Keselamatan: Undangan dari Allah yang Sudah Siap (Lukas 14:15-24)
Saat kita membahas tema undangan, sering kali kita berpikir tentang acara pesta, pernikahan, atau resepsi yang akan datang. Tetapi perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus dalam kitab Lukas, pasal 14 ayat 15-24, membawa kita pada makna yang lebih dalam tentang undangan. Mari kita menjelajahi pesan yang terkandung dalam perumpamaan ini.
I) Undangan diberikan pada saat pesta sudah siap.
Pada saat itu, ketika seseorang merencanakan sebuah pesta, undangan biasanya sudah dikirimkan jauh sebelum pesta tersebut dilaksanakan. Undangan tersebut berisi informasi mengenai tempat dan tanggal pesta, tetapi jam pesta tidak diungkapkan. Ini adalah tugas tuan rumah untuk mengatur segala persiapan yang diperlukan sebelum tamu datang.
Perumpamaan ini mencerminkan bagaimana Allah telah menyiapkan keselamatan bagi kita. Keselamatan ini sudah siap sejak lama dan merupakan bukti dari kasih-Nya yang tak terhingga. Ada tiga indikasi kuat bahwa keselamatan sudah siap:
Pada saat itu, ketika seseorang merencanakan sebuah pesta, undangan biasanya sudah dikirimkan jauh sebelum pesta tersebut dilaksanakan. Undangan tersebut berisi informasi mengenai tempat dan tanggal pesta, tetapi jam pesta tidak diungkapkan. Ini adalah tugas tuan rumah untuk mengatur segala persiapan yang diperlukan sebelum tamu datang.
Perumpamaan ini mencerminkan bagaimana Allah telah menyiapkan keselamatan bagi kita. Keselamatan ini sudah siap sejak lama dan merupakan bukti dari kasih-Nya yang tak terhingga. Ada tiga indikasi kuat bahwa keselamatan sudah siap:
1) Yesus di kayu salib
Yesus mengucapkan kata-kata penting, "Sudah selesai," ketika Ia berada di kayu salib (Yohanes 19:30). Di sana, Ia mengalami penderitaan yang tak terbayangkan, disalibkan, dan mengalami kematian demi menebus dosa-dosa kita. Ketika Ia berkata "sudah selesai," itu berarti keselamatan kita telah diselesaikan sepenuhnya. Kita hanya perlu menerimanya sebagai anugerah.
Yesus mengucapkan kata-kata penting, "Sudah selesai," ketika Ia berada di kayu salib (Yohanes 19:30). Di sana, Ia mengalami penderitaan yang tak terbayangkan, disalibkan, dan mengalami kematian demi menebus dosa-dosa kita. Ketika Ia berkata "sudah selesai," itu berarti keselamatan kita telah diselesaikan sepenuhnya. Kita hanya perlu menerimanya sebagai anugerah.
2) Kebangkitan Yesus dari kematian
Ketika Yesus bangkit dari kematian, Ia mengalahkan kuasa maut dan dosa. Ini menegaskan bahwa Yesus telah menyelesaikan pekerjaan-Nya untuk memberikan keselamatan kepada manusia. Upah dosa adalah maut, dan kebangkitan-Nya adalah bukti bahwa dosa telah dihapuskan (Roma 6:23).
Ketika Yesus bangkit dari kematian, Ia mengalahkan kuasa maut dan dosa. Ini menegaskan bahwa Yesus telah menyelesaikan pekerjaan-Nya untuk memberikan keselamatan kepada manusia. Upah dosa adalah maut, dan kebangkitan-Nya adalah bukti bahwa dosa telah dihapuskan (Roma 6:23).
3) Kenaikan Yesus ke surga
Yesus datang ke dunia untuk melaksanakan tugas-Nya dalam membereskan dosa manusia. Kenaikan-Nya ke surga menunjukkan bahwa tugas itu sudah selesai. Yesus diterima kembali oleh Bapa, menunjukkan bahwa keselamatan kita telah dipastikan.
