PERUBAHAN DARI DAGING KEPADA ROH

CHARLES LEITER

Apakah lahir baru itu? Itu adalah ciptaan baru, manusia baru, hati baru, kelahiran baru, alam yang baru. Itu adalah penyaliban atas hidup kita yang lama dan kebangkitan akan hidup kita yang baru. Tetapi ada pengertian yang lebih dalam tentang lahir baru yaitu:
PERUBAHAN DARI DAGING KEPADA ROH
Daging Vs Roh

“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh, Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup damai sejahtera. Sebab keiginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah: hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Roma 8:5-9

Ayat-ayat ini dengan jelas menerangkan bahwa lahir baru mengacuh pada perubahan alamiah. Manusia yang belum lahir baru dikatakan sebagai ”mereka yang hidup dalam daging”, manusia yang sudah lahir baru adalah ”mereka yang tidak hidup dalam daging melainkan dalam Roh” {sangatlah menyedihkan bahwa NIV (New International Version) mengganti kata-kata ”dalam daging” ayat 8-9 dengan kata-kata “dikuasai oleh dosa”, disini terjemahan Alkitab telah membuka jalan untuk pemikiran teologis}

Umat kristen adalah mereka yang tidak hidup lagi “dalam daging”, tetapi mereka tinggal secara tetap didalam alam Roh. Terkadang umat kristen sering berkata ketika mereka sedang terbawa emosi atau saat kehilangan kontrol, ”Oh, itu kedagingan saya”. Kenyataan yang sesungguhnya umat kristen tidak dapat lagi untuk sesaat ”masuk ke dalam kedagingan” dan sesaat berkata ”jadi tidak lahir baru!”

Apakah yang dimaksud oleh Paulus ketika dia berkata bahwa manusia yang belum lahir baru adalah manusia yang ”masih hidup dalam daging” dan umat Kristen tidak lagi hidup ”dalam daging melainkan didalam Roh?” Jawabannya dapat disimpulkan seperti ini: Sifat manusia (yang belum lahir baru) tinggal dalam alamatau lingkaran kedagingan, dan kedagingan menjadi sumber dan konteks dari seluruh kehidupannya. Dia tidak memahami tentang kehidupan di dalam Roh Kudus: seluruh kehidupannya ada dalam rencana kedagingannya. Dia hidup di alam yang penuh dengan tawaran dunia dan keinginan jasmani, seperti mobil, komputer, sport dan entertainment, cara berdandan dan penampilan.

“sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung diantara mereka, ketika kami hidup didalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat, pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain” Efesus 2:3

“Kesudahan mereka adalah kebinasaan, Tuhan mereka adalah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi” Filipi 3:19

Manusia yang belum lahir baru mereka tinggal dalam kedagingan. Paulus berkata, ketika ia mengenal Kristus, ” menurut ukuran manusia” (2 kor 5:16). Gambaran keagamaan yang populer tentang Kristus, selalu berubah mengikuti zaman. (Di saat sekarang ini, seringkali kita membayangkan Yesus sebagai figur tokoh agama yang kelihatan pudar, membosankan, hidup bertahun-tahun yang silam dan selalu pergi kemana-mana dengan membawa dombanya).

Bagaimanapun Paulus tidak lagi mengenal Kristus seperti yang digambarkan diatas, bahkan dia tidak lagi mengenal manusia ”menurut ukuran manusia”, Mengapa demikian? Jawabannya diberikan dalam ayat berikut ”Paulus telah melewati alam yang berbeda!” Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang pun juga menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilaiNya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus 5:16-17).

Perbedaan antara kedua alam ini yaitu ”daging” dan ”Roh”, garis bawahi perkataan Tuhan kepada wanita Samaria didalam Yohanes 4: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan di Yerusalem. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya didalam roh dan kebenaran” Yohanes 4:21-24

Biasanya kita mengartikan perkataan ini bahwa manusia dapat menyembah Tuhan dimana saja bisa di gunung ini atau di Yerusalem. Hal ini benar, Tetapi Yesus tidak berkata ”disalah satu... atau pilihan”; Dia berkata bukan disini atau disana!, dengan kata lain Tuhan tidak dapat disembah didalam alam ini sama sekali. Dia dapat ditemui hanya ”di dalam Roh”. ”Allah adalah Roh, dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah-Nya di dalam roh dan kebenaran”.

”Karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah” Filipi 3:3 Karena melalui Kristus, kita mendapatkan jalan dalam satu Roh kepada Bapa. “Karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa” (Efesus 2:18).

