Segar dalam Roh: Keluar dari Rutinitas Spiritual (Markus 1:35)
"ππππ-ππππ πππππ, π€πππ‘π’ βπππ πππ πβ πππππ, πΌπ πππππ’π πππ πππππ ππ ππ’ππ. πΌπ πππππ ππ π‘πππππ‘ π¦πππ π π’ππ¦π πππ ππππππ ππ π πππ." (Markus 1:35)
Dalam hidup ini, kita kerap dihadapkan kepada pola kegiatan berulang setiap hari alias rutinitas. Bangun pada jam yang sama, bersiap-siap dengan durasi yang sama, bekerja dalam panjang waktu yang sama dan kemudian pulang lalu beristirahat. Keesokan hari itu akan berulang kecuali di hari Minggu atau libur. Terkadang hari Minggu dan libur itu pun dipakai dengan rutinitas yang sama, seperti membawa anak-anak bermain atau beristirahat panjang seharian di rumah, atau bagi yang rajin beribadah, tentunya pergi ke gereja.Ada kalanya kejenuhan terhadap pola berulang ini muncul, dan itu wajar, karena kita memang diciptakan bukan sebagai robot terprogram. Dalam hal kerohanian ada kalanya kejenuhan pun muncul ketika kita berdoa, bersaat teduh dan bentuk-bentuk ibadah lainnya terus menerus dengan cara dan pola yang sama. Oleh karena itu ada saat dimana kita perlu keluar dari rutinitas dalam berhubungan dengan Tuhan.
Dalam dunia pekerjaan, kadang sebuah perusahaan akan memberikan waktu cuti agar performa para pegawai bisa kembali segar setelah jenuh bekerja sepanjang tahun. Rutinitas dalam pekerjaan itu bisa menurunkan produktifitas dan kualitas, dan untuk itulah liburan atau setidaknya cuti diperlukan bagi orang yang bekerja. Sebuah rutinitas yang terpola dan dilakukan dengan cara yang sama terus menerus bisa membuat kita merasa bosan dan tidak lagi bersemangat dalam melakukannya.
Rutinitas dalam berbagai aspek kehidupan bisa seperti itu, dan dalam hal kerohanian pun kita bisa mengalami hal yang sama. Bangun pagi dan bersaat teduh, sebelum mulai mengerjakan aktivitas sehari-hari rutin dilakukan banyak orang percaya yang mengerti pentingnya meluangkan waktu secara khusus untuk bersekutu dengan Tuhan. Kerinduan dan kasih kepada Allah akan selalu membuat saat teduh ini begitu dinikmati.
Namun ketika kita terus rutin berulang-ulang setiap hari, terkadang kita bisa terjebak pada sebuah pola rutinitas, yang suatu ketika bisa membuat kita mulai merasa jenuh dan mengalami stagnasi dalam pertumbuhan iman. Tentu saja bukan saat teduhnya yang salah, karena itu merupakan sesuatu yang sangat baik dan penting untuk dilakukan, namun sifat manusia yang akan merasa jenuh ketika melakukan sesuatu secara rutin dan terpola bisa membuat kita mulai kehilangan sesuatu ketika kita mengambil waktu untuk berdoa. Jangan-jangan isi doa pun berisi perulangan yang persis sama. Lama-kelamaan berdoa pun bukan lagi didasari oleh kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan secara pribadi namun menjadi sebuah kebiasaan semata yang harus dilakukan dalam waktu yang sama. Karena itulah terkadang kita butuh saat-saat dimana kita perlu membuat variasi dalam bersekutu dengan Tuhan.
Sangatlah menarik jika memperhatikan bahwa Yesus beberapa kali terlihat memilih untuk menyepi ketika hendak berdoa. Ayat perenungan kita kali ini menggambarkan hal itu. "ππππ-ππππ πππππ, π€πππ‘π’ βπππ πππ πβ πππππ, πΌπ πππππ’π πππ πππππ ππ ππ’ππ. πΌπ πππππ ππ π‘πππππ‘ π¦πππ π π’ππ¦π πππ ππππππ ππ π πππ." (Markus 1:35). Atau dalam kesempatan lain di malam hari: "π·ππ π ππ‘πππβ πππππ ππππ¦ππ ππ‘π’ πππ π’ππ’β-ππ¦π ππ’ππππ, πππ π’π ππππ ππ ππ‘ππ ππ’πππ‘ π’ππ‘π’π ππππππ π ππππππ ππππ. πΎππ‘πππ βπππ π π’ππβ πππππ, πΌπ π ππππππππ ππ π ππ‘π’."(Matius 14:23).Yesus mengetahui betapa pentingnya untuk menikmati waktu-waktu bersekutu dengan Bapa tanpa harus terganggu oleh hiruk pikuk sekitarnya atau hal-hal lain yang bisa memecah konsentrasi.