Semua ini mengingatkan kita bahwa keselamatan kita sudah siap, dan kita hanya perlu menerima undangan itu dengan hati yang terbuka.
Yesus datang ke dunia untuk melaksanakan tugas-Nya dalam membereskan dosa manusia. Kenaikan-Nya ke surga menunjukkan bahwa tugas itu sudah selesai. Yesus diterima kembali oleh Bapa, menunjukkan bahwa keselamatan kita telah dipastikan.
Semua ini mengingatkan kita bahwa keselamatan kita sudah siap, dan kita hanya perlu menerima undangan itu dengan hati yang terbuka.
II) Ada penolakan terhadap undangan (Lukas 14:18-20).
Dalam perumpamaan ini, ada orang-orang yang telah menerima undangan pertama dan berjanji untuk datang ke pesta. Namun, ketika pesta sudah siap, mereka menolak dengan berbagai alasan. Beberapa menolak dengan sopan, sementara yang lain menolak dengan kasar.
Hal ini mencerminkan realitas dalam dunia rohani di mana banyak orang tampaknya ingin datang kepada Yesus, tetapi ketika dihadapkan pada keputusan untuk percaya dan menerima-Nya sebagai Juru selamat, mereka menolak, baik dengan sopan maupun dengan sikap kasar.
Dalam perumpamaan ini, ada orang-orang yang telah menerima undangan pertama dan berjanji untuk datang ke pesta. Namun, ketika pesta sudah siap, mereka menolak dengan berbagai alasan. Beberapa menolak dengan sopan, sementara yang lain menolak dengan kasar.
Hal ini mencerminkan realitas dalam dunia rohani di mana banyak orang tampaknya ingin datang kepada Yesus, tetapi ketika dihadapkan pada keputusan untuk percaya dan menerima-Nya sebagai Juru selamat, mereka menolak, baik dengan sopan maupun dengan sikap kasar.
Alasan-alasan penolakan:
1. Lukas 14:18: Alasan yang Berkaitan dengan Kepemilikan: Alasan pertama tamu berhubungan dengan kepemilikan baru, yaitu ladang yang baru saja dibeli. Dalam kehidupan kita, kepemilikan duniawi dan ambisi bisa menjadi hambatan untuk menerima keselamatan.
2. Lukas 14: 19: Alasan yang Berkaitan dengan Pekerjaan: Alasan kedua tamu berhubungan dengan pekerjaan, karena telah membeli lembu. Tuntutan karier atau profesi seseorang dapat menghambat komitmen spiritual.
3. Lukas 14: 20: Alasan yang Berkaitan dengan Keluarga: Tamu ketiga mengacu pada pernikahan yang baru saja dilangsungkan. Kewajiban dan hubungan keluarga kadang-kadang lebih didahulukan daripada mengikuti Kristus.
Ketika undangan ditolak oleh yang pertama, tuan rumah memerintahkan untuk pergi ke jalan-jalan dan memperluas undangan kepada semua orang yang mereka temui, baik yang baik maupun yang buruk. Hal ini mencerminkan misi Yesus untuk memberitakan Injil kepada semua orang, tidak hanya kepada orang-orang yang dianggap saleh oleh masyarakat.
1. Lukas 14:18: Alasan yang Berkaitan dengan Kepemilikan: Alasan pertama tamu berhubungan dengan kepemilikan baru, yaitu ladang yang baru saja dibeli. Dalam kehidupan kita, kepemilikan duniawi dan ambisi bisa menjadi hambatan untuk menerima keselamatan.
2. Lukas 14: 19: Alasan yang Berkaitan dengan Pekerjaan: Alasan kedua tamu berhubungan dengan pekerjaan, karena telah membeli lembu. Tuntutan karier atau profesi seseorang dapat menghambat komitmen spiritual.
