Berjalan Dalam Hikmat Yang Sejati

 Berjalan Dalam Hikmat Yang Sejati

Pendahuluan

Hikmat merupakan salah satu tema utama dalam Alkitab. Dalam Perjanjian Lama, hikmat sering dikaitkan dengan takut akan Tuhan:

"Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." (Amsal 9:10, AYT)

Sementara dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus menekankan pentingnya hidup dalam hikmat:

"Karena itu, perhatikanlah dengan saksama bagaimana kamu hidup, jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang bijaksana." (Efesus 5:15, AYT)

Dalam perspektif teologi Reformed, berjalan dalam hikmat bukan hanya soal kecerdasan atau pengambilan keputusan yang tepat, tetapi tentang hidup yang dikendalikan oleh firman Tuhan dan anugerah-Nya. Artikel ini akan mengulas konsep berjalan dalam hikmat berdasarkan ajaran Alkitab dan pandangan beberapa teolog Reformed.

1. Definisi Hikmat dalam Alkitab

Dalam Alkitab, hikmat bukan sekadar pengetahuan atau kepandaian intelektual, tetapi berkaitan dengan cara hidup yang selaras dengan kehendak Allah.

a. Hikmat dalam Perjanjian Lama

  • Takut akan Tuhan sebagai dasar hikmat (Amsal 1:7, 9:10)
  • Hikmat sebagai anugerah Allah (2 Tawarikh 1:10 – permohonan Salomo)
  • Hikmat yang menghasilkan kehidupan benar (Mazmur 119:105)

b. Hikmat dalam Perjanjian Baru

  • Kristus adalah hikmat sejati (1 Korintus 1:30)
  • Hikmat berasal dari Roh Kudus (Yakobus 3:17)
  • Hikmat dalam kehidupan sehari-hari (Efesus 5:15-16)

John Calvin dalam komentarnya terhadap Amsal 9:10 menyatakan bahwa "hikmat sejati hanya ditemukan dalam takut akan Tuhan, karena hanya dalam hubungan yang benar dengan-Nya kita dapat memahami kehidupan dengan benar."

2. Kristus: Hikmat Allah bagi Kita

a. Kristus sebagai Hikmat yang Menyelamatkan

Rasul Paulus dalam 1 Korintus 1:30 menyatakan bahwa Kristus telah menjadi hikmat bagi kita:

"Tetapi oleh-Nya, kamu berada dalam Kristus Yesus, yang telah menjadi hikmat bagi kita dari Allah, yaitu kebenaran, pengudusan, dan penebusan."

Ini menunjukkan bahwa hikmat sejati bukan hanya sekadar kebijaksanaan moral, tetapi juga pengenalan akan Kristus sebagai Juruselamat.

Herman Bavinck, seorang teolog Reformed, menulis dalam Reformed Dogmatics bahwa "Kristus bukan hanya membawa hikmat kepada manusia, tetapi Dia sendiri adalah hikmat itu. Dalam Dia, kita melihat kehendak Allah yang sempurna dan jalan keselamatan yang sejati."

b. Hikmat Kristus Mengalahkan Hikmat Dunia

Paulus menegaskan bahwa hikmat dunia berbeda dari hikmat Allah:

"Sebab, hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah, karena ada tertulis: 'Dia yang menangkap orang bijak dalam kelicikan mereka.'" (1 Korintus 3:19, AYT)

Charles Spurgeon menambahkan bahwa "hikmat dunia tampaknya masuk akal bagi manusia, tetapi pada akhirnya membawa kepada kebinasaan. Hanya hikmat dari Kristus yang dapat menuntun manusia kepada kehidupan kekal."

3. Ciri-Ciri Orang yang Berjalan dalam Hikmat

Seorang yang berjalan dalam hikmat akan menunjukkan beberapa ciri khas dalam hidupnya:

a. Hidup dalam Takut akan Tuhan

Takut akan Tuhan bukan berarti ketakutan yang membuat seseorang menjauh dari-Nya, tetapi rasa hormat yang mendalam dan ketaatan yang tulus.