Bersekutu dengan Tuhan, menikmati hadiratNya akan maksimal kita rasakan apabila konsentrasi kita tidak terpecah-pecah dengan apapun yang ada disekitar kita. Hiruk pikuk di sekitar kita bisa membuat itu tidak maksimal, kebosanan akibat rutinitas pun bisa menimbulkan gangguan yang sama dalam menikmati kebersamaan dengan Tuhan. Yang penting adalah kita bisa menemukan tempat atau situasi dimana kita bisa berdoa dengan tenang tanpa gangguan apapun. Bersama Tuhan kita akan memperoleh kekuatan dan sukacita berlimpah yang akan mampu membuat kita lebih kuat dalam menjalani hari-hari yang melelahkan. "πΈπππππ’ πππππππ-π‘πβπ’πππ ππππππππ’ πππππ ππβπππ’πππ; ππ βππππππ-ππ’ πππ π π’πππππ‘π ππππππππβ-πππππβ, ππ π‘πππππ πππππ-ππ’ πππ ππππππ‘ π πππππ‘πππ π." (Mazmur 16:11).
Itulah sebabnya kita harus bisa memaksimalkan waktu dimana kita bisa bersekutu secara pribadi dengan Tuhan. Yesus pun menggambarkan hal ini ketika mengajarkan bagaimana cara berdoa yang baik. "πππ‘πππ ππππ ππππππ’ ππππππ, πππ π’πππβ ππ πππππ πππππππ’, π‘π’π‘π’πππβ ππππ‘π’ πππ ππππππππβ ππππππ π΅πππππ’ π¦πππ πππ ππ π‘πππππ‘ π‘πππ ππππ’ππ¦π. ππππ π΅πππππ’ π¦πππ ππππβππ‘ π¦πππ π‘πππ ππππ’ππ¦π ππππ ππππππππ ππ¦π ππππππππ’." (Matius 6:6). Ini adalah hal yang baik untuk dicermati.
Penting bagi kita untuk mencari sebuah tempat dan situasi dimana kita bisa konsentrasi penuh dalam berdoa tanpa harus terganggu oleh kegiatan yang berjalan di sekitar kita. Mungkin bukan kesibukan dan keributan di sekeliling yang mengganggu kita hari ini, namun rutinitaslah yang mulai membuat kita merasa bosan. Jika itu yang menjadi masalah, itu artinya sudah saatnya bagi kita untuk mencari terobosan atau variasi dalam meluangkan waktu bersama Tuhan.
Keluar dari rutinitas akan membuat kita kembali segar. Mungkin dengan refreshing bersama keluarga, duduk-duduk di bawah pepohonan rindang dengan angin sepoi-sepoi, ditemani sebuah gitar dan makanan/minuman atau camilan yang dibawa dari rumah, lalu bersama-sama memuji Tuhan disana? Atau mungkin duduk di depan rumah, menikmati terbitnya matahari dan kicauan burung sambil merenungkan firman Tuhan? Ini semua bisa membuat kita keluar dari rutinitas yang bisa membuat jenuh, dan membawa kita kembali menikmati keindahan saat-saat bersama Tuhan dengan maksimal.
Tinggalkan sejenak semua masalah pekerjaan, masalah hidup dan hal-hal yang mengganggu pikiran kita dan mari nikmati waktu bersama Tuhan dalam hadiratNya secara khusus. Setelah itu, libatkanlah Tuhan dalam segala sesuatu yang kita lakukan, karena Dia selalu ada beserta kita. Hindari kekeringan rohani yang bisa terjadi akibat kejenuhan dalam rutinitas yang tanpa sadar bisa membuat doa-doa kita hanyalah berupa unsur kebiasaan saja yang penuh dengan perulangan.
Sehari cuma 24 jam, tidak banyak waktu yang bisa kita pakai untuk secara khusus berdialog dengan Tuhan dan mendengar suaraNya. Oleh sebab itu, manfaatkanlah waktu yang ada itu semaksimal mungkin agar bisa mengalami kehidupan penuh sukacita melimpah yang maksimal pula. Amin