3. Lukas 14: 20: Alasan yang Berkaitan dengan Keluarga: Tamu ketiga mengacu pada pernikahan yang baru saja dilangsungkan. Kewajiban dan hubungan keluarga kadang-kadang lebih didahulukan daripada mengikuti Kristus.
Hal-hal ini, seperti milik, pekerjaan, dan keluarga, sering menjadi penghalang bagi seseorang untuk menerima keselamatan. Kadang-kadang alasan-alasan ini dapat menjadi prioritas yang salah.
III) Sikap orang yang mengadakan pesta.
Tuan rumah dalam perumpamaan ini merasakan murka ketika undangannya ditolak. Ini mencerminkan sikap Allah ketika undangannya untuk menerima keselamatan ditolak. Ini bukanlah sikap netral; itu adalah hukuman, yang pada akhirnya mengarah pada penolakan dari hadirat-Nya.
Namun, Allah tidak ingin seorang pun untuk hilang. Dia ingin semua orang datang kepada-Nya (2 Petrus 3:9). Itulah sebabnya Dia mengirimkan pelayan-Nya untuk mengundang semua orang, baik yang baik maupun yang buruk, untuk datang kepada-Nya (Lukas 14:21). Itu adalah pengajaran tentang kasih dan belas kasih Allah yang tak terbatas.
Tuan rumah dalam perumpamaan ini merasakan murka ketika undangannya ditolak. Ini mencerminkan sikap Allah ketika undangannya untuk menerima keselamatan ditolak. Ini bukanlah sikap netral; itu adalah hukuman, yang pada akhirnya mengarah pada penolakan dari hadirat-Nya.
Namun, Allah tidak ingin seorang pun untuk hilang. Dia ingin semua orang datang kepada-Nya (2 Petrus 3:9). Itulah sebabnya Dia mengirimkan pelayan-Nya untuk mengundang semua orang, baik yang baik maupun yang buruk, untuk datang kepada-Nya (Lukas 14:21). Itu adalah pengajaran tentang kasih dan belas kasih Allah yang tak terbatas.
IV) Undangan diperluas (Lukas 14:21-24).
Ketika undangan ditolak oleh yang pertama, tuan rumah memerintahkan untuk pergi ke jalan-jalan dan memperluas undangan kepada semua orang yang mereka temui, baik yang baik maupun yang buruk. Hal ini mencerminkan misi Yesus untuk memberitakan Injil kepada semua orang, tidak hanya kepada orang-orang yang dianggap saleh oleh masyarakat.
Pesan penting dari perumpamaan ini:
1. Keselamatan sudah siap untuk semua orang.
2. Penolakan undangan keselamatan adalah tindakan serius.
3. Allah mengundang semua orang untuk datang kepada-Nya, baik yang baik maupun yang buruk.
4. Kita harus menerima undangan ini dengan hati yang tulus dan bersyukur.
Jadi, undangan keselamatan telah diberikan kepada kita oleh Allah. Pesta keselamatan sudah siap, dan kita diundang untuk datang. Pertanyaannya adalah, apakah kita akan menerima undangan ini dengan hati yang tulus? Ingatlah bahwa keselamatan adalah anugerah, dan kita hanya perlu menerimanya melalui iman kepada Yesus Kristus. Jangan menolak undangan-Nya, karena itu adalah undangan terpenting dalam hidup kita.
V) Kesempatan dan Konsekuensi
Perumpamaan ini mengajarkan tentang pentingnya merespons undangan Allah dengan segera. Keselamatan adalah anugerah yang tak ternilai, tetapi itu juga berkaitan dengan kesempatan dan konsekuensi. Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
Jadi, undangan keselamatan telah diberikan kepada kita oleh Allah. Pesta keselamatan sudah siap, dan kita diundang untuk datang. Pertanyaannya adalah, apakah kita akan menerima undangan ini dengan hati yang tulus? Ingatlah bahwa keselamatan adalah anugerah, dan kita hanya perlu menerimanya melalui iman kepada Yesus Kristus. Jangan menolak undangan-Nya, karena itu adalah undangan terpenting dalam hidup kita.
