BERDANDAN DALAM PERSPEKTIF IMAN KRISTEN

Pdt.Samuel T. Gunawan,M.Th.
BERDANDAN DALAM PERSPEKTIF IMAN KRISTEN

BERDANDAN DALAM PERSPEKTIF IMAN KRISTEN. “Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal”
(1 Timotius 2:9).

PENDAHULUAN

Berdandan adalah aktivitas yang sangat manusiawi dan wajar, tetapi bersifat privasi (pribadi). Namun karena berdandan merupakan wilayah privatif bagi setiap orang, maka perlu memperhatikan dua hal berikut ini: 

(1) Kita harus menjalankan kehidupan secara bebas dan bertanggung jawab. Artinya tidak ada kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa bertanggung jawab. Demikian juga sebaliknya, tidak ada tanggung jawab tanpa kebebasan di dalamnya (Kejadian 2:16-17). Demikian juga dalam hal berdandan, kita memang bebas, tetapi bebas yang bertanggung jawab, baik kepada Tuhan maupun sesama; 

(2) Kita harus menjalankan kehidupan secara wajar. Artinya, kita perlu berpikir, berkata-kata, bekerja, belajar, dan bertingkah laku, yang hendaknya secara wajar. Demikian juga dengan berdandan, hendaklah dilakukan secara wajar.

TUJUAN BERDANDAN 

Ada berbagai alasan orang berdandan. Pada umumnya tujuan orang berdandan adalah: (1) Agar terlihat tetap awet muda; (2) Meningkatkan percaya diri; (3) Mengembangkan eksepresi (estetika) diri; (4) Agar penampilan lebih menarik; (5) Karena menghargai hidup sebagai anugerah dari Tuhan. (6) Mencari sensasi; (7) Agar dipuji (ingin mendapatkan sanjungan. 

Saya bisa setuju pada tujuan umum berdandan untuk point (1) s.d. (5) di atas, tetapi menolak tujuan (6) dan (7) di atas karena dapat berakibat merusak, bahkan menghancurkan. Lalu, apakah sebenarnya tujuan orang Kristen berdandan menurut perspektif Alkitab? Saya mencatat paling sedikit ada tiga, yaitu: (1) Menutupi ketelanjangan (aurat); (2) Merawat tubuh; (3) Memuliakan Allah.

1. Tindakan belas kasih Allah pertama kepada manusia setelah kejatuhan adalah dengan menyediakan pakaian untuk menutup ketelanjangan mereka dan agar mereka tidak terlalu rentan terhadap cuaca dan keganasan alam akibat kutuk kejatuhan (Bandingkan Kejadian 3:7; 2:21-25). Sampai hari ini, pakaian adalah suatu berkat untuk menjaga tubuh dan privasi yang dimiliki. 

2. Tubuh adalah ciptaan Allah yang segambar denganNya. Manusia disebut gambar Allah (Kejadian 1:26-27; 2:7; Roma 8.28). Karena tubuh manusia adalah gambar Allah yang diciptakanNya maka tubuh itu perlu dirawat dan didandani dengan baik. Setelah ditebus, tubuh tubuh orang percaya adalah tempat kediaman Roh Kudus (1 Korintus 3:16; 6:19).

3. Kita harus memahami bahwa tujuan hidup kita adalah untuk kemuliaan Tuhan (Roma 11:33-36). Arah tujuan kita di dunia ini adalah Tuhan, Sang Pencipta. Apapun yang kita lakukan haruslah untuk memuliakan Tuhan. Rasul Paulus mengatakan, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Korintus 10:31). Ini berarti memuliakan Tuhan termasuk dengan cara berdandan dan merawat tubuh (Bandingkan 1 Korintus 6:20; Bandingkan Roma 13:14).

Selain tiga tujuan tersebut di atas, untuk mereka yang sudah menikah, tujuan berdandan perlu ditambahkan, yaitu: (4) untuk membahagiakan pasangan mereka dan memelihara keharmonisan rumah tangga. Telah terjadi kesalahan dari banyak pasangan suami istri tentang tujuan berdandan. Banyak dari mereka berdandan bukan untuk pasangan mereka tetapi justru agar dipuji oleh orang lain, seperti atasan, rekan kerja, atau tetangga. 

