu dengan Allah. Pertobatan itu tidak pernah ada akhirnya, seseorang melakukan kesalahan, dan dia melakukan pertobatan tidak hanya berhenti disitu. Jadi jikalau sudah melakukan Pertobatan pertama terus berlanjut ke pertobatan terus-menerus untuk memulihkan atau memperbaharui batin dan tubuh seseorang supaya semakin serupa dengan Kristus.

Jadi, pertobatan merupakan proses mengerjakan keselamatan atau menaiki anak tangga keselamatan oleh anugerah Allah melalui iman, supaya seseorang dapat menyatu dengan Allah. Menyatu dengan Allah adalah buah dari pertobatan sehari-hari yang dikerjakan terus menerus, sehingga seseorang dapat menyatu dengan Allah. untuk mencapai titik pemuliaan manunggal dalam kodrat ilahi, menyatu dengan Allah yang disebut sebagai pemuliaan, itu merupakan Penyaluran Hidup Kekal itulah yang disebut Energi Ilahi yang bekerja di dalam hidup seseorang.

KESIMPULAN

Pertobatan merupakan hal terpenting yang harus dikerjakan setiap orang percaya dalam kehidupan sehari-hari. Karena pertobatan menjadi hal yang sangat penting dalam Kekristenan, dengan adanya pertobatan seseorang dapat merasakan kasih anugrah Allah, atau seseorang dapat menyatu dengan Allah.

Dan pertobatan juga merupakan syarat untuk masuk dalam kerajaan Allah. Sebagaimana tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk memuliakan Allah atau hidup bersama dengan-Nya hidup kekal. Akan tetapi, ketika manusia jatuh dalam dosa, maka tujuan awal Allah, menciptakan manusia menjadi rusak atau terpisah dengan Allah. jadi dosalah yang membuat manusia terpisah dengan Allah.

Dalam pemulihan hubungan manusia yang terputus dengan Allah adalah dengan kerinduan besar Allah kepada manusia. Allah mengutus anak-Nya yaitu Yesus Kristus kedalam dunia, untuk menebus dosa manusia. Sebenarnya manusia setelah jatuh kedalam dosa, manusia tidak dapat membangun hubungan atau relasi kepada Allah jika tidak melalui Yesus Kristus. Jadi pemulihan antara manusia dan Allah adalah melalui cara pertobatan sehari-hari dan mempercayai atau menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat yang akan membawa manusia kepada hidup dalam kekekalan

Pertobatan adalah bagian dari kerinduan Allah kepada setiap orang, dan kepada orang yang mengaku percaya bahwa Yesus sebagai juruselamat dunia. Karena pertobatan tidak hanya emosional, tetapi memperbaharui pikiran, dan membawa seseorang untuk menyatu dengan Allah. Jadi, seseorang mengerjakan pertobatan terus menerus didalam kehidupan sehari-hari.

Dan hal penting yang harus di sadari bahwa pertobatan adalah membuat seseorang semakin dekat dengan Allah. dan orang yang telah melakukan pertobatan adalah orang yang berkemenangan untuk melawan dosa atau keinginan dunia ini, karena orang yang melakukan pertobatan orang yang mau kembali kepada Allah, menjadi segambar dan serupa dengan Kristus dan menyatu dengan Allah. -Foriaman Zega 1), Hendi 2)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url