"Hendaklah kamu takut akan TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya, berpegang teguh kepada-Nya, dan bersumpah demi nama-Nya." (Ulangan 10:20, AYT)

Jonathan Edwards dalam khotbahnya menekankan bahwa "takut akan Tuhan adalah fondasi dari semua kebijaksanaan yang sejati. Tanpa rasa hormat kepada-Nya, semua hikmat manusia hanyalah ilusi."

b. Mengandalkan Firman Tuhan

Orang yang berhikmat akan membiarkan firman Tuhan menjadi pedoman utama dalam hidupnya:

"Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105, AYT)

John Piper menyatakan bahwa "hidup yang dipimpin oleh firman Tuhan adalah hidup yang penuh hikmat. Tanpa firman, kita akan tersesat dalam kebodohan dunia."

c. Berjalan dalam Roh Kudus

Hikmat sejati datang dari Roh Kudus, bukan dari akal manusia saja. Rasul Paulus berkata:

"Tetapi hikmat yang dari atas pertama-tama adalah murni, lalu pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik." (Yakobus 3:17, AYT)

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa "hanya melalui pekerjaan Roh Kudus kita dapat memperoleh hikmat sejati. Hikmat dunia akan selalu berusaha untuk menyingkirkan Allah, tetapi hikmat yang sejati membawa kita lebih dekat kepada-Nya."

d. Menggunakan Waktu dengan Bijaksana

Hikmat juga ditunjukkan dalam cara seseorang menggunakan waktunya:

"Karena itu, perhatikanlah dengan saksama bagaimana kamu hidup, jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang bijaksana, yang memanfaatkan waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:15-16, AYT)

John Calvin berkomentar bahwa "waktu adalah anugerah Allah, dan mereka yang bijaksana akan menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk mengejar kesia-siaan dunia."

4. Berjalan dalam Hikmat di Tengah Dunia yang Gelap

Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk hidup dalam hikmat di tengah dunia yang penuh kejahatan dan kebodohan.

a. Tidak Mengikuti Arus Dunia

"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan akal budimu, sehingga kamu dapat membuktikan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya, dan yang sempurna." (Roma 12:2, AYT)

Francis Schaeffer, seorang teolog Reformed, menyatakan bahwa "orang Kristen harus memiliki pola pikir yang berbeda dari dunia. Jika kita hidup seperti dunia, kita akan kehilangan hikmat yang diberikan oleh Tuhan."

b. Mengutamakan Kehidupan Rohani daripada Materi

"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33, AYT)

A.W. Tozer mengatakan bahwa "hikmat sejati tidak mencari kekayaan dunia, tetapi mencari kekayaan dalam Kristus."

c. Memimpin Keluarga dalam Hikmat

Sebagai pemimpin dalam keluarga, seorang pria Kristen harus berjalan dalam hikmat untuk membimbing istri dan anak-anaknya.

"Didiklah seorang anak sesuai dengan jalan yang seharusnya baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang darinya." (Amsal 22:6, AYT)

Matthew Henry menekankan bahwa "keluarga yang dibangun di atas dasar hikmat Tuhan akan bertahan di tengah badai dunia ini."

Kesimpulan

Berjalan dalam hikmat bukan hanya berarti memiliki akal budi yang tajam, tetapi hidup dalam takut akan Tuhan, dipimpin oleh Roh Kudus, dan mengikuti firman-Nya.

Dalam teologi Reformed, hikmat sejati tidak ditemukan dalam kebijaksanaan manusia, tetapi dalam Kristus sebagai pusat dari segala hikmat. Oleh karena itu, kita harus hidup dengan prinsip soli Deo gloria – segala sesuatu yang kita lakukan harus untuk kemuliaan Tuhan.

Ringkasan Pelajaran Utama:

✅ Hikmat sejati berasal dari takut akan Tuhan (Amsal 9:10)
✅ Kristus adalah sumber hikmat yang sejati (1 Korintus 1:30)
✅ Hidup yang berhikmat ditandai dengan ketaatan pada firman Tuhan
✅ Orang Kristen dipanggil untuk berjalan dalam hikmat di tengah dunia yang gelap

Kiranya kita terus berusaha hidup dalam hikmat yang sejati dengan menaruh iman kita kepada Kristus dan membiarkan Roh Kudus menuntun langkah kita setiap hari.

"Berdoalah mohon Roh Kudus memberikan pengertian ketika kita melakukan studi Alkitab. AI hanya alat yang hasilnya harus dibandingkan kembali dengan Alkitab."

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url