Umat kristiani “hidup dalam Roh”. Mereka mampu ”melihat Dia yang tidak terlihat” (Ibrani 11:27) dan untuk ”melihat...hal-hal yang tidak kelihatan” (2 Korintus 4:18).

Hanya ada dua alam

Pelajaran pertama yang harus kita pelajari dari Roma 8:5-9 adalah pemikiran Paulus tentang hanya ada dua alam. Manusia hanya dapat hidup di salah satu alam tersebut, apakah itu ”di dalam daging” atau ”di dalam Roh”, manusia juga harus berada di salah satu, belum lahir baru atau sudah lahir baru. Tidak ada dunia ketiga dimana mereka hidup ”setengah-setengah”. Manusia itu entah hidup dalam ”kedagingan” (yaitu nonkristen)” atau ia adalah ”rohani” (hidup di dalam Roh Kudus yaitu orang kristen).

Definisi yang sama kita lihat dalam 1 Korintus 2:14-16: ”Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah; karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan, dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dapat dinilai oleh orang lain...Tetapi kami memiliki pikiran Kristus”.

Disini kita menemukan kembali hanya ada dua jenis manusia yaitu manusia ”duniawi” (belum lahir baru) dan manusia ”rohani” (sudah lahir baru).

Kenyataan ini memakan waktu yang panjang untuk mendapat pengertian yang benar akan apa yang Paulus katakan di dalam empat ayat selanjutnya: ”Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa di dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya, karena kamu masih manusia duniawi, Sebab jika diantara kamu ada iri hati dan perselisihan, bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu masih manusia duniawi? Dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata, ”Aku dari golongan Paulus” dan yang lain berkata ”Aku dari golongan Apolos”, bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? 1 Korintus 3:1-4

(NIV membuat terjemahan yang salah tentang arti kata ”kedagingan” di dalam ayat ini menjadi ”keduniawian”).

Apakah yang Paulus sampaikan disini? dia berkata bahwa orang percaya yang ada di Korintus (dalam beberapa hal) bertingkah seperti orang yang terhilang. ”Saya tidak dapat berbicara kepada kamu seperti orang Kristen; saya harus berbicara kepada kamu dengan ”kedagingan”, Kamu bersikap seperti manusia duniawi. Kamu harus memiliki pikiran yang diperbaharui untuk menyadari siapa dirimu sesungguhnya.” Mungkin saja terjadi kepada orang Kristen, mereka bersikap seperti orang yang terhilang, terlebih ketika mereka masih ”bayi rohani”, tetapi hal ini terlalu jauh untuk kita katakan bahwa Kristen sejati dapat menjalani seluruh kehidupan mereka seperti orang yang terhilang! Berbeda dengan pengajaran yang sudah terkenal, disini Paulus tidak menetapkan kategory manusia ketiga seperti yang sering disebut ”Kristen jasmani/duniawi” sesuatu seperti ”iblis dari surga,” yang menjalani hidupnya dengan ”Kristus di dalam hati” namun ”dirinya sendiri yang berkuasa!”.

Banyak orang kristen seringkali bersikap seperti orang yang terhilang, tetapi ketika itu terjadi, dia bersikap diluar karakter dirinya yang sesungguhnya, dan dia tidak dapat bersikap seperti ini untuk waktu yang lama.

Masing-masing alam memiliki pikirannya sendiri

Pelajaran kedua yang harus kita pelajari dari Roma 8:5-9 bahwa masingmasing dari dua alam ini berkarakteristikkan oleh ”pikiran” tertentu. “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging, mereka yang hidup menurut Roh memikirkan hal-hal yang dari Roh” Roma 8:5

Perhatikan disini Paulus tidak sedang mendesak. (ia tidak mengatakan apa yang ”seharusnya”), secara sederhana ia menyatakan keadaan bahwa: Mereka ”yang hidup menurut daging”, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka ”yang hidup menurut Roh”, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Ini adalah kenyataan keadaan yang sebenarnya.

Bahwa setiap orang yang mengaku dirinya orang kristen, tetapi tidak ”memikirkan hal-hal yang dari Roh”, dia adalah penipu. Umat kristen menjalani kehidupan di dalam alam yang baru, dan ada ”di dalam Roh”, Sumber dan alam kehidupannya adalah Roh Kudus, dan ”secara alami” mengarahkan diri kepada hal-hal ”yang berasal dari Roh”!. Ketika dia bangun di pagi hari, ketika ada waktu santai beberapa menit dalam pekerjaanya, ketika dia memiliki waktu senggang, pikirannya selalu tertuju kepada hal-hal tentang Allah.