V) Kesempatan dan Konsekuensi
Perumpamaan ini mengajarkan tentang pentingnya merespons undangan Allah dengan segera. Keselamatan adalah anugerah yang tak ternilai, tetapi itu juga berkaitan dengan kesempatan dan konsekuensi. Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Kesempatan Terbatas: Kehidupan ini singkat, dan kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput. Itu sebabnya penting untuk tidak menunda-nunda tanggapan terhadap undangan Allah. Menunggu bisa berarti kehilangan kesempatan yang berharga.
2. Keselamatan Eksklusif: Keselamatan datang melalui iman kepada Yesus Kristus. Hanya dengan menerima-Nya sebagai Juru selamat kita, kita dapat memperoleh keselamatan dan hubungan yang benar dengan Allah. Ini adalah undangan eksklusif yang tidak boleh kita abaikan.
3. Konsekuensi Penolakan: Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa penolakan undangan Allah berdampak serius. Tidak ada jaminan bahwa undangan akan diperpanjang kembali setelah ditolak. Ini adalah peringatan tentang konsekuensi keputusan kita.
VI) Tanggapan yang Bijaksana
Bagaimana kita seharusnya merespons undangan keselamatan ini dengan bijaksana? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita ambil:
Bagaimana kita seharusnya merespons undangan keselamatan ini dengan bijaksana? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita ambil:
1. Terima Undangan dengan Sukacita: Ketika kita menyadari berkat besar yang telah Allah siapkan untuk kita, kita akan menerima undangan-Nya dengan hati yang bersyukur dan sukacita.
2. Jangan Tunda-tunda: Jangan menunda keputusan untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat. Keselamatan tersedia sekarang, dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok.
3. Abadikan Prioritas: Jangan biarkan hal-hal duniawi seperti harta, pekerjaan, atau keluarga menjadi penghalang untuk menerima keselamatan. Allah harus menjadi prioritas utama dalam hidup kita.
4. Sampaikan Undangan: Setelah kita menerima keselamatan, kita memiliki tanggung jawab untuk membagikan Injil kepada orang lain. Kita bisa menjadi pelayan yang membantu memperluas undangan Allah kepada semua orang.
Kesimpulan
Perumpamaan tentang undangan dalam kitab Lukas mengajarkan kita banyak hal tentang keselamatan, kesempatan, dan konsekuensi. Undangan Allah untuk datang kepada-Nya adalah anugerah yang sudah disiapkan dengan sempurna melalui karya Yesus di kayu salib, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya ke surga. Tidak ada yang boleh menunda-nunda atau menolak undangan ini dengan sembarangan. Kita harus meresponsnya dengan hati yang tulus, segera, dan bersukacita. Semoga kita semua merenungkan pesan penting dari perumpamaan ini dan dengan tulus menerima undangan Allah untuk mendapatkan keselamatan yang hanya dapat ditemukan dalam Yesus Kristus. Amin
Perumpamaan tentang undangan dalam kitab Lukas mengajarkan kita banyak hal tentang keselamatan, kesempatan, dan konsekuensi. Undangan Allah untuk datang kepada-Nya adalah anugerah yang sudah disiapkan dengan sempurna melalui karya Yesus di kayu salib, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya ke surga. Tidak ada yang boleh menunda-nunda atau menolak undangan ini dengan sembarangan. Kita harus meresponsnya dengan hati yang tulus, segera, dan bersukacita. Semoga kita semua merenungkan pesan penting dari perumpamaan ini dan dengan tulus menerima undangan Allah untuk mendapatkan keselamatan yang hanya dapat ditemukan dalam Yesus Kristus. Amin