Sebenarnya, merupakan suatu anugerah bagi suami dan istri apabila mereka bisa memandang pasangan mereka sebagai sosok yang menyenangkan dan mendatangkan kebahagian. Salah satu cara yang dapat dilakukan pasangan suami istri adalah dengan cara berdandan yang terbaik bagi pasangan mereka, bukan bagi orang lain.

BERDANDAN DAN GODAAN

Ada dua sikap ekstrem yang sama kelirunya perlu dihindari dalam hal berdandan, yaitu: (1) Pertapa yang menolak kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk berdandan dan merawat tubuh; dan (2) Bersolek dengan penampilan vulgar, dan menyalahgunakan kesempatan yang diberikan Allah dengan berdandan untuk tujuan menarik perhatian dan membangkitkan hawa nafsu orang lain. 

Karena itu, secara khusus bagi wanita, agar membiasakan diri memakai pakaian yang sopan. Jangan memakai pakaian KTP (ketat, tipis, pendek), atau pakaian T3 (transparan, terbelah, dan terbuka) walaupun dengan alasan sedang mode (modis). Karena secara sadar atau tidak dapat menggoda kaum pria untuk berdosa melalui penglihatan dan pikiran yang berorientasi seksual atau perzinahan. Alkitab menasihatkan “Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal” (1 Timotius 2:9). 

Segala pemberian Allah yang baik kepada manusia dapat dirusak oleh kesia-siaan kita. Pameran betis, model rambut, atau eksploitasi pria dan wanita dengan busana minim (bikini) akan menjadi suatu kejahatan jika semuanya itu menggantikan pengharapan kita pada kemurahan hati Allah atau mengalihkan kita dari kasih yang tulus kepada sesama. Dandanan semacam itu berbau busuk di hadapan Allah (Yesaya 3:16-26; 1 Petrus 3:1-12). 

Jika seseorang karena mengikuti mode berkeinginan bisa memajang dirinya sebagai konsumen yang menarik perhatian dengan berpakaian vulgar dan sensual, maka pakaian itu telah menyingkapkan isi hatinya yang kurang mensyukuri anugerah dan kemurahan Tuhan.

PETUNJUK PRAKTIS BERDANDAN

Tips perihal penampilan dalam berdandan: 

(1) Membiasakan berpakaian sesuai situasi (Berpakaian di rumah tentu berbeda dengan berpakaian di tempat kerja; Berpakaian ke tempat pesta berbeda dengan berpakaian di tempat perkabungan); 

(2) Perlu memperhatikan model dan keserasian dengan bentuk tubuh: Ukuran pakaian disesuaikan (kurus, jangkung, gemuk, pendek); jenis bahan dan motif pakaian (sesuaikan dengan bentuk tubuh); Corak warna (sesuaikan dengan warna kulit); 

(3) Pemakaian alat-alat kecantikan atau kosmetik (Pewarna bibir, pipi, dan alis, serta bedak) perlu cermat dan diatur sesuai dengan bentuk wajah, bentuk bibir dan sebagainya, agar tidak berlebihan tetapi wajar dan terlihat alami; 

(4) Pemilihan dan pemakaian parfum juga perlu diperhatikan agar tidak terlalu berlebihan; 

(5) Boleh mengikuti trend atau mode asalkan tetap sopan dan sesuai dengan kemampuan keuangan. Pakaian dan alat kosmetik tidak harus mahal, tetapi pantas dan cocok dengan wajah, betuk tubuh dan kondisi keuangan kita.

PENUTUP

Orang Kristen perlu mengucap syukur kepada Allah karena diberi kesempatan untuk berdandan dengan menggunakan pakaian (katun, rami halus, atau lenan, wol, kulit, dan bulu binatang) untuk melindungi diri dan privasi dari segala yang jahat. Kita juga perlu mengucap syukur untuk kosmetik yang membantu untuk merawat dan memelihara tubuh dan penampilan kita. 

Melalui berdandan secara wajar dan bertanggung jawab kita dapat memperlihatkan kepada sesama bahwa secara jasmani kita adalah laki-laki dan perempuan yang saleh dan takut akan Tuhan, yang mewarisi kemuliaanNya.BERDANDAN DALAM PERSPEKTIF IMAN KRISTEN
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url