Setiap pemikiran memiliki hasilnya sendiri

Pelajaran ketiga yang harus kita pelajari dari Roma 8:5-9 bahwa setiap tipe pemikiran memiliki hasilnya sendiri, baik itu kematian atau kehidupan: ”pola pikir kedagingan” (pikiran dari daging) adalah kematian (Roma 8:5). Kematian adalah karakteristik pengakhiran yang buruk, tidak perduli apakah hal itu terlihat indah di awalnya. Cobalah renungkan! Semua yang ada dalam alam kedagingan, sekalipun hal itu yang ”terbaik”, pada akhirnya akan meninggalkan kita tanpa apa-apa, kecuali kehampaan, kebusukan dan kerusakan dan pada akhirnya kematian! Mengapa? Sebab Allah adalah sumber kehidupan yang sesungguhnya dan Allah tidak ada dalam gambaran tersebut.

Bukan hanya Allah tidak ada dalam gambaran tersebut, Tetapi sesungguhnya oleh ”Sebab keinginan daging adalah perseteruan dengan Allah; karena ia tidak takluk kepada hukum Allah, hal ini tidak mungkin baginya” (Roma 8:7). Dalam setiap hati manusia yang terhilang memiliki kebencian mendalam akan Allah dan hukum-Nya, ini yang menjadi alasan bagi mereka bahwa ”mereka yang hidup dalam daging tidak mungkin berkenan kepada Allah” (Roma 8:8).

Dalam hidup keagamaan orang yang terhilang, perseteruan ini seringkali tersembunyi dengan baik, tetapi dalam keadaan tertentu hal itu akan memukul dengan ganas. Disini kita perlu berpikir akan reaksi ahli-ahli Taurat dan orang Farisi ketika mereka secara tiba-tiba berhadapan dengan Sang Kebenaran: ”Salibkan Dia! Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami!” (Luk 19:14). Mungkin banyak orang bahkan pemimpin-pemimpin agama terkejut atas tindakan mereka dan kebencian yang mereka temukan di dalam hati mereka terhadap Anak Allah.

Pikiran kedagingan adalah kematian, tetapi bertentangan dengan ”keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera” (Roma 8:6). Sungguh hal ini sangat memberkati! Semua yang baik, semua yang indah, ”kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, murah hati, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri” berasal dan mengalir dari alam Roh!

Berjalan dalam alam yang baru

”Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging, Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, karena keduanya bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kami tidak hidup dibawah hukum Taurat, Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu seperti yang kubuat dahulu bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian di dalam kerajaan Allah. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.” Galatia 5:16-25

Ayat-ayat di dalam Galatia 5, kedua alam ”daging” dan ”Roh”terlihat saling bertentangan. Paulus mengatakan dengan jelas, setiap mereka yang melakukan ”Perbuatan daging... tidak akan mewarisi kerajaan Allah.” Disisi lain, ”mereka yang menjadi milik Yesus Kristus telah menyalibkan kedagingannya dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” Mereka telah membuat kepastian untuk memutuskan alam dunia yang lama dan kehidupan yang penuh dosa lewat pertobatan dan iman di dalam Kristus. Umat kristen akhirnya beroleh kemenangan atas daging ketika ”berjalan di dalam Roh”: Berjalanlah oleh Roh, dan kamu tidak akan menuruti keinginan daging”.

Makna yang berharga dari apa yang baru saja kita pelajari, ada di dalam ayat 25: ”jika kita hidup oleh (atau di dalam) Roh, maka kita juga akan berjalan oleh (atau di dalam) Roh”. Perhatikan lagi apa yang telah kita lihat dalam Roma 8: Orang Kristen adalah mereka ”yang ada di dalam Roh!”, mereka hidup di dalam alam Roh, dan sumber kehidupannya adalah Roh! Paulus katakan ”sekarang”, ”sadarlah dimana engkau berada, dan berjalanlah kesana! lakukanlah setiap hari”, ”Jika anda hidup di dalam Roh, maka berjalanlah di dalam Roh”.

Hanya ada dua alam, dan sebagai orang kristen kita hidup di dalam alam Roh. Karena sekarang kita hidup di alam yang baru ini, kita mampu untuk pertama kalinya berjalan oleh kuasa Roh yang tersedia bagi kita dimana kita berada sekarang. Berjalan ”di dalam Roh” diperlukan ketaatan terhadap petunjuk Roh saat kita merasakan di hati kita bahwa Ia ”berduka” oleh karena sesuatu hal yang kita lakukan. ”Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah” (Efes 4:30), Ketika Roh didukakan, kita harus segera berhenti!. Di sisi lain, ”untuk berjalan di dalam Roh” dituntut ketaatan akan petunjuk Roh, ketika Dia mendesak kita untuk melakukan hal yang positif, berbicara bagi Allah, bersaksi atau berdoa: ”Jangan padamkan Roh” (1Tes 5:19). Ketika kita ”berjalan di dalam Roh” kita mengalami pengalaman yang baik dan indah ”buah-buah Roh” yang telah dibicarakan diatas.

Dua alam di dalam Roma 7 dan 8

Konsep dari lahir baru sebagai suatu perubahan antara daging dan Roh memiliki arti yang besar bagi pengertian kita dari berbagai penjelasan Alkitab. Khususnya, hal itu menjadi dasar yang akan membawa kepada pengertian yang benar tentang Roma 7.

Perhatikan bahwa Paulus memulai seluruh pembicaraannya di dalam Roma 7:7-25 dengan menunjukkan pengertian ”dua alam” dalam ayat 5-6: ”Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut. Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan yang baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan yang lama menurut hukum Taurat”.

Sekali lagi di sini, Paulus berpikir tentang dua dan hanya dua kelompok. Mereka yang hidup ”di dalam daging” (belum lahir baru) yang berkarakter seperti “hawa nafsu dosa... yang bekerja dalam anggota-anggota tubuh mereka agar berbuah bagi maut” Hawa nafsu dosa ini ”dirangsang oleh hukum Taurat”. Lalu disisi lain berkarakter yang telah ”dibebaskan” dari ”ikatan” atas hukum Taurat ”di dalam keadaan yang baru menurut Roh dan tidak lagi dalam keadaan yang lama menurut hukum Taurat”.

Tidaklah sulit untuk menemukan kelompok manakah dari kedua ini yang sesuai ”manusia di Roma 7”? adalah ”yang bersifat daging terjual dibawah kuasa dosa” (Roma 7:14), Hukum Taurat ”merangsang” segala bentuk hawa nafsu dosa di dalamnya (Roma 7:7-14). Adalah tawanan ”hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhnya” (Roma 7:23). ialah ”manusia celaka” yang mencari seseorang untuk ”melepaskannya” dari ”tubuh maut ini” (Roma 7:24). Lebih jauh lagi, tidak pernah sekalipun berbicara tentang Roh Kudus dalam seluruh pasal! Jelas sekali bahwa manusia ini tidak hidup ”di dalam Roh”, tetapi ”di dalam daging”. Bagi umat kristen, untuk memahami Roma 7 demi kenyamanan saat ia ”dikalahkan”, jika demikian bukan jadi alasan meskipun terkadang dia “menjadi bagian” disana

Begitu luar biasa, setelah Paulus menyimpulkan pendapatnya tentang Hukum Taurat, dosa dan daging di dalam Roma 7:7-25, paulus segera meringkas semuanya sekali lagi pengertian tentang ”dua alam”: ”Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman lagi bagi mereka yang didalam Kristus Yesus. Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat, karena tidak berdaya oleh daging, telah dilakukan Allah dengan jalan mengutus anaknya sendiri dalam daging yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, Supaya tuntutan hukum taurat digenapi di dalam kita yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh” (Rom 8:1-4)

Ayat-ayat ini sebagai pernyataan yang dikembangkan dengan sederhana oleh Rasul Paulus di awal pendahuluan Bab di dalam Roma 7:5-6. Perhatikan bahwa pada ayat 4, umat kristiani digambarkan sebagai mereka ”yang tidak berjalan menurut daging, tetapi menurut Roh”. Sebagaimana kita perhatikan sebelumnya dalam hubungannya dengan ayat 5, ini bukanlah sebuah desakan, tetapi pernyataan fakta. Ini juga bukanlah gambaran orang-orang kristen yang sudah lebih maju, tetapi ini adalah cara hidup umat kristen pada umumnya. (Roma 8:14 ”Semua orang yang dipimpin oleh Roh adalah anak Allah). Ayat-ayat yang menunjuk pada ringkasan ini ada di Roma 8:5-14, meneruskan diskusi Rasul Paulus mengenai ”daging” dan ”Roh” seperti yang telah dijelaskan sebelumnya diatas. Ikuti: Global Booked
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url